Banyak wanita berjuang keras untuk menempuh karir dan menganggap remeh profesi sebagai ibu rumah tangga, pada saat ini. Akan tetapi wanita yang satu ini meski lulus S2 dari universitas ternama, gelar akademik yang tinggi tidak membuatnya malu untuk mengatakan bahwa dia hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Profesi sebagai ibu rumah tangga selama belasan tahun dijalani dengan ikhlas. “Biarlah ilmu yang kudapat mengalir dalam nadi darah anak-anakku, sehingga kelak aku akan bisa mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah SWT,” ujarnya Seorang Ibu Rumah Tangga Hampir setiap hari di sepertiga malam terakhir, dia bangun paling awal untuk menghadap Pencipta Nya, lantas menjelang subuh dibangunkan suami dan buah hatinya dengan ketulusan. Sementara sang surya masih malas menampakkan wajahnya, dia telah menyiapkan sarapan, menyiapkan perlengkapan kerja suami, dan sekolah putra-putrinya. Beginilah keseharian yang telah dikerjakannya, tetapi dia sangat menikmatinya. Baginya ketaatan seorang istri terhadap suami sama seperti kaum lelaki berjihad. Ketulusan untuk melayani keluarga dilaksanakan dengan senyum, tidak merasa bosan atau lelah untuk mengurus rumah tangganya, juga tidak pernah meminta berlebihan kepada suami, hanya satu pintanya jangan membawa nafkah yang tidak diridhoi oleh Allah SWT ke dalam keluarga. Dia pun mengajarkan kemandirian kepada putra-putrinya, jangan pernah menjadi benalu bagi orang lain. Mengajarkan kesederhanaan dalam bersikap, bertutur kata serta berperilaku. Dia tidak pernah marah, dia hanya tersenyum bila putra-putrinya salah dan menjelaskan dengan kelembutan bahwa yang dilakukannya salah atau tidak baik. Dan kalimat terakhir yang sering diucapkannya “Nak, ibu cuma minta dua hal, dirikan sholat dan jangan sekali-kali kamu berbohong.” Kesederhanaan, tanggung jawab, kejujuran landasan utama wanita itu menjalankan profesi ibu rumah tangga. Dia begitu memperhatikan keluarganya, akan tetapi kewajiban dan hak bermasyarakat tidak dilupakan, berpartisipasi dalam kegiatan kampung, PKK, arisan, bersosialisasi, berkumpul untuk membangun masyarakat. Hal ini membuat tetangganya bersimpati, bukan karena gelar masternya. Baginya, tiada jabatan yang paling agung selain ibu rumah tangga. Wanita boleh menjadi apa saja, tetapi jangan pernah dilupakan bahwa dirinya adalah seorang ibu rumah tangga. Meski Anda tidak mengenal wanita itu, tetapi dia adalah teladan di antara wanita-wanita yang meneriakkan persamaan gender. Dia adalah seorang ibu, yang menjadi jantung dalam sebuah keluarga dan sebuah keluarga adalah inti dari terbentuknya suatu bangsa. Keteladanan seorang ibu begitu sederhana, namun hasilnya sungguh luar biasa. Dikutip dari: http://lenterakecil.com/keteladanan-seorang-ibu/ KangAndre, Apr 28, 2015 #1 putra kusuma and wrep17 like this. Damar Well-Known Member Joined: Jun 22, 2014 Messages: 1,472 Likes Received: 216 Trophy Points: 63 Google+: Author Istrinya @KangAndre ya? Damar, Apr 28, 2015 #2 KangAndre Member Joined: Jan 25, 2014 Messages: 10,244 Likes Received: 2,714 Trophy Points: 413 Ternyata artikel sudah di share di sini... refleksi Hari IBU 22 Desember KangAndre, Dec 22, 2016 #3 Hany New Member Joined: May 24, 2017 Messages: 9 Likes Received: 0 Trophy Points: 1 ibu memang yang terbaik , mommy is the best, Hany, Jun 13, 2017 #4 (You must log in or sign up to reply here.) Show Ignored Content Loading... Similar Threads - Keteladanan Seorang Rumah Tuhan Punya Cara Sendiri di Balik Lahirnya Seorang Bayi ais elkiram, May 20, 2015, in forum: Tales Replies: 18 Views: 3,921 AquariuZ May 23, 2015 Kisah sedih, Anak Yang punya Gangguan mental Ini Merawat Ayahnya Yang Lumpuh seorang Diri iskandar22, Mar 13, 2014, in forum: Tales Replies: 7 Views: 22,345 Surur12 Oct 23, 2015 Share This Page Tweet Log in with Facebook Log in with Twitter Your name or email address: Do you already have an account? No, create an account now. Yes, my password is: Forgot your password? Stay logged in