Bagaimana Mendeteksi Kerusakan Transmisi Otomatis Konvensional Pada Mobil

Discussion in 'Otomotif' started by Franky Sitepu, Oct 17, 2015.

  1. Franky Sitepu

    Franky Sitepu Member

    Joined:
    Jul 27, 2015
    Messages:
    190
    Likes Received:
    19
    Trophy Points:
    18
    Bagaimana Mendeteksi Kerusakan Transmisi Otomatis Konvensional Pada Mobil

    Seiring dengan semakin bertambanya waktu, mobil transmisi Otomatis makin diminati oleh customer di Indonesia, walau pada awal kemunculannya di Indonesia, transmisi “tanpa pedal kopling” ini kurang diminati. Mitos kurang bandel dan repot dalam hal perawatannya menjadi sebab minimnya penjualan mobil transmisi matik pada masa lalu. Kalau pada masa dulu memang kesan mobil tranmisi otomatis itu ribet dan jika rusak butuh dana yang besar untuk memperbaikinya. Kini kondisi telah berubah, transmisi matik semakin diminati. Kondisi jalan, khususnya di kota besar yang semakin macet membuat transmisi ini dianggap efektif meringankan kerja pengemudi. Saat ini, apalagi customer yang tinggal di perkotaan pasti lebih menyukai transmisi otomatis karena kondisi jalan makin macet dan trend selalu akan terus berubah

    Pembagian Transmisi Otomatis

    Secara umum, transmisi matik terbagi menjadi dua. Transmisi matik dengan roda gigi yang kita kategorikan sebagai transmisi matik konvensional, dan transmisi matik CVT yang menggunakan puli. Transmisi matik konvensional terbagi lagi menjadi dua, mekanis dan elektris. Pada matik konvensional tipe mekanis, perpindahan gigi diatur seutuhnya oleh tekanan oli. Sedangkan pada matik elektris, perpindahan gigi juga masih mengandalkan tekanan oli, namun tekanan oli itu diatur oleh Transmission Control Module (TCM) yang mengolah data dari berbagai sensor di mobil.

    Meski memudahkan dalam hal penggunaan bukan berarti transmisi matik minim dalam hal perawatan. Layaknya sebuah penyakit yang bisa terdeteksi lewat gejala yang ditimbulkan, transmisi matik juga memiliki berbagai gejala yang menandakan adanya sebuah kerusakan. Secara umum, terdapat enam gejala kerusakan transmisi matik konvensional.

    Ada Enam Gejala Kerusakan Transmisi Matik Konvensional.

    1. Perpindahan Gigi Mengentak
    Jika Anda mendapati fenomena jedug atau mobil terasa mengentak ketika dijalankan, Anda patut waspada. “Matik jedug itu gejala kerusakan yang paling sering terjadi pada transmisi matik. Jika Anda mendapati gejala jedug, kemungkinan terjadi kerusakan baik pada sektor mekanis atau elektris. Bila mobil Anda menggunakan matik jenis elektris, cara mendeteksi kerusakannya cukup mudah, tinggal colok engine scanner pada soket OBD, kerusakan pada komponen matik biasanya langsung muncul pada layar engine scanner. Jedug pada matik elektris biasanya akibat dari solenoid pressure atau sensor speed TCM. Jika masih matik manual, biasanya kerusakan terjadi pada sil piston matik yang mulai mengeras sehingga oli matik bocor. Jika sudah bocor, tekanan oli matik akan tidak cukup kuat untuk mengoper gigi pada rpm yang sesuai sehingga gigi berpindah pada rpm yang terlalu tinggi. Sehingga terasa menyentak.

    2. Mobil Bergetar Ketika Mulai Dijalankan
    Hal ini biasanya terjadi akibat kondisi baik plat maupun kampas kopling sudah buruk. Biasanya hal ini terjadi karena kampas kopling gosong. “Permukaan kampas kopling yang gosong itu seperti arang, jadi bisa mudah terkikir ketika bergesekan dengan plat kopling dan menjadi tidak rata,” ujar Holil. Permukaan kampas atau plat kopling yang tidak rata itu seperti kondisi flywheel yang tidak rata pada transmisi manual.

    3. Transmisi Tidak Bisa pindah Dari Gigi Tiga
    Seperti telah dijelaskan di awal, matik konvensional terdiri dari sejumlah rasio gigi transmisi. Jumlahnya bervariasi dari 3 hingga 9-kecepatan. Bagi Anda yang mengalami transmisi matik tidak bisa beranjak naik atau turun dari gigi 3, jangan panik. Kondisi tersebut dinamakan limp mode atau safe mode. Limp mode terjadi karena TCM membaca sejumlah error pada sensor yang berpotensi merusak sistem transmisi. Jadi transmisi mobil hanya bisa di posisi 3 atau netral. Limp mode, biasanya diiringi dengan munculnya lambang engine check di panel instrumen. Jika Anda mengalami limp mode, segera arahkan mobil ke bengkel terdekat untuk diperiksa, sebelum mengalami masalah lebih lanjut.

    4. Tidak Bisa Mundur
    Untuk mendeteksi kerusakan ini pada matik elektris, caranya mudah. “Biasanya kita buat situasi error pada sistem elektrisnya, caranya dengan mencabut beberapa sensor. Jika ternyata mobil jadi bisa mundur, berarti kondisi mekanikal gigi mundurnya tidak rusak,” lanjut Holil bersemangat. Tetapi jika tetap tidak bisa mundur setelah dibuat error, berarti terdapat dua kemungkinan kerusakan. Bisa pada bagian elektrikal atau mekanikal gigi mundur. Jika mobil Anda masih menggunakan matik mekanis, kerusakan ini biasanya terjadi akibat tuas return shift gigi patah atau rasio gigi mundur rusak.

    5. Tidak Bisa Pindah Gigi
    Biasanya kasus ini terjadi ketika Anda tidak bisa memindahkan tuas transmisi dari posisi Park (P) ke posisi lainnya (R, N, D, S, 2, 3). Kondisi ini terlihat mengerikan, ternyata hal ini bisa terjadi karena masalah sepele. Biasanya gejala gigi tidak bisa pindah disebabkan oleh switch rem rusak. Switch rem rusak menyebabkan transmisi matik mendeteksi pengendara tidak menginjak rem, sehingga transmisi tidak bisa berpindah dari posisi Park.

    6. Tuas Transmisi Bisa Digeser, Tapi Gigi Tidak Berpindah
    Hal ini juga disebabkan oleh hal sepele. Masalah itu terjadi, biasanya disebabkan kabel untuk menggeser lengan selektor di girboks putus. Jadi meski tuas transmisi Anda geser, gigi yang Anda inginkan tidak akan bisa didapatkan. Karena lengan selektor girboks tidak ikut bergerak ketika tuas transmisi digeser.

    Jika Transmisi Otomatis mengalami seperti tersebut diatas maka mobil harus segera dibawa ke bengkel atau dicek oleh tenaga bengkel yang mengerti dan tahu untuk memperbaikinya. Ada beberapa tips untuk mencegak kerusaan pada transmisi matik.

    Ada beberapa tips untuk mencegak kerusaan pada transmisi matik, yaitu :

    1. Minimalkan penggunaan transmisi Park (P) ketika mesin dihidupkan. Usahakan jika Anda sedang memanaskan mobil, atau mesin hidup dalam kondisi berhenti gunakanlah transmisi Neutral (N). Karena pada posisi P, tidak ada tekanan oli yang berguna untuk melumasi komponen mekanikal tranmisi matik. Kalau dibiarkan, bushing pompa oli matik bisa rusak.

    2. Gunakan oli matik sesuai rekomendasi. Jangan menggunakan spesifikasi oli yang dibawah standar rekomendasi. Misalnya rekomendasi pabrik Dexron-III, Anda menggunakan Dexron-II.

    3. Jika sering melintasi kondisi macet, ganti dan kuras oli transmisi tiap 20.000 km. Karena menurut Holil, pada 20.000, oli matik mulai mengalami penurunan kualitas.

    4. Jaga suhu temperatur mobil. Sistem pendinginan oli matik biasanya tergabung dengan radiator. Jika mesin overheat, transmisi juga kena dampaknya. Kampas kopling bisa gosong terkena panas.

    Demikian ulasan singkat untuk mengetahui dan mencegah kerusakan pada transmisi otomatis. Selamat berkendara hati-hati dijalan, patuhi selalu peraturan lalu lintas.
     
    lasealwin likes this.
  2. lasealwin

    lasealwin Well-Known Member

    Joined:
    Aug 1, 2015
    Messages:
    1,862
    Likes Received:
    171
    Trophy Points:
    63
  3. matic memang lebih sulit dalam hal perawatan di banding manual
     
  4. risiandison

    risiandison Member

    Joined:
    Oct 13, 2015
    Messages:
    61
    Likes Received:
    4
    Trophy Points:
    8
    lalu kalo rusak brp ya estimasi biaya perbaikan nya?
     
  5. Franky Sitepu

    Franky Sitepu Member

    Joined:
    Jul 27, 2015
    Messages:
    190
    Likes Received:
    19
    Trophy Points:
    18
    BangRisiandison..ternyata marketing Honda juga ya.. pasti sdh tahu jugalah bang...:D
     
  6. Franky Sitepu

    Franky Sitepu Member

    Joined:
    Jul 27, 2015
    Messages:
    190
    Likes Received:
    19
    Trophy Points:
    18
    terima kasih kembali Kang Lasealwin...semoga bermanfaat ya
     
Loading...

Share This Page