Teknologi pertanian

Kalau dulu sekitar pada tahun 1990-an , hampir semua penduduk di desa-desa memelihara binatang ternak seperti kerbau dan sapi, salah satu tujuan utamanya memelihara sapi atau kerbau adalah untuk dimanfaatkan tenaganya untuk membajak sawah.

Lain dulu lain pula sekarang, teknologi pertanian sudah berkembang pesat , kini dikampung-kampung orang memelihara sapi sudah mulai berkurang, kebanyakan penduduk desa memelihara sapi atau kerbau hanya untuk di ambil dagingnya, dan areal tempat mencari rumput juga sudah mulai berkurang karena lahannya banyak dijadikan lapangan golf , lokasi pabrik, perumahan elit dan lain sebagainya, pemeliharaan ternak sapi kini diambil alih oleh orang-orang yang punya modal gede dengan mendirikan peternakan sapi secara besar-besaran, pakannya bukan lagi dengan jalan di gembalakan di padang rumput, tapi di berikan rumput gajah yang memang sengaja ditanam kemudian dihancurkan dengan menggunakan mesin pencacah rumput kemudian setelah ukurannya kecil-kecil barulah dikasihkan pada hewan ternak.

Kita kembali lagi ke kemajuan teknologi pertanian, ada beberapa alat pertanian yang kini sudah sangat pesat perkembangannya seperti :

Traktor sawah



Traktor sawah adalah sebuah mesin yang didesain untuk membajak sawah, traktor sawah yang paling sederhana mempunyai 2 buah roda yang terbuat dari besi baja, dimana setiap roda dilengkapi dengan bilah-bilah agar saat dijalankan di lumpur tidak ambles di lumpur, traktor ini digerakkan oleh sebuah mesin diesel sekitar 5-10 PK , tergantung berapa jumlah garukan tanahnya. Mesin traktor ini dikendalikan oleh seorang pak tani yang berjalan di belakangnya, meskipun saat ini banyak traktor yang beroda 4 dan pak tani naik diatasnya. kini mesin traktor ini sudah bisa ditemui di hampir ke seluruh pelosok negri ini.

Mesin tanam padi



Tidak banyak petani kita yang menggunakan alat penanam padi ini, kalau dulu petani kita menanam padi dengan jalan di tanam sat-satu sambil jalannya mudur , kini berkat kemajuan teknologi pertanian sudah mulai digantikan dengan mesin ini, mesin ini ada yang beroda dua dan ada juga yang sudah menggunakan roda 4, Bibit padi disimpan dibelakangnya, jadi saat mesin ini dijalankan, secara otomatis alat ini menancapkan satu-persatu dari benih padi tersebut. alat in masih belum populer di petani kita.

Pengusir hama wereng/ belalang



Kalau jaman dulu para petani untuk mengusir hama wereng dengan menyemprot satu-persatu batang padi, tapi kini tugas tersebut sudah banyak yang dihgantikan dengan helicopter mini , alat ini bisa dikendalikan dengan remot kontrol, sehingga petani cuman mengontrol dari jarak yang jauh, dan helicopter mini yang sudah dilengkapi dengan alat pembasmi wereng , menyemprot ke arah pada. alat ini masih tergolong mahal sehingga penggunaaanya masih jarang ditemukan di indonesia.


Mesin panen padi



Sekali mesin ini dilewatkan pada batang padi , maka padi yang sudah berbentuk gabah langsung keluar dari alat ini, jadi sekarang tidak usah lagi repot-repot memotong batang padi, mengumpulkan , lalu memukul-mukul batang pada agar gabahnya rontok.

Itulah beberapa alat pertanian yang kini sudah berkembang maju pesat, tenaga manusia dan tenaga ternak sapi kini sudah digantikan dengan tenaga mesin, tinggal kini tugas kita, apakah kita mampu mengoperasikan mesin-mesin tersebut ? ataukah kita akan tersingkirkan oleh mesin-mesin tersebut ? jawabannya ada pada kita.

 

alih fungsi

 

waduuuhhh....................

 

Buat kami tenaga manusia masih tidak tergantikan, karena mesin belum dapat berpikir seperti manusia, seperti kondisi cuaca, campuran pupuk yang tepat dan lain sebagainya. Tenaga sapi memang tergantikan oleh mesin tapi sapi juga punya nilai sendiri dimana tidak perlu menggunakan bahan bakar, meski sapi butuh pakan.

 

Perlu modal besar kalau petani menggunakan teknologi seperti diatas, dikampung saya asalkan petani bisa beli bibit padi, pupuk dan obat hama itu sudah bagus. Banyak petani yang tidak sanggup beli pupuk, karena harganya terlalu mahal, setelah panen, harga padi menurun,,,
Yah begitulah nasib petani kita,,,