Tulisan ini saya buat akibat ngobrol dengan rekan saya. Saat itu saya dan rekan sedang mengobrol mengenai perekembangan media berita yang perekmbangannya sedemikian dahsyat. Tiap hari, bahkan mungkin tiap jam muncul media baru akibat cepatnya akses informasi melalui internet. Mungkin dulu media hanya dicetak, sekarang media sudah bertransformasi menjadi media digital. Perusahaan media cetak pun banyak yang gulung tikar atau bertransformasi menjadi media digital seutuhnya. Bagaimana pun medianya, penompang kekuatan mereka adalah penulis dan wartawan atau disingkat jurnalis. Apa jurnalis itu adalah wartawan? Saya juga belum tahu bener. Hehehe Kuliah selama hampir 4 tahun di jurusan jurnalis. Belajar bagaimana menulis dengan baik. Mengemas tulisan dengan baik. Menerbitkan tulisan. Mempromosikan tulisan. Pokonya sudah dipelajari semua. Tinggal skill aja yang bermain. Tapi mengapa sebagaian banyak para sarjana jurnalis lebih memilih bekerja sebagai karyawan? Bukannya membuka media sendiri? Ada banyak faktor yang menjadi sebabnya. Yang banyak sih ini faktornya. Gaji yang pasti, karir yang lama akan naik, dikenal banyak orang karena relasinya. Cari aman. Tapi yang kaya adalah tentu tetap perusahaan. Bukannya mengadili tapi setiap orang bebas memilih. Dengan tulisan yang bagus, susunan huruf yang bagus dan tetek bengek segalanya tentang tulis menulis kamu adalah juaranya tatpi tetap saja perusahaan yang kaya. Banyak kok dari mereka yang merelakan meninggalkan jabatannya sebgai jurnalis dan membuka medianya sendiri dengan modal tulisan yang bagus. Apalagi sekarang membuka sebuah media berita tidak serumit dan semahal media cetak yang dulu. Jika membuka media cetak disini saya ambil contoh koran membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Kertas, tinta, apalagi harga mesin cetaknya yang sangat mahal sekali. Minimal 1 miliar dana untuk membuka satu perusahaan koran. Ini pun masih dibawah standar. Terkadang pun perusahaan koran membuka jasa percetakan juga. Untuk menekan bisaya operasional mesin. Untuk membuka media berita sekarang tidak begitu lagi, bisa dibilang gratis. Hanya butuh jaringan internet. Ya tentu saja membuat blog. Blog berita. Terserah mau topiknya apa. Kembali lagi, ingat bahwa kamu sudah mempunyai modal yang penting. Yaitu bisa menulis. Diperusahaan juga menulis di blog juga kamu menulis. Jika penghasilan dari tulisan kamu untuk perusahaan dengan membuka media sendiri maka pendapatan akan masuk kantong kamu sendiri. Semua butuh proses. Tapi jika tulisan yang kamu buat memang menarik dan inspiratif. ORIGINAL. Tidak akan sampai satu tahun akan mendapatkan penghasilan yang lumayan. Thenextweb, Techcrunch, Engadget merupakan blog sukses yang ada di internet. Yang terbaru media Techinasia mendapat pendanaan senilai hampir Rp89,3 Miliar. Mereka mnyajikan konten dengan tulisan yang bagus dan isnpiratif. Jika kamu sudah memiliki mosal itu mengapa tidak mencoba membuka media sendiri? Iya gak? opsionalis, Dec 10, 2017 #1 KangAndre Member Joined: Jan 25, 2014 Messages: 10,244 Likes Received: 2,714 Trophy Points: 413 Membuat media (berita) online bukan pekerjaan mudah. Seorang jurnalis belum tentu paham dengan dunia kode website sekaligus mengelolanya. Setidaknya butuh beberapa orang untuk membangun. Berita online pun harus mengikuti prosedur yang ada seperti Kantor offline, SIUP, karyawan, dll. KangAndre, Dec 10, 2017 #2 opsionalis Member Joined: Mar 3, 2014 Messages: 96 Likes Received: 10 Trophy Points: 8 Kapan mau bergerak om, kalau pertama kali sudah ngurus yang beginian. Belum apa apa udah izin dulu. Mungkin bagi pemula jangan lah ngurus hal hal beginian. Action aja dulu. Income lewat Ads atau yang lain aja dulu. Kalau sudah besar baru lah mencoba membuat izin izin lainnya. opsionalis, Dec 10, 2017 #3 Om Toni Member Joined: Feb 11, 2017 Messages: 339 Likes Received: 84 Trophy Points: 28 Kalau baca keseluruhan isi thread ini, yang dimaksud dengan "perusahaan" di sini adalah semacam blog berita. Sah saja sih blog yang kita kelola kita anggap sebuah "perusahaan" meskipun kesannya agak gimana gitu. Karena definisi perusahaan menurut wikipedia adalah: "Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor produksi. Setiap perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah dan ada pula yang tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha untuk perusahaannya" Jika kita merasa blog kita memenuhi kriteria seperti itu, ya... why not? BTW, nice thread. Oya, perusahaan berita online yang ada di signature itu punya den @opsionalis ? Om Toni, Dec 11, 2017 #4 KangAndre Member Joined: Jan 25, 2014 Messages: 10,244 Likes Received: 2,714 Trophy Points: 413 Hehehe.. saya hanya menegaskan judul "Mengapa tidak membuka perusahaan media saja.." Kalau hanya menulis online, jadi blogger saja cukup dan bisa menghasilkan uang. KangAndre, Dec 11, 2017 #5 KangAndre Member Joined: Jan 25, 2014 Messages: 10,244 Likes Received: 2,714 Trophy Points: 413 Nah ini yang masih kurang dipahami, perbedaan website (situs) dan weblog (blog) menurut definisinya. Seharusnya ada perbedaan antara blog berita dengan situs berita. Misalkan sy menulis di blog saya tentang kejadian demonstrasi di Jakarta pada hari x yang sy lihat sendiri. Pada saat yang sama ada penulis (wartawan) misalnya detik.com. Tentunya saja ada perbedaan penulisan. Sebagai penulis berita detik.com tentu ada aturan-aturan tertentu, kalau saya bebas. Namun bagi pembaca, situs detik.com pasti lebih dipercaya daripada blog saya, meskipun bahasannya sama. Selain itu, berita-berita yang ditulis di situs berita tanpa ada kepastian Badan Hukum dapat dikategorikan sebagai berita abal-abal meskipun kenyataannya benar. Di Google sendiri, agar dapat masuk pencarian kategori berita ada kriteria yang harus dipenuhi oleh sebuah website.... KangAndre, Dec 11, 2017 #6 opsionalis Member Joined: Mar 3, 2014 Messages: 96 Likes Received: 10 Trophy Points: 8 Judul adalah jebakan. Judul yang sedikit kontroversil biasanya akan dilihat orang Mengapa si detik lebih dipercaya dari pada si itik, kembali lagi pada brand. Detik punya brand, itik belum punya brand. Aqua sudah punya brand, Aqui belum punya brand. Sebagai konsumen pasti milih yang sudah punya brand. Tergantung diri kita sendiri lagi, bagaimana memunculkan brand. KONSISTEN aja lah. Sekrang saya pun jarang mengunjungi si detik, karena beritanya yang banyak diulang dalam penulisannya. Hanya beda di judul saja. Kembali lagi bagaimana orang menikmati beritanya saja lagi. Dalam satu artikel baru, hanya satu paragraf yang berita baru, yang selanjutnya penulisan ulang dari artikel sebelumya. opsionalis, Dec 11, 2017 #7 Solusik Member Joined: Apr 2, 2016 Messages: 39 Likes Received: 5 Trophy Points: 8 ane sudah pernah kerja di 2 perusahaan yg membuat media online (dan bangkrut), ane bisa katakan membuat media/berita online itu susah sekali (sama seperti media offline), biasa masalah utamanya karena penulis2nya yg cuma "asal nulis" karena atasan cuma ngejar target sekian artikel per bulan (kejar setoran), sedangkan penulis digaji segitu2 aja, penulis/konten writer jadinya mikir "cape2 nulis, ujung2nya perusahaan yg kaya" akhirnya bikin tulisan ala kadarnya (bahkan numpang edit copas/rewrite) makanya ga heran punya ribuan artikel tapi trafiknya nihil... ya mungkin itu juga yg terjadi sama media2 besar, banyak artikel/tulisan yg cuma di spin (puter2 kata) tapi isinya begitu2 doang... Solusik, Dec 11, 2017 #8 opsionalis Member Joined: Mar 3, 2014 Messages: 96 Likes Received: 10 Trophy Points: 8 Yang iyanya bingung mau kemana lagi media itu akan dibawa. Paling sering adalah media lokal/daerah yang banyak tutup. Situs berita. Di daerah saya sendiri. Mungkin sudah ada puluhan yang tutup. Karena mereka hanya nulis berita tentang daerahnya saja. Kebanyakan isu politik. Pemerintahan. Dsb. opsionalis, Dec 11, 2017 #9 idan Member Joined: Oct 29, 2017 Messages: 148 Likes Received: 13 Trophy Points: 18 hahaaa... kadang yg 1 post berita bisa jadi 3 bahkan 10 post jika yg di beritakan lagi viral dgn beda2 judul yg isi kontennya sama hanya di edit2 dikit. idan, Dec 11, 2017 #10 ais elkiram Well-Known Member Joined: Feb 10, 2015 Messages: 1,296 Likes Received: 220 Trophy Points: 63 Ngakak ane bacanya ... meskipun kenyataan nya benar. Ini maksudnya benar abal-abal atau benar dalam kata artian bukan abal-abal kang? hahaha ais elkiram, Dec 12, 2017 #11 idan Member Joined: Oct 29, 2017 Messages: 148 Likes Received: 13 Trophy Points: 18 mungkin maksudnya blog beritanya yg di anggap abal-abal jika tdk bertubuh hukum eh salah berbadan hukum idan, Dec 13, 2017 #12 opsionalis Member Joined: Mar 3, 2014 Messages: 96 Likes Received: 10 Trophy Points: 8 Alasannya mengapa harus berbadan hukum baru dipercaya apa? Buktinya ada yang berbadan hukum banyak kok yang diguankan untuk menyebarkan berita palsu or hoax. Gak ada jaminan juga. Ini mungkin tingkat kepercayaan masih rendah. Dan lagi konten yang sering dinikmati adalah konten mengenai hal hal demikian dalam arti berita hoax. Lebih seru katanya. Lebih menjadi kontroversi. opsionalis, Dec 13, 2017 #13 nyelenih Member Joined: Nov 20, 2017 Messages: 120 Likes Received: 6 Trophy Points: 18 Setubuh gan betul sekali nyelenih, Dec 13, 2017 #14 Sugeng Ginanjar Member Joined: Nov 18, 2016 Messages: 213 Likes Received: 10 Trophy Points: 18 ini bagus.,., puya skli.,., buka saja usaha sendiri.,., kita boss sekaligus karyawannya.,., Sugeng Ginanjar, Dec 13, 2017 #15 Amas New Member Joined: Nov 2, 2017 Messages: 10 Likes Received: 1 Trophy Points: 3 Kalau menurut saya Mudah tidak mudah...Memang benar Pekerjaan Jurnalis Tidaklah Mudah....Seorang Jurnalis ingin mendirikan sebuah penerbitan itu tidak hanya mengandalkan bakat dari menulisnya saja, akan tetapi sang jurnalis yang ingin mendirikan sebuah penerbitan selain bisa menulis dia juga harus memiliki insting yang kuat, memiliki wawasan bisnis yang mumpuni dan mau bekerja 24 jam. Nah menurut saya bagi seorang jurnalis Profesional, militan, dan memiliki sipat pantang menyerah mengapa tidak perusahaan penerbit bisa anda kelola tanpa banyak melibatkan orang. Selamat mencoba pasti bisa Amas, Dec 14, 2017 #16 ncang Super Level Joined: Feb 7, 2013 Messages: 4,655 Likes Received: 761 Trophy Points: 113 Google+: Author @Amas silakan baca rules terkait link referral ncang, Dec 14, 2017 #17 opsionalis Member Joined: Mar 3, 2014 Messages: 96 Likes Received: 10 Trophy Points: 8 Eaaa. Ada yang sudah mulai tertarik untuk buka media sendiri. Ayo dimulai dari detik ini opsionalis, Dec 14, 2017 #18 Amas New Member Joined: Nov 2, 2017 Messages: 10 Likes Received: 1 Trophy Points: 3 Web blog atau pun situs blog pada intinya menurut saya serupa tapi tak sama. Tinggal di tangan siapa itu blog atau web berada. Kalau blog itu ada di tangan seorang kondektur bus pasti postingan foto-foto, atau kalau pun dia menulis berita pasti tulisannya alakadar, copy paste pokoknya tidak memenuhi unsur kaidah 5w+1H yang mutlak menjadi patokan dasar bagi seorang wartawan. Nah sebaliknya kalau toh webblog tersebut ada di tangan seorang jurnalis sejati pasti sejatinya blog tersebut akan dikemas rapi dengan memenuhi unsur 5w+1H tadi. Sebab bagi seorang yang mencintai akan profesi jurnalis bagi dia pantang menyebarkan berita bohong sebab bagi seorang jurnalis profesional dia tahu akan rambu dan kode etika. Jadi menurut saya webblog ataupun situs blog sama saja yaitu sebuah instrumen untuk menuangkan gagasan atau sarana informasi saja. Sedangkan yang membedakan keduanya adalah Domain. Yaitu domain berbayar dan garisan. Saya pikir kita alangkah bijaknya dan angkat jempol kepada para bloger berita yg telah menyajikan berita-berita yang sesuai dengan kaidah jurnalistik. Padahal menurut hemat saya masih banyak situs situs besar dan punya nama tulisannya rancu dan abal abal.dan itu tentunya itu menjadi pr dan masukan kepada Dewan Pers yang menjadi induk di mana para wartawan bernaung. Jayalah Pers Indonesia. Wassallam Last edited: Dec 15, 2017 Amas, Dec 15, 2017 #19 rahmawa3 New Member Joined: Mar 29, 2018 Messages: 2 Likes Received: 0 Trophy Points: 3 Sekarang sudah banyak universitas yang menyediakan major Jurnalistik atau Multimedia Journalism yang memberikan tugas akhir pada mahasiswanya untuk membuat Media, akan banyak sekali media2 "underground" yang bermunculan. Vice pun berawal dari media "Underground" hingga dapat jadi sebesar saat ini. perkembangan edukasi di Indonesia sudah sangat berkembang, hanya tinggal meningkatkan Literasi Media pada masyarakat agar lebih dapat menelaah media-media yang sudah banyak agar tidak mudah terprovokasi rahmawa3, Mar 29, 2018 #20 (You must log in or sign up to reply here.) Show Ignored Content Page 1 of 2 1 2 Next > Loading... Similar Threads - Kamu jurnalis Bisa Manfaat Mengagetkan Menikah Muda yang Harus Kamu Ketahui Rumah Blog, Jan 28, 2023, in forum: General Internet Replies: 0 Views: 1,529 Rumah Blog Jan 28, 2023 5 Profesi Ini Bisa Membuat Kamu Kaya Meskipun Bekerja di Rumah Taufiq Fadhilah, May 20, 2020, in forum: General Internet Replies: 5 Views: 2,575 Taufiq Fadhilah May 26, 2020 Cara Sederhana Agar Channel YouTube Kamu Bisa Menghasilkan Uang One's Excellent, Feb 6, 2020, in forum: General Internet Replies: 20 Views: 16,184 HanyaSatu Dec 16, 2020 5 Film Indonesia Perang yang Harus Kamu Tonton Astor Riyanto, Oct 22, 2019, in forum: General Internet Replies: 9 Views: 5,052 agungredking Jul 21, 2020 Pernahkan Kamu Alami Mimpi Anak Sakit? Ini Dia Maknanya Astor Riyanto, Jun 12, 2019, in forum: General Internet Replies: 0 Views: 1,658 Astor Riyanto Jun 12, 2019 Share This Page Tweet Log in with Facebook Log in with Twitter Your name or email address: Do you already have an account? No, create an account now. Yes, my password is: Forgot your password? Stay logged in
Membuat media (berita) online bukan pekerjaan mudah. Seorang jurnalis belum tentu paham dengan dunia kode website sekaligus mengelolanya. Setidaknya butuh beberapa orang untuk membangun. Berita online pun harus mengikuti prosedur yang ada seperti Kantor offline, SIUP, karyawan, dll.
Kapan mau bergerak om, kalau pertama kali sudah ngurus yang beginian. Belum apa apa udah izin dulu. Mungkin bagi pemula jangan lah ngurus hal hal beginian. Action aja dulu. Income lewat Ads atau yang lain aja dulu. Kalau sudah besar baru lah mencoba membuat izin izin lainnya.
Kalau baca keseluruhan isi thread ini, yang dimaksud dengan "perusahaan" di sini adalah semacam blog berita. Sah saja sih blog yang kita kelola kita anggap sebuah "perusahaan" meskipun kesannya agak gimana gitu. Karena definisi perusahaan menurut wikipedia adalah: "Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor produksi. Setiap perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah dan ada pula yang tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha untuk perusahaannya" Jika kita merasa blog kita memenuhi kriteria seperti itu, ya... why not? BTW, nice thread. Oya, perusahaan berita online yang ada di signature itu punya den @opsionalis ?
Hehehe.. saya hanya menegaskan judul "Mengapa tidak membuka perusahaan media saja.." Kalau hanya menulis online, jadi blogger saja cukup dan bisa menghasilkan uang.
Nah ini yang masih kurang dipahami, perbedaan website (situs) dan weblog (blog) menurut definisinya. Seharusnya ada perbedaan antara blog berita dengan situs berita. Misalkan sy menulis di blog saya tentang kejadian demonstrasi di Jakarta pada hari x yang sy lihat sendiri. Pada saat yang sama ada penulis (wartawan) misalnya detik.com. Tentunya saja ada perbedaan penulisan. Sebagai penulis berita detik.com tentu ada aturan-aturan tertentu, kalau saya bebas. Namun bagi pembaca, situs detik.com pasti lebih dipercaya daripada blog saya, meskipun bahasannya sama. Selain itu, berita-berita yang ditulis di situs berita tanpa ada kepastian Badan Hukum dapat dikategorikan sebagai berita abal-abal meskipun kenyataannya benar. Di Google sendiri, agar dapat masuk pencarian kategori berita ada kriteria yang harus dipenuhi oleh sebuah website....
Judul adalah jebakan. Judul yang sedikit kontroversil biasanya akan dilihat orang Mengapa si detik lebih dipercaya dari pada si itik, kembali lagi pada brand. Detik punya brand, itik belum punya brand. Aqua sudah punya brand, Aqui belum punya brand. Sebagai konsumen pasti milih yang sudah punya brand. Tergantung diri kita sendiri lagi, bagaimana memunculkan brand. KONSISTEN aja lah. Sekrang saya pun jarang mengunjungi si detik, karena beritanya yang banyak diulang dalam penulisannya. Hanya beda di judul saja. Kembali lagi bagaimana orang menikmati beritanya saja lagi. Dalam satu artikel baru, hanya satu paragraf yang berita baru, yang selanjutnya penulisan ulang dari artikel sebelumya.
ane sudah pernah kerja di 2 perusahaan yg membuat media online (dan bangkrut), ane bisa katakan membuat media/berita online itu susah sekali (sama seperti media offline), biasa masalah utamanya karena penulis2nya yg cuma "asal nulis" karena atasan cuma ngejar target sekian artikel per bulan (kejar setoran), sedangkan penulis digaji segitu2 aja, penulis/konten writer jadinya mikir "cape2 nulis, ujung2nya perusahaan yg kaya" akhirnya bikin tulisan ala kadarnya (bahkan numpang edit copas/rewrite) makanya ga heran punya ribuan artikel tapi trafiknya nihil... ya mungkin itu juga yg terjadi sama media2 besar, banyak artikel/tulisan yg cuma di spin (puter2 kata) tapi isinya begitu2 doang...
Yang iyanya bingung mau kemana lagi media itu akan dibawa. Paling sering adalah media lokal/daerah yang banyak tutup. Situs berita. Di daerah saya sendiri. Mungkin sudah ada puluhan yang tutup. Karena mereka hanya nulis berita tentang daerahnya saja. Kebanyakan isu politik. Pemerintahan. Dsb.
hahaaa... kadang yg 1 post berita bisa jadi 3 bahkan 10 post jika yg di beritakan lagi viral dgn beda2 judul yg isi kontennya sama hanya di edit2 dikit.
Ngakak ane bacanya ... meskipun kenyataan nya benar. Ini maksudnya benar abal-abal atau benar dalam kata artian bukan abal-abal kang? hahaha
mungkin maksudnya blog beritanya yg di anggap abal-abal jika tdk bertubuh hukum eh salah berbadan hukum
Alasannya mengapa harus berbadan hukum baru dipercaya apa? Buktinya ada yang berbadan hukum banyak kok yang diguankan untuk menyebarkan berita palsu or hoax. Gak ada jaminan juga. Ini mungkin tingkat kepercayaan masih rendah. Dan lagi konten yang sering dinikmati adalah konten mengenai hal hal demikian dalam arti berita hoax. Lebih seru katanya. Lebih menjadi kontroversi.
Kalau menurut saya Mudah tidak mudah...Memang benar Pekerjaan Jurnalis Tidaklah Mudah....Seorang Jurnalis ingin mendirikan sebuah penerbitan itu tidak hanya mengandalkan bakat dari menulisnya saja, akan tetapi sang jurnalis yang ingin mendirikan sebuah penerbitan selain bisa menulis dia juga harus memiliki insting yang kuat, memiliki wawasan bisnis yang mumpuni dan mau bekerja 24 jam. Nah menurut saya bagi seorang jurnalis Profesional, militan, dan memiliki sipat pantang menyerah mengapa tidak perusahaan penerbit bisa anda kelola tanpa banyak melibatkan orang. Selamat mencoba pasti bisa
Web blog atau pun situs blog pada intinya menurut saya serupa tapi tak sama. Tinggal di tangan siapa itu blog atau web berada. Kalau blog itu ada di tangan seorang kondektur bus pasti postingan foto-foto, atau kalau pun dia menulis berita pasti tulisannya alakadar, copy paste pokoknya tidak memenuhi unsur kaidah 5w+1H yang mutlak menjadi patokan dasar bagi seorang wartawan. Nah sebaliknya kalau toh webblog tersebut ada di tangan seorang jurnalis sejati pasti sejatinya blog tersebut akan dikemas rapi dengan memenuhi unsur 5w+1H tadi. Sebab bagi seorang yang mencintai akan profesi jurnalis bagi dia pantang menyebarkan berita bohong sebab bagi seorang jurnalis profesional dia tahu akan rambu dan kode etika. Jadi menurut saya webblog ataupun situs blog sama saja yaitu sebuah instrumen untuk menuangkan gagasan atau sarana informasi saja. Sedangkan yang membedakan keduanya adalah Domain. Yaitu domain berbayar dan garisan. Saya pikir kita alangkah bijaknya dan angkat jempol kepada para bloger berita yg telah menyajikan berita-berita yang sesuai dengan kaidah jurnalistik. Padahal menurut hemat saya masih banyak situs situs besar dan punya nama tulisannya rancu dan abal abal.dan itu tentunya itu menjadi pr dan masukan kepada Dewan Pers yang menjadi induk di mana para wartawan bernaung. Jayalah Pers Indonesia. Wassallam
Sekarang sudah banyak universitas yang menyediakan major Jurnalistik atau Multimedia Journalism yang memberikan tugas akhir pada mahasiswanya untuk membuat Media, akan banyak sekali media2 "underground" yang bermunculan. Vice pun berawal dari media "Underground" hingga dapat jadi sebesar saat ini. perkembangan edukasi di Indonesia sudah sangat berkembang, hanya tinggal meningkatkan Literasi Media pada masyarakat agar lebih dapat menelaah media-media yang sudah banyak agar tidak mudah terprovokasi