Problem merata inilah yang belum terpecahkan. Full day akan stabil manakala tenaga pengajar, fasilitas sarana prasarana, dan suasana juga merata. Kalau cerminannya hanya Jakarta dan Malang, ya yang lain dikemanakan ? Manjaydotnet, Aug 10, 2016 #21 KangAndre Member Joined: Jan 25, 2014 Messages: 10,244 Likes Received: 2,714 Trophy Points: 413 @Manjaydotnet gunakan replay, atau tambahkan @ jika membalas komentar yang ditujukan ke seseorang, biar tidak terjadi miss communication KangAndre, Aug 10, 2016 #22 Manjaydotnet Member Joined: Aug 7, 2016 Messages: 33 Likes Received: 2 Trophy Points: 8 Makasih @KangAndre sidah dituntun, baru tau metodenya. Kali ini saya akan gunakan itu. Manjaydotnet, Aug 10, 2016 #23 KangAndre Member Joined: Jan 25, 2014 Messages: 10,244 Likes Received: 2,714 Trophy Points: 413 Dengan ini akan muncul "alert" sehingga memungkinkan ada tanggapan KangAndre, Aug 10, 2016 #24 Manjaydotnet Member Joined: Aug 7, 2016 Messages: 33 Likes Received: 2 Trophy Points: 8 Maklum @KangAndre masih newbie Manjaydotnet, Aug 10, 2016 #25 batikhush Member Joined: May 26, 2016 Messages: 75 Likes Received: 3 Trophy Points: 8 full day bagus kok...cuman emang sdm ama linkungan sekolahnya harus siap n nyaman buat anak2 maen seharian...masalah makanan anak 2 juga penting, sekolah harus bisa nyiapin makanan yang bergizi biar anak2 ga pada jajan sembarangan batikhush, Aug 11, 2016 #26 Manjaydotnet Member Joined: Aug 7, 2016 Messages: 33 Likes Received: 2 Trophy Points: 8 Nah ini baru bijak. Saya juga sangat setuju Full Day, karena saya juga pernah merasakannya. Tapi harus dengan catatan bener ndak @batikhus Manjaydotnet, Aug 11, 2016 #27 ayahnyanadia Well-Known Member Joined: Apr 4, 2013 Messages: 1,369 Likes Received: 153 Trophy Points: 63 Google+: Author Ikutan petisi menolak, dah ternyata direspon pak menteri, dibatalin itu wacana. Dan apapun alasannya, ane tidak setuju. Kalo bisa itu jam sekolah dikurangin, dan bikin UU agar ortu ikut nimbrung pendidikan dan tambahkan jam interaksi dlm keluarga. ayahnyanadia, Aug 11, 2016 #28 Manjaydotnet Member Joined: Aug 7, 2016 Messages: 33 Likes Received: 2 Trophy Points: 8 Kurang atau lebihnya jam sekolah, menurut yang bukan hal yang subtansial, karena memang ini adalah persoalan teknis atau hanya sekedar pola. Menurut hemat saya, nilai yang ingin di bangun oleh Pak Mendikbud adalah bagaimana pendidikan di Indonesia bisa membangun karakter anak bangsa. Nyatanya, dari ulasan yang disampaikannya Pak Mendikbud jelas lebih mementingkan bagaimana anak bangsa tidak menghabiskan waktunya untuk hal-hal negatif. Sehingga dibuatlah rumah kedua baginya. Yang menjadi problem publik adalah lelayakan kebijakan untuk seluruh sekolah di Indonesia. Karena fakta lapangan mengatakan tak seluruh sekolah seperti di Jakarta. Baik itu dari SDA-nya, fasilitas, kenyamanan, lingkungan, sarana dan prasarana serta kondisi sosialnya. Ini pula yang menjadi alasan kebanyakan dari kita mengapa program full day masih belum cocok jika harus diterapkan. Yang sudah siap, bisa dipersilahkan. Tapi yang belum, mari disiapkan. Bukan dipaksakan. Manjaydotnet, Aug 11, 2016 #29 motionape Member Joined: Sep 12, 2014 Messages: 40 Likes Received: 2 Trophy Points: 8 Saya sependapat dengan statement jangan disamakan dengan kota Jakarta. Karena kemarin juga sempat baca komentar orang tentang anak- anak sekolah di daerah yang pulang sekolah harus membantu orang tua mencari nafkah karena masalah financialnya... Jadi kalo mereka sekolah sampai sore kasian juga orang tuanya.. Last edited: Aug 11, 2016 motionape, Aug 11, 2016 #30 KangAndre Member Joined: Jan 25, 2014 Messages: 10,244 Likes Received: 2,714 Trophy Points: 413 Saya juga menolak jika FDS diterapkan ke seluruh sekolah Indonesia untuk saat ini. Tapi saya setuju dengan model FDS sebagai alternatif pilihan sekolah. KangAndre, Aug 11, 2016 #31 Manjaydotnet Member Joined: Aug 7, 2016 Messages: 33 Likes Received: 2 Trophy Points: 8 Yaps, kebijakan ini sama halnya dengan mewajibkan seluruh bangsa Indonesia berbahasa Indonesia dan meninggalkan bahasa daerah. Ya kalau orang Jakarta enak-enak saja,.kami yang berada di pinggiran, huftt ya kan @KangAndre Manjaydotnet, Aug 11, 2016 #32 ayahnyanadia Well-Known Member Joined: Apr 4, 2013 Messages: 1,369 Likes Received: 153 Trophy Points: 63 Google+: Author Jangan, model alternatif juga jangan pernah ada, kasihan anak2 yg bakal jadi eksperimen. Pesantren saja, setelah dzuhur sampe ashar ada waktu tidur/istirahat siang. Pejabat yg mendukung FDS, suruh saja anak/cucunya jadi model. ayahnyanadia, Aug 12, 2016 #33 Septian tri Guest klo full day otak bisa tekor hadeh Septian tri, Aug 12, 2016 #34 Om Gembung Member Joined: Feb 28, 2016 Messages: 102 Likes Received: 8 Trophy Points: 18 tapi kalau anak itu belajar seharian dan tanpa ada waktu bermain, malah si anak tersebut bisa stress Om Gembung, Aug 12, 2016 #35 KangAndre Member Joined: Jan 25, 2014 Messages: 10,244 Likes Received: 2,714 Trophy Points: 413 Kenyataan sudah ada sejak lama model sekolah full day (umumnya swasta). Di kota saya, meskipun kota kecil, ada 2 FDS dan itupun 6 bulan sebelum penerimaan siswa baru sudah penuh. KangAndre, Aug 12, 2016 #36 ayahnyanadia likes this. ayahnyanadia Well-Known Member Joined: Apr 4, 2013 Messages: 1,369 Likes Received: 153 Trophy Points: 63 Google+: Author ya emang, dari awal th 2000 sudah ada, biasanya SDIT, itu anak2 dijejeli semua pelajaran, baik umum maupun agama. generasi SDIT sekarang sudah pada kuliah dan sebagian sudah pada kerja. Ada data prestasi mereka yang lulusan FDS? Sy pengen tahu.. ayahnyanadia, Aug 12, 2016 #37 Manjaydotnet Member Joined: Aug 7, 2016 Messages: 33 Likes Received: 2 Trophy Points: 8 Bukan soal prestasi atau tidak @ayahnyanadia , tapi psikologi anak dan pemerataan fasilitas sekolah. Pada faktanya pendidikan di negeri ini masih tidak merata dalam berbagai hal, baik itu kualitas guru, sarana prasaran dll. Sehingga, besar kemungkinan hasil yang dari penerapan PDD tidak akan maksimal sama sekali. Sekali lagi, saya sangat setuju FDD diterapkan, tapi dengan sejuta catatan Manjaydotnet, Aug 12, 2016 #38 ayahnyanadia likes this. Manjaydotnet Member Joined: Aug 7, 2016 Messages: 33 Likes Received: 2 Trophy Points: 8 Silahkan baca Artikel menarik tentang Dukungan saya dan teman-teman lain yang menentang Full Day School http://manjay.net/wajib-salut-pada-menentang-full-day/ Last edited by a moderator: Aug 12, 2016 Manjaydotnet, Aug 12, 2016 #39 ais elkiram Well-Known Member Joined: Feb 10, 2015 Messages: 1,296 Likes Received: 220 Trophy Points: 63 Full day seh saya oke ajah, kalau sistemnya benar. Kebetulan kita juga ngerasain tinggal di asrama sekolah ... full day dalam artian bukan seharian belajar, tapi dalam pengawasan sekolah. Semisal pesantren, full 24 jam tapi belajarnya dari pagi jam 8an sampai jam 11 siang, sisanya tidur, makan, istirahat sama belajar extra di jam2 tertentu kayak habis zhuhur atau makan siang. Itu juga bukan di kelas lagi, bisa di aula terbuka. Kalau anak pesantren biasa di depan mushalla sambil nyantai nikmati angin sepui2... ketawa'an tapi belajar. Habis subuh setur hafalan ... itu kerjaan nya anak pesantren, ok juga kalau mau niru sistem pesantren. Kalau full belajar di kelas, bisa kutu kepala mati tak bernafas. ais elkiram, Aug 12, 2016 #40 (You must log in or sign up to reply here.) Show Ignored Content Page 2 of 3 < Prev 1 2 3 Next > Loading... Similar Threads - Semakin Full Semakin Tips Mengoptimalkan Kemampuan Otak Agar Anak Semakin Pintar IndriMaya12, Dec 4, 2018, in forum: Education Replies: 1 Views: 1,132 gluunews Dec 5, 2018 Kisah Yang Akan Membuatmu Semakin Menghargai Sekolah dwinandha legawa, May 1, 2018, in forum: Education Replies: 14 Views: 2,057 grai musik May 13, 2018 Inilah 5 Fakta Presiden Pertama Indonesia Soekarno yang Buat Kamu Semakin Bangga! Asep Setiawan, May 22, 2016, in forum: Education Replies: 12 Views: 1,822 nyelenih Nov 20, 2017 Teror psikologis ditengah masyarakat yang semakin konsumtif klewood, Jan 25, 2016, in forum: Education Replies: 14 Views: 1,906 firda63 Sep 9, 2016 Kelemahan Sistem Full Day School dan Diskursusnya terhadap Budaya Bangsa ahsol matkan, Sep 4, 2016, in forum: Education Replies: 9 Views: 2,545 david333 Jun 5, 2018 Share This Page Tweet Log in with Facebook Log in with Twitter Your name or email address: Do you already have an account? No, create an account now. Yes, my password is: Forgot your password? Stay logged in
@Manjaydotnet gunakan replay, atau tambahkan @ jika membalas komentar yang ditujukan ke seseorang, biar tidak terjadi miss communication
full day bagus kok...cuman emang sdm ama linkungan sekolahnya harus siap n nyaman buat anak2 maen seharian...masalah makanan anak 2 juga penting, sekolah harus bisa nyiapin makanan yang bergizi biar anak2 ga pada jajan sembarangan
Nah ini baru bijak. Saya juga sangat setuju Full Day, karena saya juga pernah merasakannya. Tapi harus dengan catatan bener ndak @batikhus
Ikutan petisi menolak, dah ternyata direspon pak menteri, dibatalin itu wacana. Dan apapun alasannya, ane tidak setuju. Kalo bisa itu jam sekolah dikurangin, dan bikin UU agar ortu ikut nimbrung pendidikan dan tambahkan jam interaksi dlm keluarga.
Kurang atau lebihnya jam sekolah, menurut yang bukan hal yang subtansial, karena memang ini adalah persoalan teknis atau hanya sekedar pola. Menurut hemat saya, nilai yang ingin di bangun oleh Pak Mendikbud adalah bagaimana pendidikan di Indonesia bisa membangun karakter anak bangsa. Nyatanya, dari ulasan yang disampaikannya Pak Mendikbud jelas lebih mementingkan bagaimana anak bangsa tidak menghabiskan waktunya untuk hal-hal negatif. Sehingga dibuatlah rumah kedua baginya. Yang menjadi problem publik adalah lelayakan kebijakan untuk seluruh sekolah di Indonesia. Karena fakta lapangan mengatakan tak seluruh sekolah seperti di Jakarta. Baik itu dari SDA-nya, fasilitas, kenyamanan, lingkungan, sarana dan prasarana serta kondisi sosialnya. Ini pula yang menjadi alasan kebanyakan dari kita mengapa program full day masih belum cocok jika harus diterapkan. Yang sudah siap, bisa dipersilahkan. Tapi yang belum, mari disiapkan. Bukan dipaksakan.
Saya sependapat dengan statement jangan disamakan dengan kota Jakarta. Karena kemarin juga sempat baca komentar orang tentang anak- anak sekolah di daerah yang pulang sekolah harus membantu orang tua mencari nafkah karena masalah financialnya... Jadi kalo mereka sekolah sampai sore kasian juga orang tuanya..
Saya juga menolak jika FDS diterapkan ke seluruh sekolah Indonesia untuk saat ini. Tapi saya setuju dengan model FDS sebagai alternatif pilihan sekolah.
Yaps, kebijakan ini sama halnya dengan mewajibkan seluruh bangsa Indonesia berbahasa Indonesia dan meninggalkan bahasa daerah. Ya kalau orang Jakarta enak-enak saja,.kami yang berada di pinggiran, huftt ya kan @KangAndre
Jangan, model alternatif juga jangan pernah ada, kasihan anak2 yg bakal jadi eksperimen. Pesantren saja, setelah dzuhur sampe ashar ada waktu tidur/istirahat siang. Pejabat yg mendukung FDS, suruh saja anak/cucunya jadi model.
Kenyataan sudah ada sejak lama model sekolah full day (umumnya swasta). Di kota saya, meskipun kota kecil, ada 2 FDS dan itupun 6 bulan sebelum penerimaan siswa baru sudah penuh.
ya emang, dari awal th 2000 sudah ada, biasanya SDIT, itu anak2 dijejeli semua pelajaran, baik umum maupun agama. generasi SDIT sekarang sudah pada kuliah dan sebagian sudah pada kerja. Ada data prestasi mereka yang lulusan FDS? Sy pengen tahu..
Bukan soal prestasi atau tidak @ayahnyanadia , tapi psikologi anak dan pemerataan fasilitas sekolah. Pada faktanya pendidikan di negeri ini masih tidak merata dalam berbagai hal, baik itu kualitas guru, sarana prasaran dll. Sehingga, besar kemungkinan hasil yang dari penerapan PDD tidak akan maksimal sama sekali. Sekali lagi, saya sangat setuju FDD diterapkan, tapi dengan sejuta catatan
Silahkan baca Artikel menarik tentang Dukungan saya dan teman-teman lain yang menentang Full Day School http://manjay.net/wajib-salut-pada-menentang-full-day/
Full day seh saya oke ajah, kalau sistemnya benar. Kebetulan kita juga ngerasain tinggal di asrama sekolah ... full day dalam artian bukan seharian belajar, tapi dalam pengawasan sekolah. Semisal pesantren, full 24 jam tapi belajarnya dari pagi jam 8an sampai jam 11 siang, sisanya tidur, makan, istirahat sama belajar extra di jam2 tertentu kayak habis zhuhur atau makan siang. Itu juga bukan di kelas lagi, bisa di aula terbuka. Kalau anak pesantren biasa di depan mushalla sambil nyantai nikmati angin sepui2... ketawa'an tapi belajar. Habis subuh setur hafalan ... itu kerjaan nya anak pesantren, ok juga kalau mau niru sistem pesantren. Kalau full belajar di kelas, bisa kutu kepala mati tak bernafas.