Kipas Angin VS AC

Discussion in 'General Discussion' started by clara_renata, Jun 10, 2020.

  1. clara_renata

    clara_renata New Member

    Joined:
    Jun 4, 2020
    Messages:
    8
    Likes Received:
    0
    Trophy Points:
    1
    [​IMG]


    Suhu udara khususnya diperkotaan, Umumnya akan terasa lebih tinggi daripada dipedesaan, Salah satu penyebabnya kemungkinan karena diperkotaan lebih padat penduduk dimana rumah-rumah saling berhimpitan, Saat musim panas tiba, rasanya sulit sekali dapat berisitirahat dengan tenang jika tidak menggunakan alat penyejuk udara. Salah satu alat penyejuk udara yang umum digunakan adalah Kipas Angin atau Kipas Siling. Ada beberapa macam Jenis Kipas Angin namun yang akan dibahas kali ini adalah Kipas Angin listrik dan AC (Air Conditioner), Keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan.


    Membandingkan Kelebihan dan Kekurangan Kipas Angin dengan AC

    Kipas Angin bukanlah alat untuk menghasilkan angin, Karena sesungguhnya angin itu sudah ada dan bergerak kemana-mana, Kipas Angin lebih berfungsi untuk menggerakkan angin sehingga terjadi sirkulasi udara, Semakin cepat pergerakan Kipas Angin maka pergerakan anginpun akan semakin cepat sehingga terjadi perubahan suhu udara yang terasa dingin atau sejuk ditubuh. Berbeda halnya dengan Air Conditioner (AC) yang memang dibuat sebagai alat penyejuk suhu udara, Air Conditioner (AC) masih termasuk dalam kategori Kipas Angin, Cara kerja AC jauh lebih rumit dari pada Kipas Angin listrik dan pada AC terdapat komponen khusus yaitu refiregant. berikut adalah Perbandingan Kelebihan dan Kekurangan Kipas Angin Dengan AC (Air Conditioner) yang Karangmulya Rental ketahui.


    Perbandingan Masalah Kesehatan

    Kipas Angin dan AC (Air Conditioner) merupakan alat pendigin ruangan yang paling banyak digunakan masyarakat, Khususnya didaerah perkotaan. Kedua alat tersebut terbukti effektif untuk menurunkan suhu ruangan, Namun benarkah Bahwa terlalu sering terpapar Kipas Angin dan AC dapat menjadi masalah kesehatan anak terutama balita, Bahkan beredar rumor jika terlalu sering terpapar secara langsung dapat menyebabkan kerusakan pada sistem pernafasan terutama paru-paru. Penyakit seperti Bell’s Palsy, Pneumonia, Rinitis, Asma juga dikaitkan dengan paparan Kipas Angin dan Air Conditioner (AC).

    Pada sebuah penelitian yang dilakukan para ilmuwan di Toyohashi University of Technology, Eksperimen menunjukkan, hembusan AC dengan kecepatan 0,14 m/s memicu perubahan posisi yang lebih sering selama tidur. Terganggunya kualitas tidur pada velositas atau kecepatan tersebut juga dipengaruhi oleh frekuensi terbangun yang lebih tinggi. Pengamatan dengan EEG (Electroencephalogram) pun menguatkan kesimpulan bahwa kualitas tidur berkurang akibat hembusan AC yang terlalu kencang. Walaupun teramati ada perbedaan denyut jantung dan frekuensi terbangun, tidak ditemukan perbedaan pada durasi tidur. Penelitian yang dimuat di jurnal Energy and Buildings ini juga menyebut lamanya berada dalam fase deep sleep tidak banyak terpengaruh. Terlepas dari kualitasnya, para pakar menganjurkan waktu tidur selama 7-8 jam dalam sehari. Kurang tidur banyak dikaitkan dengan berbagai masalah metabolisme, mulai dari kegemukan hingga risiko diabetes. Bahkan, kurang tidur juga meningkatkan risiko sakit jantung.

    Pada Satu penelitian yang dilakukan oleh sebuah Institute American menyatakan bahwa ketika kita menghidupkan Kipas Angin pada ruangan tertutup dan kipas tersebut diarahkan langsung maka akan sangat berbahaya sekali untuk kesehatan terutama bagi bayi, karena selain badan menjadi dingin dan karbondioksida akan tetap berada diruangan tersebut, sehingga pernapasan akan menjadi terganggu. Dengan cuaca yang sangat panas terutama di daerah perkotaan tersebut membuat kita mau tidak mau harus menggunakan Kipas Angin, oleh karena itu dalam penggunaan kipas yang tepat sebenarnya akan tetap aman namun bisa memberikan efek yang buruk jika penggunaan Kipas Angin yang salah. Bayi yang baru lahir dengan umur di bawah 3 bulan akan rentan terhadap suhu, oleh karena itu jika bayi mengalami kepanasan atau berkeringat sebaiknya kita jangan khawatir karena hal tersebut adalah proses metabolisme tubuh.

    Beberapa orang mengatakan, terlalu sering terpapar Kipas Angin atau Air Condinoer (AC) akan menyebabkan paru-paru bayi bisa mengalami flek. Padahal, penyejuk ruangan baik Kipas Angin atau AC tidak ada hubungannya dengan flek di paru-paru atau gangguan pernapasan pada anak secara langsung. seperti yang dikatakan Dr. Meta Hanindita SpA dari RSUD Dr Soetomo Surabaya bahwa “Kipas Angin atau AC tidak mempunyai pengaruh buruk terhadap kesehatan anak secara langsung,”. Namun, Beliau berpendapat bahwa kipas angin atau AC juga bisa menjadi sumber masalah kesehatan pada anak, terutama anak-anak yang memiliki alergi. Terlebih bila gejala alergi muncul pada sistem pernapasan, seperti rinitis alergi atau asma. Sebenarnya, bukan Kipas Angin atau AC yang menyebabkan hal tersebut tetapi ruangan tertutup. Ruangan ber-AC biasanya tidak memiliki sirkulasi udara yang baik. Ditambah, bila tidak rajin membersihkan kipas angin atau AC. Jika kondisinya seperti itulah yang baru menyebabkan anak terinfeksi, salah satunya pneumonia.

    Dr. Meta menyarankan untuk menjaga kebersihan kipas angin dan AC agar bayi tidak terkena debu yang menumpuk terlalu banyak di kipas angin atau AC. Sebaiknya juga, jangan terus-menerus menggunakan kipas angin atau AC. Sebab, bayi pun harus belajar beradaptasi dengan suhu lingkungan. Boleh dipasang misalnya pas lagi tidur saja atau pas kalau lagi panas saja.

    Jangan anggap remeh soal dampak negatif memakai Kipas Angin dan Air Condinoer (AC). kita bisa saja terserang penyakit yang disebut Bell’s Palsy. Ini adalah penyakit dimana sistem syaraf wajah berubah menjadi tegang, sulit senyum, dan susah berekspresi. Hal ini diakibatkan suhu dingin yang fokus menerpa bagian wajah secara terus menerus sepanjang malam.


    Perbandingan Masalah Ramah Lingkungan

    Pada suatu ruangan Kipas Angin dapat membuat ruangan yang panas terasa lebih dingin dari pada seharusnya, Selain itu, Kipas Angin tidak membuat udara terasa pengap dan lembab. Sejak masa lampau, Manusia telah berupaya untuk membuat penyejuk ruangan, Air dan angin adalah yang paling banyak dimanfaatkan. Manusia modern telah mengenal Air Conditioner (AC) sebagai alat penyejuk ruangan, Sayangnya harga dari unit Air Conditioner (AC) cukuplah mahal dan masalah lainnya adalah unit AC memerlukan konsumsi listrik yang cukup besar, Belum lagi masalah perawatan dan perbaikan kerusakan.

    Pada Protokol Montreal (lengkapnya: Protokol Montreal atas Zat-Zat yang mengurangi Lapisan Ozon) adalah sebuah traktat internasional yang dirancang untuk melindungi lapisan ozon dengan meniadakan produksi sejumlah zat yang diyakini bertanggung jawab atas berkurangnya lapisan ozon. Seperti kita ketahui bersama pada Air Conditioner (AC) terdapat sebuah alat yang dinamakan Kompresor / Refrigant yang juga dikenalpula dengan nama Freon. Dalam hal ini Produk penyejuk Udara untuk Kebutuhan Residential mempunyai peranan besar dalam penipisan Lapisan Ozon dengan Refrigerant yang digunakan.

    Pada Refrigerant terdapat CFC (Chloro Fluoro Carbon), CFC merupakan zat kimia yang mengandung unsur klor, fluor dan carbon yang biasa digunakan sebagai refrigant dan propelant. CFC memiliki nama dagang freon. Senyawa CFC, terutama Freon 11 (CFCl3) dan Freon 12 (CF2Cl2) banyak digunakan sebagai pelarut dalam bidang industri, pembersih dalam alat elektronik, refrigerant pada kulkas dan Air Conditioner (AC), serta zat propelant pada kosmetika dan alat semprot aerosol. Senyawa CFC pada mulanya dianggap zat kimia yang ideal, karena tidak mudah bereaksi dan tidak beracun. Ironisnya, justru karena sifatnya itu CFC mampu terbang ke lapisan stratosfer dan merusak ozon. Pada tahun 1974 untuk pertama kalinya Rowland dan Molina menemukan teori bahwa senyawa klor dapat merusak ozon (O3).

    Walaupun kini banyak produsen Air Conditioner (AC) yang menggunakan Refrigerant ramah lingkungan seperti R410A, R32, HFC, PFC, SFC, SGHG ( Syntetic Green House Gases ), dll, Namun semuanya itu belumlah terbukti ramah lingkungan dan dapat mengurangi dampak serta resiko dari pemanasan global, Karena perlu waktu lama untuk melakukan pengkajian. Seperti yang kami tuliskan diatas bahwa CFC (Chloro Fluoro Carbon) pada awalnya juga dianggap ideal.

    Bandingkan dengan Kipas Angin yang tidak menggunakan zat kimia, karena pada dasarnya Kipas Angin memang bukanlah alat penyejuk udara, Kipas Angin hanyalah alat untuk mengerakan angin baik yang menggunakan tangan atau Kipas Angin tangan atau Kipas Angin Elektrik yang menggunakan listrik sebagai penggerak motornya. Selain itu material dari unit AC tentunya lebih banyak dari pada sebuah Kipas Angin sehingga akan menyumbang limbah elektronik yang lebih besar.


    Perbandingan Penghematan Energi dan Biaya

    Perbandingan Penghematan Energi dan Biaya antara Kipas Angin dan Air Conditioner (AC) tentu saja jauh perbedaannya, Harga dari unit Air Conditioner (AC) cukuplah mahal dan masalah lainnya adalah unit AC memerlukan konsumsi listrik yang cukup besar, Belum lagi masalah perawatan dan perbaikan kerusakan. Teknologi Air Conditioner (AC) hemat listrik dan ramah lingkungan memang benar adanya dan bukanlah suatu kebohongan, Telah banyak masyarakat yang menggunakan dan merasakan manfaat dari teknologi ini. Pada dasarnya peralatan elektronik seperti AC memang memerlukan pasokan listrik yang besar, apalagi jika menggunakan jenis AC konvensional. AC modernpun tetap saja memerlukan pasokan listrik besar yang berarti juga biaya listrik akan besar.

    AC konvensional 1 PK rata-rata membutuhkan daya sekitar 819 Watt sementara AC inverter—ambil contoh AC inverter Daixxx—hanya butuh sekitar 540 Watt. Hitung punya hitung, dari angka di atas, rata-rata ongkos listrik sebuah AC konvensional mencapai Rp 451.400 selama satu bulan dengan asumsi pemakaian 12 jam setiap hari. Pada AC inverter 540 Watt, per bulan Anda hanya perlu membayar Rp 297.626 dengan lama pemakaian sama. Jika diasumsikan Anda memakai dua AC inventer di rumah, penghematan tagihan listrik yang bisa dilakukan mencapai 51 persen.

    Sebuah Kipas Angin listrik standart rata-rata hanya mengkonsumsi listrik berkisar 35 hingga 75 watt saja, Besar kecilnya konsumsi listrik dari sebuah Kipas Angin listrik tergantung dari besar kecilnya motor listrik yang digunakan. Semakin besar motor listrik biasanya juga menggunakan kipas atau blade yang lebih besar. Sebuah Misty Fan atau Kipas Angin Air yang Karangmulya Rental Jasa Penyewaan Kipas Angin sewakan memerlukan konsumsi listrik sekitar 300 watt jika full digunakan dengan hembusan air terkencang.
     
  2. Hari Agustomo Nugroho

    Hari Agustomo Nugroho Active Member

    Joined:
    Mar 13, 2015
    Messages:
    1,195
    Likes Received:
    78
    Trophy Points:
    48
    Google+:
    Memang keduanya berbahaya sih, tapi kalau tinggal di jakarta tidak menggunakan AC / Kipas angin tidak bisa tidur, paginya di tempat kerja bisa mengantuk, malah lebih berbahaya kalau kerja kurang tidur:D
     
Loading...

Share This Page