Inovasi dibidang industri menghasilkan sesuatu yang “waw“. Mulai dari barang yang sederhana, plastik sampai kepada barang yang ekstra canggih, gadget. Fokus manusia tidak ada lagi pada hal-hal yang sederhana karena itu tidak menarik hati. Sebaliknya, semua teknologi, semua yang canggih, semua industri menjadi semakin tambun dan merambat pesat hingga ke pelosok. Manusia mulai lupa diri, lupa sejarah atau lebih tepatnya lupa akan asal-usulnya. Manusia hampir lupa akan Penciptanya, lupa akan hari-hari penciptaan pada zaman dahulu kala. Dalam banyak kepercayaan dan Kitab Suci, ada 6 hari penciptaan. Lima hari diperuntukkan untuk membangun lingkungan sedangkan 1 hari terakhir ditujukan untuk kita manusia. Kita tidak membahas masalah spiritual di sini. Mari melihat urutan penciptaan. Lima hari pertama dipersiapkan oleh Sang Pencipta untuk menopang kehidupan mahkluk yang diciptakan dihari terakhir, manusia. Sebagai ciptaan yang sempurna, kehadiran kita harusnya melengkapi bumi ini, bukan memunahkan ciptaan lainnya (lingkungan alam). Dari jaman dahulu kala manusia terus bertahan dan lingkunganlah yang menopang kehidupan kita. Hingga manusia benar-benar bisa mengaktualisasikan diri dan memandang sesuatu yang lebih dari lingkungan sekitarnya. Fokus manusia tidak lagi tertuju pada alam seadanya melainkan mulai berinovasi dan menghasilkan sesuatu yang baru yang disebut teknologi. Tanpa disadari, teknologi yang membawa pada kemudahan demi kemudahan itu membuat manusia lupa akan alam sekitarnya. Semakin hebat suatu teknologi semakin banyak sisa hasil prpduksi dan semakin tinggi efek buruknya terhadap lingkungan. Teknologi demi teknologi sudah dihasilkan mungkin ada miliaran bahkan triliunan hasil teknologi yang bertebaran di seluruh dunia. Coba bayangkan sisa hasil produksi pembuatan teknologi (industri). Caba bayangkan berapa banyak kerusakan yang ditimbulkan oleh teknologi selama ia beroperasi. Coba bayangkan berapa banyak hasil teknologi yang telah tua, rusak dan terbuang dimana-mana. Sadar atau tidak, teknologi telah merusak lingkungan yang selama ini telah menopang hidup kita. Kerusakan lingkungan telah mendorong perubahan iklim yang pesat (pemanasan global) yang dimanfaatkan pihak Industri. Tampillah teknologi (industri) memberi solusi gantung, padahal sebenarnya peran tersebut dilakukan oleh lingkungan secara alami: Mulai dari air. Mata air telah mengering, sumur-sumur semakin dalam, sungai-sungat telah tercemar. Bahkan kini air cuci sempak harus dibeli apalagi air untuk dikonsumsi ada harganya. Kipas angin. Angin sepoi-sepoi tidak ada lagi karena pohon kebanyakan sudah di tebang. Air Conditioner. Baru pagi-pagi sudah panas malamnya apalagi. Kesejukan sudah tidak ada lagi, hutan disekitar rumah telah alih fungsi.menjadi pemukiman. Hujan buatan. Kekeringan berbulan-bulan meyebabkan paceklik dimana-mana. Hutan-hutan telah diubah selurahnya menjadi pertanian. Suatu wilayah tidak lagi memiliki paru-paru hijau untuk menarik hujan. Belum lagi bencana demi bencana yang timbul karena pembalakan liar, ilegal logging, pembakaran hutan. Kita harus mengeluarkan uang yang lebih untuk teknologi (hasil industri) agar bisa mengatasi dan menanggulangi bencana yang seharusnya tidak terjadi ini. dan masih banyak lagi barang-barang hasil industri yang sebenarnya sudah disediakan oleh alam secara alami Mari kita berpikir jernih, kebutuhan yang sebenarnya sudah disediakan oleh alam kini harus kita beli dengan harga mahal. Mengapa kita tidak sadar-sadar juga, karena kebringasan terhadap lingkungan membuat kita merogok tabungan lebih dalam untuk di bayar ke negara lain yang katanya “hebat berteknologi” (industri). Saya tidak bertujuan untuk menjadikan industri sebagai musuh kita. Tapi yang saya ingin sampaikan adalah “Kita manusia sebagai ciptaan yang sempurna harusnya menjadi pelengkap (penyempurna) bagi lingkungan sekitar. Pikiran kita yang tersistematis harusnya membuat kita mampu untuk memanage/mengatur lingkungan tetap eksis sembari mengembangkan teknologi untuk kehidupan yang lebih baik Sumber: Lingkungan Vs Industri lasealwin, Nov 17, 2015 #1 kusumarga, Muhammad Khoir and KangAndre like this. KangAndre Member Joined: Jan 25, 2014 Messages: 10,244 Likes Received: 2,714 Trophy Points: 413 Inilah kenyataan yang harus dihadapi. Sifat keserakahan dan egoisme manusia masih ada dan terus ada. KangAndre, Nov 17, 2015 #2 kusumarga Member Joined: Jul 7, 2015 Messages: 761 Likes Received: 78 Trophy Points: 28 memang sih den, bener juga..semua sudah disediakan alam, tapi emang sifat manusia itu gak pernah puas dengan apa yang ada.. ini mungkin juga salah satu jalan menuju yang namanya kiamat/ kehancuran... kusumarga, Nov 17, 2015 #3 NieeLz Well-Known Member Joined: Aug 24, 2015 Messages: 1,790 Likes Received: 127 Trophy Points: 63 Google+: Author ironi nya kita lebih baik ikuti perkembangan saja, manusia makin banyak di dunia ini, otak manusia makin lama harus selalu makin berkembang. mau gamau alam yang harus dihancurkan (ironi), tugas kita hanya membagun kembali alam yang rusak dengan reboisasi. jika ada industri yang telah merusak alam secara masif, tugas kita melapor kepada pemerintah untuk lebih lanjutnya NieeLz, Nov 17, 2015 #4 AquariuZ Active Member Joined: Apr 16, 2015 Messages: 1,006 Likes Received: 88 Trophy Points: 48 ya mudah2an pemerintah (manusia) secepatnya sadar akan bahaya di masa depan yang akan ditimbulkan den. AquariuZ, Nov 17, 2015 #5 7hakapolar New Member Joined: Nov 19, 2015 Messages: 11 Likes Received: 0 Trophy Points: 1 Kalau saya kurang setuju kalo untuk barang Air Conditioner atau AC, karena memang kita negara tropis dan memiliki suhu udara yang panas. Jadi sah-sah saja kita memerlukan AC. 7hakapolar, Nov 19, 2015 #6 artinur Member Joined: Nov 21, 2015 Messages: 31 Likes Received: 1 Trophy Points: 8 perkembangan teknologi skrg semakin maju dan semakin green aka ramah lingkungan. berharap kedepannya semakin ramah dg lingkungan artinur, Nov 21, 2015 #7 (You must log in or sign up to reply here.) Show Ignored Content Loading... Similar Threads - Lingkungan atau Industri Faktor Perkembangan Sosial Anak Dari Sektor Lingkungan MariBicara, Dec 7, 2017, in forum: General Lifestyle Replies: 0 Views: 945 MariBicara Dec 7, 2017 Deterjen Ramah Lingkungan Vs Deterjen Biasa Linamayasari123, Sep 22, 2016, in forum: General Lifestyle Replies: 3 Views: 1,848 firda63 Sep 24, 2016 Yuk, Melakukan Photocopy Secara Ramah Lingkungan Forum Hijau, Aug 3, 2015, in forum: General Lifestyle Replies: 2 Views: 836 cakdarwis Aug 3, 2015 MOS dan OSPEK Ramah Lingkungan Forum Hijau, Jul 25, 2015, in forum: General Lifestyle Replies: 6 Views: 2,123 Aneba Sep 13, 2016 Gaya Hidup Ramah Lingkungan Ala Rasulullah SAW Forum Hijau, Jul 22, 2015, in forum: General Lifestyle Replies: 3 Views: 1,107 barugratisan Aug 3, 2016 Share This Page Tweet Log in with Facebook Log in with Twitter Your name or email address: Do you already have an account? No, create an account now. Yes, my password is: Forgot your password? Stay logged in
memang sih den, bener juga..semua sudah disediakan alam, tapi emang sifat manusia itu gak pernah puas dengan apa yang ada.. ini mungkin juga salah satu jalan menuju yang namanya kiamat/ kehancuran...
ironi nya kita lebih baik ikuti perkembangan saja, manusia makin banyak di dunia ini, otak manusia makin lama harus selalu makin berkembang. mau gamau alam yang harus dihancurkan (ironi), tugas kita hanya membagun kembali alam yang rusak dengan reboisasi. jika ada industri yang telah merusak alam secara masif, tugas kita melapor kepada pemerintah untuk lebih lanjutnya
ya mudah2an pemerintah (manusia) secepatnya sadar akan bahaya di masa depan yang akan ditimbulkan den.
Kalau saya kurang setuju kalo untuk barang Air Conditioner atau AC, karena memang kita negara tropis dan memiliki suhu udara yang panas. Jadi sah-sah saja kita memerlukan AC.
perkembangan teknologi skrg semakin maju dan semakin green aka ramah lingkungan. berharap kedepannya semakin ramah dg lingkungan