Ada pertanyaan menarik yang dimuat di situs economy.okezone.com oleh seorang karyawan tetap dengan penghasilan Rp2.200.000 per bulan yang ingin memiliki rumah sendiri. Kemudian oleh Andy Nugroho, Perencana Keuangan / Financial Planner dari PT. Mitra Rencana Edukasi memberi jawaban atas pertanyaan tersebut. Keinginan memiliki rumah sendiri tentu impian semua orang, namun terkadang ada kendala untuk mewujudkan impian tersebut. Bagaimana solusi yang tepat jika ingin punya rumah sendiri sedangkan keuangan belum mencukupi? Mungkin pertanyaan seperti ini banyak dijumpai bagi pasangan baru menikah dan ingin memiliki rumah. Setidaknya jawaban dari Financial Planner dapat menjadi gambaran untuk mengatasi masalah tersebut Pertanyaan: MOHON bantuannya. Saya seorang karyawan tetap dengan penghasilan Rp2.200.000 per bulan. Saya tahun depan akan menikah, tetapi belum punya rumah. Setelah menikah, rencananya saya bersama calon istri mau membeli rumah. Tetapi, saya bingung mau beli rumah bekas atau baru. Sebab, penghasilan saya dan calon istri sama. Rumah yang saya cari untuk luas tanah 6x12 atau 6x15 meter persegi. Dananya memang kurang untuk membeli rumah bekas atau baru. Sementara calon istri saya meminta beli rumah baru saja, kredit tak apa katanya. Tapi, kredit jangka waktunya 15 tahun, dan itu keluar uang sangat banyak. Saya ditawari rumah baru dengan harga Rp 170.000.000 secara kredit selama 15 tahun, banknya BTN, angsuran per bulannya Rp 1.520.000. Sedangkan rumah bekas Rp155.000.000, tapi dananya enggak cukup. Terus, saya ditawari tanah ukuran luas 7x15 meter persegi dengan harga per meter Rp 800.000. Saya minta bantuannya. Apa yang harus saya lakukan agar bisa membeli rumah untuk keluarga saya? Terima kasih. Agung S. Jawaban dari Andy Nugroho: Spoiler: jawaban Dear Mas Agung, Berdasarkan informasi yang Mas Agung berikan, data yang bisa saya simpulkan adalah penghasilan Anda sebesar Rp2,2 juta dan penghasilan istri sama besarnya. Jadi, seandainya digabungkan besarnya menjadi Rp4,4 juta. Sayangnya, Mas Agung tidak memberi informasi jumlah dana ataupun tabungan yang Anda miliki saat ini. Sebab bila ada data tersebut, saya bisa memberikan solusi yang lebih akurat. Anyway, tidak mengapa, kita akan coba bahas solusinya ya. Memiliki rumah sendiri memang merupakan idaman kebanyakan orang. Apalagi untuk pasangan yang baru ataupun akan menikah, hal tersebut bisa jadi salah satu target mereka untuk segera direalisasikan setelah pernikahan dilangsungkan. Namun, hal tersebut terkadang menjadi impian cukup berat untuk diwujudkan, mengingat harga rumah yang terus naik, sementara penghasilan kita terkadang tidak berdaya mengejar kenaikan harga tersebut. Sebenarnya mau rumah baru atau rumah second, menurut saya tidak masalah. Hal terpenting adalah Mas Agung dan pasangan nyaman untuk tinggal di rumah tersebut. Yang harus dipertimbangkan juga adalah jarak antara rumah tersebut ke tempat Anda berdua beraktivitas. Semakin jauh jarak antara kediaman dengan tempat kerja, berarti kita juga harus mengeluarkan ongkos lebih banyak untuk transportasinya. Sehingga, akan menjadi kurang baik juga apabila penghasilan kita sebagian besar habis untuk biaya transportasi ke kantor, karena pastinya kebutuhan kita lainnya juga banyak. Apakah yang dibeli itu rumah baru ataupun second, dibeli dengan cara tunai ataupun kredit, sebenarnya kita sesuaikan dengan kekuatan keuangan kita sendiri. Kalau hendak membeli dengan cara tunai, berarti kita harus menyediakan dana seperti harga yang diminta. Seandainya dana yang dibutuhkan belum tersedia maka kita harus menabungnya dahulu. Sementara ketika menabung dan kekuatan menabung kita ternyata relatif tidak bisa banyak, maka kecepatan dana kita terkumpul dengan pertumbuhan harga rumahnya tidak akan seimbang. Yang ada bahkan rumah yang kita incar akan sudah laku lebih dulu sebelum dananya mencukupi. Maka dari itu, kita bisa memilih alternatif membeli dengan cara kredit. Pembelian dengan cara kredit sisi positifnya adalah dana yang kita sediakan tidak perlu sebesar ketika membeli secara tunai. Kita hanya perlu menyediakan dana sekira 20–30 persen dari harga tunainya, dan selanjutnya bisa kita cicil untuk pelunasannya. Jadi, kita bisa memiliki rumah dengan lebih cepat dan dengan harga saat ini. Sementara kekurangannya dari pilihan ini adalah setelah sekian tahun mencicil hingga lunas, jumlah uang yang kita bayarkan tentunya akan jauh lebih besar daripada harga tunai rumah tersebut. Kekurangan lainnya adalah pembelian dengan cara kredit tentunya akan melibatkan pihak bank sebagai tempat kita membayar cicilan. Sebelum menyetujui jual-beli tersebut, pihak bank akan melakukan studi kelayakan dahulu kepada kita. Lalu bukan tidak mungkin seandainya catatan keuangan kita dinilai tidak layak, maka pengajuan kredit kita akan ditolak oleh pihak bank. Nah, sekarang bergantung dari Mas Agung sendiri, apakah hendak memilih membeli rumah dengan cara tunai atau kredit, rumah baru atau rumah second? Bila menganalisis informasi yang Mas Agung berikan, yakni belum memiliki dana yang cukup untuk membeli rumah secara tunai, maka saran saya adalah Anda membeli rumahnya dengan cara kredit. Tidak masalah apakah itu rumah baru atau second, sepanjang kondisinya masih layak huni. Perlu diingat juga bila Mas Agung memilih untuk membeli rumah dengan cara kredit, pastikan untuk cicilan per bulannya tidak lebih dari 30 persen dari pengeluaran setiap bulannya. Jadi, Mas Agung masih memiliki keleluasaan untuk memenuhi kebutuhan lainnya. sumber: http://economy.okezone.com/read/201...ghasilan-rp2-2-juta-ingin-punya-rumah-sendiri KangAndre, Sep 11, 2016 #1 Rigi Member Joined: Mar 16, 2016 Messages: 52 Likes Received: 8 Trophy Points: 8 Harusnya ditabung dulu, biar bisa beli rumah, kalau gaji Rp 2.200.000 dipakai sebulan misal Rp 1.200.000 kemudian yang 1 juta ditabung. kan lumayan ga susah amat ngumpulinnya. hehe sapa tahu bermanfaat Rigi, Sep 11, 2016 #2 Aneba Member Joined: Aug 26, 2016 Messages: 96 Likes Received: 4 Trophy Points: 8 Menurut saya, mendingan uang ditabung dulu sampai cukup buat beli tanah (di kampung halaman), lalu setelah itu perlahan-lahan nyicil beli semen, pasir, dan lain-lain sampai kira2 rumah siap dibangun. Saya pernah baca penuturan salah seorang netizen yang pernah kaya gitu, ternyata setelah dikalkulasi total biaya yang dia keluarkan jauh lebih hemat dibandingkan dengan beli rumah jadi. Menurutnya uang yang dia keluarkan untuk membangun rumah 2 lantai keren totalnya dibawah 500jt. Uang segitu sudah termasuk beli mobilnya sekalian (lupa merk nya). Padahal taksiran rumahnya saja setelah jadi sekitar 700jt - 1 M Aneba, Sep 11, 2016 #3 nelson sitompul Super Level Joined: May 3, 2014 Messages: 2,285 Likes Received: 397 Trophy Points: 83 Kalau gaji segitu dan bisa beli rumah di jakarta hebat euyyy.. Beda hal nya kalau ada tabungan (hasil warisan, hibah dll). Krn dengan gaji rutin segitu, sudah nikah, dan ingin beli rumah di jakarta? Hmmm rasanya nabung pun gak mungkin nelson sitompul, Sep 11, 2016 #4 gadel New Member Joined: Jul 11, 2016 Messages: 25 Likes Received: 0 Trophy Points: 6 menurut saya mendingan ngontrak dulu aja, sambil nabung atau investasi. setelah uangnya cukup baru beli rumah. gadel, Sep 11, 2016 #5 Sarang Semut Member Joined: Oct 14, 2015 Messages: 433 Likes Received: 46 Trophy Points: 28 Kebetulan saya suka bangun rumah dan dijual kembali. Belum jumlah banyak sih. Biasanya harga rumah yang dijual di pasaran adalah 3x dari biaya pembuatannya+tanah. Contoh: biaya pembuatan rumah+tanah 100juta biasanya dijual kisaran 300jutaan. Sebenarnya tergantung wilayah juga, tapi pd umumnya seperti itu. Untuk kasus di atas. Sebaiknya jangan menabung. Ingat nilai uang kita tergerus dengan adanya inflasi. Harga rumah juga akan semakin tinggi (lebih laju dari kemampuan kita menabung). Sebaiknya berinvestasi dulu di produk keuangan yang aman dan mulai membuat perencanaan matang. Misalkan dalam bulan pertama target harus membangun pondasi dulu. Bulan kedua tiangnya dan sebagian tembok. Lalu membuat daftar belanja materialnya. Kalau buat sendiri bisa jauh lebih murah. Kalau direncanakan bisa jauh lebih mudah. Sarang Semut, Sep 11, 2016 #6 elindocard likes this. Sarang Semut Member Joined: Oct 14, 2015 Messages: 433 Likes Received: 46 Trophy Points: 28 Mau sampai kapan?? Harga rumahnya 170juta. Nabungnya cuma 1juta per bulan. Berarti untuk mencapai 170juta butuh 170bulan. Artinya sekitar 14 tahun. Nah kalo sdh 14 tahun, harga rumah yg tadinya cuma 170juta sudah naik tinggi (per tahun rata2 kenaikkan properti 5-15%) Kapan beli rumahnya?? Sarang Semut, Sep 11, 2016 #7 KangAndre Member Joined: Jan 25, 2014 Messages: 10,244 Likes Received: 2,714 Trophy Points: 413 Kalau menabung terus untuk beli rumah rasanya sulit karena nilai rumah terus naik, kecuali untuk uang muka. Benar apa yang dikatakan @Sarang Semut misalkan rencana beli rumah seharga 100 juta, 10 tahun kemudian harga rumah bisa naik 150 juta, padahal uang tabungan sudah terkumpul 100 juta selama 10 tahun. KangAndre, Sep 11, 2016 #8 katon Active Member Joined: Nov 19, 2015 Messages: 1,217 Likes Received: 91 Trophy Points: 48 Kalau menurut pengalaman saya, sebelum memiliki rumah sendiri mendingan kost atau kontra dahulu (cari yang lebih ekonomis dan jarak yang lebih dekat dengan tempat kerja, jangan jadi satu sama orang tua atau mertua) setelah itu kalau ada dana lebih bisa di titipkan ke toko material tertentu (kalau pemilik toko bersedia) maksudnya begini, Anda beli material misalkan semen satu sak jangan di ambil tapi di titipkan di toko tersebut Anda hanya mengantongi kwitansi pembelian, begitu juga dengan material yang lain seperti besi, bata, pasir dan lain sebagainya. Hingga nanti suatu ketika siap untuk membangun, semua barang yang Anda beli bisa di ambil secara bertahap atau langsung seluruhnya. Ingat perencanaan harus matang dan ada perjanjian dengan pemilik toko material, insyAllah dengan niat yang baik dan tulus Anda akan di bantu. Catatan: kalau harga barang yang di beli saat pengambilan ada kenaikan harga berarti itu keuntungan Anda (anda tidak usah menambah dana) tetapi jika barang yang Anda beli saat pengambilan ada penurunan harga maka pihak toko harus mengembalikan ke Anda. Memang dalam hal ini di butuhkan kejujuran, ketulusan, komitmen dan kerjasama yang baik. Semoga lekas terkabul apa yang Anda impikan!! katon, Sep 11, 2016 #9 KangAndre Member Joined: Jan 25, 2014 Messages: 10,244 Likes Received: 2,714 Trophy Points: 413 Mungkin daerah pinggiran. Tapi kata penjawab "Sayangnya, Mas Agung tidak memberi informasi jumlah dana ataupun tabungan yang Anda miliki saat ini. Sebab bila ada data tersebut, saya bisa memberikan solusi yang lebih akurat." KangAndre, Sep 11, 2016 #10 ais elkiram Well-Known Member Joined: Feb 10, 2015 Messages: 1,296 Likes Received: 220 Trophy Points: 63 Ini di daerah mana ? Kalau bukan daerah kota besar mungkin bisa beli tanah lebih dahulu. Nggak papa kredit tanah kaplingan. Secara pribadi begitu seh, kalau dah ada tanahnya bikin rumah bisa nyicil kayak ane, keuntungan nya sederhana saja, kita nggak terlalu terbebani dengan tagihan bulanan yang panjang sampai puluhan tahun. Ada kredit tanah kapling yang 1-3tahun. Bikin rumah juga bebas kita pengen seperti apa dan kapan bikin nya. Ane yang bukan tipe orang gajihan mungkin begitu seh. Hehe sampai sekarang belum selesai2 rumahnya hehe tapi di bikin santai ajah, nggak di kejar tagihan ini itu juga. Hidup lebih tenang dan bisa di nikmati. Lagian tanah semakin tahun nggak ada yang turun harga, dan terkadang kalau nggak ada kerjaan bisa di bikin suka-suka tanahnya. Tanam pohon sop, cabe, dll juga bisa. Kekurangan nya memang kita harus sabar, nggak kayak orang lain yang bisa bikin rumah kayak di sulap bim bim doar jadi. 3-5bulan bisa nabung 2-3jutaan mah alhamdulillah bakal bisa bikin pagar halaman, atau bikin kamar satu buat si cantik, atau semen kamar mandi dan wc. Yang penting kita dah punya tanah air sendiri. Kan berabe juga yang katanya Indonesia tanah air ku, tapi duit bulanan habis buat bayar kontrakan mulu. Tradisi orang dulu kalau hidup harus punya tanah air sendiri, itu ane. Nggak tau pendapat yang lain. Mau ngredit rumah nggak pernah di acc pihak bank, jadi derita diri harus secuil demi secuil hehe . ais elkiram, Sep 11, 2016 #11 KangAndre Member Joined: Jan 25, 2014 Messages: 10,244 Likes Received: 2,714 Trophy Points: 413 Ingat peribahasa "setinggi-tingginya bangau terbang, akhirnya kembali ke pelimbahan juga" artinya rumah sangat penting bagi manusia. Pangan, sandang dan papan KangAndre, Sep 11, 2016 #12 pluto01 Member Joined: May 18, 2015 Messages: 497 Likes Received: 69 Trophy Points: 28 Kalo menurut saya sich kurang sepakat jika nabung atau ngontrak lama2, Alasannya untuk nambung sdh dijelasin untuk teman2 di atas, Untuk ngontrak, sayang, duit perbulan keluar namun rumah ga jadi milik kita, Kalo nyicil/kredit, uang keluar tiap bulan bayar cicilan/kredit namun nantinya rumah jadi milik kita, Awalnya saya jg alami hal seperti ini dan Alhamdulillah saat ini sdh punya gubuk sendiri, jd ga mikir was2 lg rumah dipakai oleh sipemilik atau pindah2 pluto01, Sep 11, 2016 #13 ais elkiram Well-Known Member Joined: Feb 10, 2015 Messages: 1,296 Likes Received: 220 Trophy Points: 63 Nah itu kang. Pesan ortu juga begitu, kalau kita tua dan anak-anak dah dewasa, mungkin ada yang sudah punya keluarga sendiri. Mungkin mereka bisa balik pulang kampung ke rumah ortunya. Makanya di bikinin rumah buat pulang kampungnya entar, walau nyicil bikin nya. ais elkiram, Sep 11, 2016 #14 KangAndre Member Joined: Jan 25, 2014 Messages: 10,244 Likes Received: 2,714 Trophy Points: 413 Hehehe.. sy dulu juga berpikiran sebagai "kontraktor" saja. Namun atas desakan orang tua, akhirnya nekad cari pinjaman bank untuk beli rumah second. Tak terasa, kini sertifikat rumah kini atas nama saya. KangAndre, Sep 11, 2016 #15 Aneba Member Joined: Aug 26, 2016 Messages: 96 Likes Received: 4 Trophy Points: 8 Seru nih diskusinya kumunikatif. Masing2 member kasi pendapat dan masukan yang positif, ga cuma sekedar say "thanks infonya gan", "wah info baru nih", "ane baru tahu beginian",dll yang kesannya cuma kejar jumlah post doang, atau nanem backlink doang. BTW, saya sebenarnya setuju kalau nabung uang itu kurang bagus karena nilainya akan turun terkena dampak inflasi. Uang memang lebih baik diinvestasikan.. Namun tabungan itu tetep perlu lho, kadang2 kita ada keperluan mendadak yang tidak bisa diduga, atau ada target yang harus dikejar, misalnya mau nikah tahun depan, mau tidak mau harus nabung kan ? Masa iya terus diiinvest uangnya, pas udah deket hari H tidak ada uang cash gimana ? Hehe.. Pun demikian soal beli tanah, menurut saya sebaiknya harus punya tabungan khusus untuk itu. Aneba, Sep 11, 2016 #16 pluto01 Member Joined: May 18, 2015 Messages: 497 Likes Received: 69 Trophy Points: 28 Heheheheheheh, sebenarnya apa yg dikatakan di sini bukan artinya menambung "kurang baik" malah menabung itu bagus dan disarankan Namun di sini kondisi kebutuhan dan situasinya agak sedikit berbeda pluto01, Sep 11, 2016 #17 KangAndre Member Joined: Jan 25, 2014 Messages: 10,244 Likes Received: 2,714 Trophy Points: 413 Menabung tetap perlu, namun dilihat konteks-nya. Menabung untuk beli rumah (jangka panjang) bagi penghasilan pas-pasan sulit tercapai mengingat harga rumah yang selalu naik tiap tahun. Menabung untuk keperluan cadangan atau keperluan tertentu yang bersifat jangka pendek tetap perlu. KangAndre, Sep 11, 2016 #18 Garett Super Level Joined: Apr 13, 2015 Messages: 1,104 Likes Received: 1,049 Trophy Points: 163 Google+: Author Di sini, otak kita harus mau bermain. Kalau tidak, pengeluaran lebih besar daripada masukan. Anda tahu, adalah sebuah tren setiap tahun bisa ganti ponsel, walaupun tinggal masih mengontrak. Harus pikir ke depan lagi. Terutama bagi bujangan yang dituntun untuk berumah tangga. Hidup itu tidak gampang. ._. Bicara banyak gaji, tidak mustahil memang gaji 2 Juta-an bisa punya rumah sendiri. Sekarang, semua orang bisa punya rumah walaupun belum bayar langsung kontan: dengan cicilan atau kredit, karena tidak semua orang adalah konglomerat dan dari keluarga yang punya. Tapi... AYOLAH!!! Jumlah 2 Juta bukanlah segalanya! Bila anda bisa lebih baik, anda bisa dapatkan lebih. Jumlah 2 Juta di 10 tahun ke-depan tidak akansebesar 2 Juta sekarang! Gunakan uang untuk MOVE-ON. @KangAndre, Menjadi pekerja seumur hidup tidak akan buat kita kaya. Tbh. Edit: Ini thread orang pintar. Yang hanya basa-basi, GET OUT!! Last edited: Sep 13, 2016 Garett, Sep 11, 2016 #19 pluto01 Member Joined: May 18, 2015 Messages: 497 Likes Received: 69 Trophy Points: 28 Sepakat mas, Ketika saya belum nikah dulu saya tergolong lumayan pendapatan, namun tidak menambung, Baru terasa ketika saya nikah, gaji pokok saya ketika itu hanya Rp. 600.000/bulan Namun alhamdulillah, hingga sekarang saya masih bisa menafkahi "anak gadis org" hingga kami punya rumah sendiri beserta isinya dgn cara yg halal, Intinya pandai dalam memanage keuangan, jangan "nafsu" yg mengontrol kita tapi kita yg mengontrol "nafsu" Fokus dalam pekerjaan dan usahakan kalo bisa jangan pindah2 tempat kerja jika sdh sesuai dgn "jiwa" kita kecuali jika mau usaha sendiri pluto01, Sep 11, 2016 #20 (You must log in or sign up to reply here.) Show Ignored Content Page 1 of 3 1 2 3 Next > Loading... Similar Threads - Gaji Juta Bisa Wow! Gaji Lurah Bisa Rp 25 Juta ludhy, Feb 16, 2015, in forum: General Discussion Replies: 1 Views: 866 Damar Feb 17, 2015 Rencana Keuangan untuk Gaji Rp 8 Juta Per Bulan NItaarizal, Aug 23, 2019, in forum: General Discussion Replies: 0 Views: 961 NItaarizal Aug 23, 2019 Gaji PNS Terbaru Paling Rendah 3 Juta dan Tertinggi 50 Juta zulsyid, Feb 2, 2015, in forum: General Discussion Replies: 5 Views: 1,200 noetral Feb 3, 2015 Pelayanan Buruk, Gaji Direktur RSUD Kota Bekasi Rp 53 Juta ludhy, Feb 2, 2015, in forum: General Discussion Replies: 1 Views: 1,125 rahman andi Feb 2, 2015 (ASK) Sudah Resign Dari Kerjaan Tetapi Gaji Masih Ditransfer khezo, Jun 8, 2018, in forum: General Discussion Replies: 6 Views: 1,394 khezo Jun 11, 2018 Share This Page Tweet Log in with Facebook Log in with Twitter Your name or email address: Do you already have an account? No, create an account now. Yes, my password is: Forgot your password? Stay logged in
Harusnya ditabung dulu, biar bisa beli rumah, kalau gaji Rp 2.200.000 dipakai sebulan misal Rp 1.200.000 kemudian yang 1 juta ditabung. kan lumayan ga susah amat ngumpulinnya. hehe sapa tahu bermanfaat
Menurut saya, mendingan uang ditabung dulu sampai cukup buat beli tanah (di kampung halaman), lalu setelah itu perlahan-lahan nyicil beli semen, pasir, dan lain-lain sampai kira2 rumah siap dibangun. Saya pernah baca penuturan salah seorang netizen yang pernah kaya gitu, ternyata setelah dikalkulasi total biaya yang dia keluarkan jauh lebih hemat dibandingkan dengan beli rumah jadi. Menurutnya uang yang dia keluarkan untuk membangun rumah 2 lantai keren totalnya dibawah 500jt. Uang segitu sudah termasuk beli mobilnya sekalian (lupa merk nya). Padahal taksiran rumahnya saja setelah jadi sekitar 700jt - 1 M
Kalau gaji segitu dan bisa beli rumah di jakarta hebat euyyy.. Beda hal nya kalau ada tabungan (hasil warisan, hibah dll). Krn dengan gaji rutin segitu, sudah nikah, dan ingin beli rumah di jakarta? Hmmm rasanya nabung pun gak mungkin
menurut saya mendingan ngontrak dulu aja, sambil nabung atau investasi. setelah uangnya cukup baru beli rumah.
Kebetulan saya suka bangun rumah dan dijual kembali. Belum jumlah banyak sih. Biasanya harga rumah yang dijual di pasaran adalah 3x dari biaya pembuatannya+tanah. Contoh: biaya pembuatan rumah+tanah 100juta biasanya dijual kisaran 300jutaan. Sebenarnya tergantung wilayah juga, tapi pd umumnya seperti itu. Untuk kasus di atas. Sebaiknya jangan menabung. Ingat nilai uang kita tergerus dengan adanya inflasi. Harga rumah juga akan semakin tinggi (lebih laju dari kemampuan kita menabung). Sebaiknya berinvestasi dulu di produk keuangan yang aman dan mulai membuat perencanaan matang. Misalkan dalam bulan pertama target harus membangun pondasi dulu. Bulan kedua tiangnya dan sebagian tembok. Lalu membuat daftar belanja materialnya. Kalau buat sendiri bisa jauh lebih murah. Kalau direncanakan bisa jauh lebih mudah.
Mau sampai kapan?? Harga rumahnya 170juta. Nabungnya cuma 1juta per bulan. Berarti untuk mencapai 170juta butuh 170bulan. Artinya sekitar 14 tahun. Nah kalo sdh 14 tahun, harga rumah yg tadinya cuma 170juta sudah naik tinggi (per tahun rata2 kenaikkan properti 5-15%) Kapan beli rumahnya??
Kalau menabung terus untuk beli rumah rasanya sulit karena nilai rumah terus naik, kecuali untuk uang muka. Benar apa yang dikatakan @Sarang Semut misalkan rencana beli rumah seharga 100 juta, 10 tahun kemudian harga rumah bisa naik 150 juta, padahal uang tabungan sudah terkumpul 100 juta selama 10 tahun.
Kalau menurut pengalaman saya, sebelum memiliki rumah sendiri mendingan kost atau kontra dahulu (cari yang lebih ekonomis dan jarak yang lebih dekat dengan tempat kerja, jangan jadi satu sama orang tua atau mertua) setelah itu kalau ada dana lebih bisa di titipkan ke toko material tertentu (kalau pemilik toko bersedia) maksudnya begini, Anda beli material misalkan semen satu sak jangan di ambil tapi di titipkan di toko tersebut Anda hanya mengantongi kwitansi pembelian, begitu juga dengan material yang lain seperti besi, bata, pasir dan lain sebagainya. Hingga nanti suatu ketika siap untuk membangun, semua barang yang Anda beli bisa di ambil secara bertahap atau langsung seluruhnya. Ingat perencanaan harus matang dan ada perjanjian dengan pemilik toko material, insyAllah dengan niat yang baik dan tulus Anda akan di bantu. Catatan: kalau harga barang yang di beli saat pengambilan ada kenaikan harga berarti itu keuntungan Anda (anda tidak usah menambah dana) tetapi jika barang yang Anda beli saat pengambilan ada penurunan harga maka pihak toko harus mengembalikan ke Anda. Memang dalam hal ini di butuhkan kejujuran, ketulusan, komitmen dan kerjasama yang baik. Semoga lekas terkabul apa yang Anda impikan!!
Mungkin daerah pinggiran. Tapi kata penjawab "Sayangnya, Mas Agung tidak memberi informasi jumlah dana ataupun tabungan yang Anda miliki saat ini. Sebab bila ada data tersebut, saya bisa memberikan solusi yang lebih akurat."
Ini di daerah mana ? Kalau bukan daerah kota besar mungkin bisa beli tanah lebih dahulu. Nggak papa kredit tanah kaplingan. Secara pribadi begitu seh, kalau dah ada tanahnya bikin rumah bisa nyicil kayak ane, keuntungan nya sederhana saja, kita nggak terlalu terbebani dengan tagihan bulanan yang panjang sampai puluhan tahun. Ada kredit tanah kapling yang 1-3tahun. Bikin rumah juga bebas kita pengen seperti apa dan kapan bikin nya. Ane yang bukan tipe orang gajihan mungkin begitu seh. Hehe sampai sekarang belum selesai2 rumahnya hehe tapi di bikin santai ajah, nggak di kejar tagihan ini itu juga. Hidup lebih tenang dan bisa di nikmati. Lagian tanah semakin tahun nggak ada yang turun harga, dan terkadang kalau nggak ada kerjaan bisa di bikin suka-suka tanahnya. Tanam pohon sop, cabe, dll juga bisa. Kekurangan nya memang kita harus sabar, nggak kayak orang lain yang bisa bikin rumah kayak di sulap bim bim doar jadi. 3-5bulan bisa nabung 2-3jutaan mah alhamdulillah bakal bisa bikin pagar halaman, atau bikin kamar satu buat si cantik, atau semen kamar mandi dan wc. Yang penting kita dah punya tanah air sendiri. Kan berabe juga yang katanya Indonesia tanah air ku, tapi duit bulanan habis buat bayar kontrakan mulu. Tradisi orang dulu kalau hidup harus punya tanah air sendiri, itu ane. Nggak tau pendapat yang lain. Mau ngredit rumah nggak pernah di acc pihak bank, jadi derita diri harus secuil demi secuil hehe .
Ingat peribahasa "setinggi-tingginya bangau terbang, akhirnya kembali ke pelimbahan juga" artinya rumah sangat penting bagi manusia. Pangan, sandang dan papan
Kalo menurut saya sich kurang sepakat jika nabung atau ngontrak lama2, Alasannya untuk nambung sdh dijelasin untuk teman2 di atas, Untuk ngontrak, sayang, duit perbulan keluar namun rumah ga jadi milik kita, Kalo nyicil/kredit, uang keluar tiap bulan bayar cicilan/kredit namun nantinya rumah jadi milik kita, Awalnya saya jg alami hal seperti ini dan Alhamdulillah saat ini sdh punya gubuk sendiri, jd ga mikir was2 lg rumah dipakai oleh sipemilik atau pindah2
Nah itu kang. Pesan ortu juga begitu, kalau kita tua dan anak-anak dah dewasa, mungkin ada yang sudah punya keluarga sendiri. Mungkin mereka bisa balik pulang kampung ke rumah ortunya. Makanya di bikinin rumah buat pulang kampungnya entar, walau nyicil bikin nya.
Hehehe.. sy dulu juga berpikiran sebagai "kontraktor" saja. Namun atas desakan orang tua, akhirnya nekad cari pinjaman bank untuk beli rumah second. Tak terasa, kini sertifikat rumah kini atas nama saya.
Seru nih diskusinya kumunikatif. Masing2 member kasi pendapat dan masukan yang positif, ga cuma sekedar say "thanks infonya gan", "wah info baru nih", "ane baru tahu beginian",dll yang kesannya cuma kejar jumlah post doang, atau nanem backlink doang. BTW, saya sebenarnya setuju kalau nabung uang itu kurang bagus karena nilainya akan turun terkena dampak inflasi. Uang memang lebih baik diinvestasikan.. Namun tabungan itu tetep perlu lho, kadang2 kita ada keperluan mendadak yang tidak bisa diduga, atau ada target yang harus dikejar, misalnya mau nikah tahun depan, mau tidak mau harus nabung kan ? Masa iya terus diiinvest uangnya, pas udah deket hari H tidak ada uang cash gimana ? Hehe.. Pun demikian soal beli tanah, menurut saya sebaiknya harus punya tabungan khusus untuk itu.
Heheheheheheh, sebenarnya apa yg dikatakan di sini bukan artinya menambung "kurang baik" malah menabung itu bagus dan disarankan Namun di sini kondisi kebutuhan dan situasinya agak sedikit berbeda
Menabung tetap perlu, namun dilihat konteks-nya. Menabung untuk beli rumah (jangka panjang) bagi penghasilan pas-pasan sulit tercapai mengingat harga rumah yang selalu naik tiap tahun. Menabung untuk keperluan cadangan atau keperluan tertentu yang bersifat jangka pendek tetap perlu.
Di sini, otak kita harus mau bermain. Kalau tidak, pengeluaran lebih besar daripada masukan. Anda tahu, adalah sebuah tren setiap tahun bisa ganti ponsel, walaupun tinggal masih mengontrak. Harus pikir ke depan lagi. Terutama bagi bujangan yang dituntun untuk berumah tangga. Hidup itu tidak gampang. ._. Bicara banyak gaji, tidak mustahil memang gaji 2 Juta-an bisa punya rumah sendiri. Sekarang, semua orang bisa punya rumah walaupun belum bayar langsung kontan: dengan cicilan atau kredit, karena tidak semua orang adalah konglomerat dan dari keluarga yang punya. Tapi... AYOLAH!!! Jumlah 2 Juta bukanlah segalanya! Bila anda bisa lebih baik, anda bisa dapatkan lebih. Jumlah 2 Juta di 10 tahun ke-depan tidak akansebesar 2 Juta sekarang! Gunakan uang untuk MOVE-ON. @KangAndre, Menjadi pekerja seumur hidup tidak akan buat kita kaya. Tbh. Edit: Ini thread orang pintar. Yang hanya basa-basi, GET OUT!!
Sepakat mas, Ketika saya belum nikah dulu saya tergolong lumayan pendapatan, namun tidak menambung, Baru terasa ketika saya nikah, gaji pokok saya ketika itu hanya Rp. 600.000/bulan Namun alhamdulillah, hingga sekarang saya masih bisa menafkahi "anak gadis org" hingga kami punya rumah sendiri beserta isinya dgn cara yg halal, Intinya pandai dalam memanage keuangan, jangan "nafsu" yg mengontrol kita tapi kita yg mengontrol "nafsu" Fokus dalam pekerjaan dan usahakan kalo bisa jangan pindah2 tempat kerja jika sdh sesuai dgn "jiwa" kita kecuali jika mau usaha sendiri