10 rumah adat paling unik di indonesia

muhammad hasan · Nov 12, 2016

keaneka ragaman arsitektur hunian atau tempat tinggal berbagai suku di wilayah di kepulauan nusantara saat masa silam merupakan sebuah anugerah khusus dari Tuhan Yang Maha Esa yang hanya dimiliki Indonesia. Anugerah ini tidaklah dimiliki negara-negara lain di belahan dunia manapun, sehingga patut kita sukuri, salah satunya dengan memperkenalkannya pada anak cucu kita agar ia tetap lestari tak lekang oleh waktu.

rumah Adat di Indonesianegara republik indonesia Keberagaman model hunian suku-suku di negara indonesia yang beragam dapat kita buktikan dengan banyaknya bentuk dan model rumah adat suku-suku di Indonesianegara republik indonesia dengan semua kelebihan dan kekurangannya. Berikut ini kami akan membahas secara detail satu persatu 10 tempat tinggal di Indonesia tersebut sebagai bahan pembelajaran bagi kita untuk mengenal khasanah warisan leluhur kita dalam bidang arsitektur tempat tinggal Selamat menyimak!

1. rumah Adat Krong Bade, di wilayah Nanggroe Aceh Darussalam

bangunan Krong Bade atau juga biasa dikenal dengan nama rumoh Aceh merupakan bangunan adat dari area terbarat di negara indonesia, Nanggroe Aceh Darussalam. bangunan Krong Bade merupakan bangunan panggung dengan satu buah tangga depan yang biasa digunakan untuk berlalu lalang. bangunan adat Aceh ini keberadaannya sekarang semakin susah ditemukan. Orang-orang Aceh pada umumnya sekarang lebih memilih untuk tinggal di bangunan dengan gaya modern. Alasannya, selain karena dana pembangunannya yang cukup mahal, rumah Krong Bade juga membutuhkan biaya perawatan yang tidak sedikit.

2. rumah khas distrik DKI Jakarta - rumah Adat betawi

bangunan kebaya adalah salah satu nama rumah adat suku Betawi Disebut dengan rumah kebaya dikarenakan bentuk atapnya yang kayak bentuk pelana yang dilipat dan jika dilihat dari samping maka lipatan-lipatan tersebut terlihat menyerupai lipatan kebaya.

3. tempat tinggal adat badui, di provinsi banten

tempat tinggal adat di Indonesianegara republik indonesia yang sebagai hunian orang-orang suku Banten tempo dulu diberi nama tempat tinggal badui. bangunan ini adalah rumah panggung beratapkan daun ilalang dengan lantai terbuat dari pelupuh atau bambu yang dibelah. Dinding rumah adat badui terbuat dari anyaman bambu sedangkan penyangga tempat tinggal terbuat dari batu berbentuk balok yang ujung atasnya kian mengecil. Di beberapa distrik Ujung Kulon, tempat tinggal yang bentuknya ditampilkan pada gambar di bawah ini masih digunakan oleh sebagian besar penduduknya.

4. rumah Adat Joglo Situbondo, di provinsi Jawa Timur

tempat tinggal adat Joglo Situbondo merupakan sebuah tempat tinggal adat yang sangat terkenal saat masa silam. Masyarakat Jawa Timur ketika zamannya, menggunakan gaya model ini karena terkagum akan nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. Kendati begitu, bukti kegemilangan karya pendahulu kita dalam teknologi rumah ini sekarang sudah mulai termakan oleh zaman. Ya, di Jawa Timur sendiri saat ini kita akan sulit menemukan rumah semacam ini.

5. distrik Lampung - tempat tinggal Adat Nowou Sesat

rumah tradisional adat Lampung ini termaksud kategori tempat tinggal panggung. Atapnya terbuat dari anyaman ilalang dan sebagian besar bahnnya terbuat dari kayu. Bentuk bangunan panggun ini untuk menghindari serangan hewan dan lebih kokoh bila terjadi gempa bumi, karena warga lampung telah mengenal gempa dari masa dulu dan lampung terletak di pertemuan lempeng Asia dan Australia. Terdapat ornamen yang khas di bagian sisi bangunan tertentu rumah sessat ini. Umumnya bentuk bangunan sessat berbentuk rumah besar. Namun saat ini rupanya tidak terlalu besar. Di perkampungan penduduk asli Lampung sebagian besar bangunan adat ini dibangun tidak bertiang dan berlantai di tanah dengan fungsi yang tetap sama.

6. wilayah Bengkulu - rumah Bubungan Lima

rumah Bubungan Lima adalah rumah adat dari daerah Bengkulu. rumah ini mempunyai model seperti rumah panggung yang ditopang oleh beberapa tiang penopang. tempat tinggal ini bukanlah bangunan tempat tinggal seperti pada umumnya. rumah ini biasanya dipakai untuk acara adat warga Bengkulu. tempat tinggal ini terbagi atas tiga bagian yaitu bangunan bagian atas, rumah bagian tengah, dan rumah bagian bawah. rumah Bubungan Lima memiliki materi dasar yaitu kayu. Kayu yang dipilih pun bukan kayu sembarangan melainkan kayu yang kuat dan tahan lama. Kayu yang biasanya digunakan untuk membangun tempat tinggal Bubungan Lima adalah Kayu Medang Kemuning. bangunan Bubungan Lima dibangun tinggi agar menghindari pemilik rumah beserta keluarga dari serangan binatang liar dan juga dari bencana alam seperti banjir. Karena tinggi Rumah Bubungan Lima ini, maka masyarakat yang hendak masuk ke dalam bangunan pun harus menggunakan tangga. Tangga yang digunakan untuk masuk ke dalam bangunan umumnya mempunyai jumlah anak tangga yang ganjil sesuai dengan kepercaaan masyarakat Bengkulu. bangunan Bubungan Lima ini merupakan salah satu Budaya di Indonesianegara republik indonesia yang menjadi objek wisata.

7. area Jawa Tengah - bangunan Adat Joglo

Joglo adalah tempat tinggal adat warga Jawa. Bagian-bagian joglo yaitu:

pendapa.
pringgitan.
gandok tengen.
gandok tengen.
dalem.
sentong.
gandok kiwo.

Bagian pendapat adalah bagian paling depan Joglo yang memiliki ruangan luas tanpa pembatas, biasanya dipakai sebagai tempat pertemuan untuk acara besar bagi penghuninya. Seperti acara hiburan wayang kulit, tari, gamelan dan yang lain. ketika waktu ada acara syukuran biasanya sebagai tempat tamu besar. Pendopo biasanya terdapat soko guru, soko pengerek, dan tumpang sari.

Bagian Pringgitan adalah bagian penghubung antara pendopo dan rumah dalem. Bagian ini dengan pendopo biasanya di batasi dengan seketsel dan dengan dalem dibatasi dengan gebyok. Fungsi bagian pringgitan biasanya sebagai ruang tamu. Bagian Dalem adalah bagian tempat bersantai keluarga. Bagian ruangan yang bersifat lebih privasi

8. distrik Nusa Tenggara Barat - Rumah Adat Dalam Loka Samawa

rumah istana Sumbawa atau Dalam Loka adalah tempat tinggal adat atau istana yang didirikan dan dikembangkan oleh pemerintahan pangeran Muhammad Jalaluddin Syah III di Pulau Sumbawa, tepatnya di kota Sumbawa Besar. Terdapat pengertian dari Dalam Loka itu sendiri, yaitu kata "Dalam" yang memiliki arti istana atau tempat tinggal yang ada di dalam istana dan "Loka" yang memiliki arti dunia atau juga tempat. Sehingga dapat disimpulkan pengertian Dalam Loka merupakan istana atau tempat hunian raja. Namun, penggunaan rumah adat Dalam Loka saat ini difungsikan untuk menyimpan benda atau artifak bersejarah milik Kabupaten Sumbawa.

Dalam Loka disusun oleh dibuat kembar yang disokong atau ditahan oleh 98 pilar kayu jati dan 1 pilar pendek (pilar guru) yang dibuat dari pohon cabe. Jumlah dari seluruh tiang penyokong adalah 99 tiang yang mewakili 99 sifat Allah dalam Al-Qur' an (Asmaul Husna). Di Dalam Loka ini terdapat ukiran-ukiran yang adalah ukiran khas wilayah Pulau Sumbawa atau disebut lutuengal yang dimanfaatkan untuk ornamen pada kayu bangunannya. Ukiran khas Pulau Sumbawa ini biasanya motif bunga dan juga motif daun-daunan.

9. wilayah Kalimantan Barat - bangunan Adat Istana Kesultanan Kadriah Pontianak

Istana Kesultanan Kadriah dari Pontianak, area Kalimantan Barat ini pada awalnya didirikan pada tahun 1771 dan selalu senantiasa di dibuat sambil direnovasi hingga resmi selesai pada tahun 1778. Istana ini terletak tidak jauh dari Masjid Jami, masjid yang cukup menjadi icon di Pontianak mungkin jaraknya tidak lebih dari 300 meter. Lokasinya dekat jalan Tritura, yang merupakan pertemuan dari 3 sungai. Nama daerahnya kampung Beting, Kelurahan Dalam Bugis, Pontianak Timur. Dari titik nol kota Pontianak jaraknya sekitar 7 kilometer berjalan menuju arah timur dan harus menyeberang sungai yang bisa dicapai lewat jembatan atau pun menggunakan perahu. Istana kesultanan Kadriah ini memang bukan lokasi wisata yang sangat ramai hingga padat dikunjungi wisatawan. Namun bukan berarti sepi, istana keraton ini meskipun pengunjungnya tidak pernah ramai tetapi pengunjung selalu berdatangan dan tidak pernah sepi.