Evaluasi Keuangan Akhir Tahun, Apa Saja yang Perlu Dicek?

Discussion in 'General Business' started by joshua, Nov 17, 2020.

  1. joshua

    joshua Member

    Joined:
    Nov 13, 2015
    Messages:
    101
    Likes Received:
    11
    Trophy Points:
    18
    Akhir tahun adalah saat yang tepat untuk melalukan evaluasi keuangan pribadi. Apakah tahun ini menjadi tahun yang baik bagi pencapaian finansial atau malah justru menjadi tahun di mana keuangan pribadi Anda berantakan?

    Tahun 2020 tinggal hitungan hari akan berakhir. Anda mungkin sudah siap-siap menikmati libur akhir tahun, atau mungkin tengah sibuk menyiapkan perayaan Natal dan Tahun Baru? Menjalankan 365 hari sepanjang 2020 tentu sudah banyak hal yang dilalui. Bagi banyak orang, tahun 2020 mungkin menjadi tahun monumental yang layak dikenang karena di tahun inilah dia berhasil mewujudkan target keuangan yang telah lama dikejar. Misalnya, berhasil membeli rumah pertama, atau berhasil menjadikan tahun 2020 sebagai tahun mula menjadi investor pasar modal, tahun ini berhasil bebas utang, dan lain sebagainya.

    Apa capaian keuangan Anda yang penting tahun ini? Semoga tahun 2020 yang segera berakhir menjadi tahun yang manis bagi kinerja keuangan Anda. Di sisi lain, tidak sedikit pula yang merasakan tahun 2020 ini menjadi tahun yang berat secara finansial. Penghasilan stagnan namun kebutuhan terus meningkat sehingga kondisi finansial menjadi agak semrawut. Atau, mungkin di tahun 2020 Anda justru terjerat masalah utang yang pelik?

    Salah satu kebiasaan keuangan yang sehat adalah rajin mengevaluasi kondisi keuangan pribadi. Evaluasi penting dilakukan supaya kita mendapatkan gambaran seperti apa wajah keuangan pribadi selama tahun berjalan. Dari evaluasi tersebut, kita bisa mendapati apa saja masalahnya dan apa jalan keluar yang bisa kita ambil agar kondisi keuangan selalu baik.

    Apa saja yang perlu kita cek sebagai bagian dari evaluasi keuangan pribadi? Yuk, lihat di sini:

    1. Evaluasi utang
    Evaluasi pertama yang harus dilakukan adalah mengecek beban utang. Apakah ada beban utang baru yang Anda miliki tahun 2020? Cobalah untuk membuat daftar apa saja jenis utang dan cicilan yang Anda tanggung saat ini, apa saja utang baru yang diambil tahun ini, utang apa saja yang bisa dipercepat pelunasannya.

    Apa saja jenis utang? Bisa berupa utang/cicilan kartu kredit, kredit pemilikan rumah (KPR), kredit tanpa agunan (KTA), pinjaman online, kredit kendaraan bermotor (KKB), dan lain-lain. Daftar semuanya hingga ketahuan angkanya.

    Selanjutnya, agar bisa mengetahui apakah rasio utang kita masih aman, lanjutkan untuk menghitung total pendapatan selama setahun. Termasuk di sini adalah gaji bulanan/rutin, dividen, insentif, bonus, dan lain-lain. Setelah tahu angka pendapatan total, Anda tinggal membagi total beban cicilan utang per tahun/per bulan dibagi nilai pendapatan per tahun/per bulan. Itulah angka Debt Service Ratio atau rasio kemampuan peluasan utang.

    Angka tersebut maksimal sebesar 35%. Sebagai gambaran, setiap bulan beban cicilan yang Anda tanggung mencapai Rp 4 juta. Sedangkan jumlah pendapatan rutin bulanan adalah Rp 7 juta. Dengan demikian, debt service ratio keuangan Anda mencapai Rp 4 juta/Rp 7 juta= 58%.

    Angka itu melampaui batas 35%. Dengan kata lain, kemampuan pelunasan utang Anda termasuk buruk karena beban utang saja memakan 58% pendapatan rutin. Mulailah memikirkan cara untuk menurunkan beban utang sehingga ruang keuangan pribadi masih leluasa untuk menyokong kehidupan sehari-hari dan untuk menabung kebutuhan hari depan. Caranya, bisa dengan menjual sebagian aset untuk melunasi utang yang paling mahal seperti utang kartu kredit atau KTA, bisa juga dengan mengajukan refinancing atau menambah penghasilan.

    2. Evaluasi arus kas rutin
    Apakah keuangan Anda sering defisit sepanjang tahun 2020? Atau sebenarnya sering surplus tapi nilai surplusnya tidak jelas lari kemana? Bila masih sering defisit, cobalah untuk lebih teliti melihat lagi pos mana saja yang sering menjadi sumber defisit. Jangan-jangan keuangan sering defisit karena Anda sering menghadapi pengeluaran tak terduga namun dana darurat tidak memadai?

    Dari evaluasi ini, Anda bisa menyiapkan strategi untuk tahun 2021 supaya defisit keuangan tidak lagi terjadi. Apakah dengan menekan pengeluaran untuk pos konsumsi gaya hidup atau semakin menggiatkan bisnis sampingan agar penghasilan bisa lebih besar.

    3. Pertumbuhan aset
    Apa saja penambahan aset yang terjadi selama 2020? Dalam neraca keuangan, jenis aset ada beberapa macam. Pertama, aset likuid. Antara lain, tabungan, deposito, simpanan emas logam mulia, reksadana pasar uang. Juga, uang kas di tangan.

    Kedua, aset investasi. Isilah nilai terakhir aset investasi yang Anda miliki misalnya di aset berupa reksadana, saham, obligasi, sukuk, properti, dan lain-lain. Bila Anda memiliki barang koleksi yang memiliki nilai, seperti lukisan atau koleksi kain berharga, perlu juga tulis informasinya.

    Ketiga, aset guna. Termasuk di sini adalah rumah dan mobil yang Anda tempati dan gunakan, perhiasan, dan sejenisnya.

    Buat saja daftar untuk masing-masing jenis aset tersebut, berapa posisi terakhir dan apakah ada penambahan dibandingkan tahun lalu. Langkah ini akan lebih mudah dilakukan bila kita terbiasa memiliki catatan keuangan yang lengkap.

    Bila ingin lebih jauh, Anda bisa pula menambah informasi tentang jumlah kewajiban atau beban utang. Untuk kelompok kewajiban dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan jangka waktu. Misalnya, kewajiban jangka pendek seperti utang kartu kredit, utang pembiayaan di kantor yang jangka waktu cicilannya di bawah setahun. Kelompok kedua adalah kewajiban jangka panjang seperti sisa utang kredit rumah, beban utang cicilan mobil, dan utang-utang lain yang kamu tanggung.

    Selisih antara nilai total aset dan nilai total kewajiban itulah yang disebut kekayaan bersih atau networth. Dari sini pula kita bisa menilai, apakah angkanya defisit atau surplus? Bila defisit, berarti kondisi keuangan perlu perhatian serius akibat menanggung terlalu banyak kewajiban utang.

    4. Evaluasi rencana keuangan
    Apa saja rencana keuangan yang Anda canangkan tahun 2020? Apakah Anda berniat membeli rumah pertama tahun 2020, atau menargetkan untuk memulai berinvestasi dana pendidikan anak?

    Anda bisa memanfaatkan akhir tahun untuk mengecek kabar setiap rencana keuangan yang sudah disusun. Mana yang tercapai, mana yang masih berjalan sesuai harapan dan mana yang gagal. Misalnya, Anda memiliki tujuan keuangan berupa investasi biaya pendidikan anak yang hendak masuk sekolah 3 tahun lagi. Nah, kondisi pasar modal yang sempat gonjang ganjing beberapa waktu lalu membuat pengembangan aset tidak sesuai target.

    Bila sudah begitu, mau tidak mau Anda perlu menimbang jalan keluar agar targetnya bisa tercapai tahun 2021. Misalnya, dengan mencari instrumen investasi yang lebih tinggi prospek pertumbuhannya. Sebaliknya, bila ternyata ada rencana atau tujuan keuangan yang tercapai lebih cepat, maka Anda bisa langsung “mengamankannya”.

    Misalnya, Anda menargetkan pengumpulan uang muka KPR sebesar Rp100 juta dan ternyata sudah tercapai sebelum tutup tahun, segera amankan dana tersebut di instrumen yang lebih aman dari fluktuasi pasar seperti deposito bank.

    5. Kecukupan dana darurat dan proteksi
    Apakah selama 2020 Anda rajin menyisihkan sebagian penghasilan untuk pos dana darurat? Bila iya, apakah jumlahnya sudah memadai? Bila saat ini Anda berstatus lajang, besar dana darurat yang memadai minimal sebesar tiga kali nilai pengeluaran rutin bulanan. Jumlah dana darurat yang ideal akan lebih besar bila status Anda sudah menikah atau memiliki anak. Angkanya mulai enam kali jumlah pengeluaran hingga 12 kali jumlah pengeluaran.

    Angka ideal itu tidak harus dicapai sekaligus. Namun, Anda bisa kumpulkan bertahap dengan menyisihkan minimal 10% dari pendapatan rutin untuk pos dana darurat. Begitu juga dengan kebutuhan asuransi. Bila tahun 2020 Anda mungkin menyandang status baru sebagai orang tua dan pencari nafkah utama, Anda sudah perlu memiliki asuransi jiwa.

    6. Evaluasi penghasilan
    Berapa total pendapatan Anda tahun 2020? Inilah pentingnya menyimpan slip gaji dan mencatat nilai pemasukan rutin. Di akhir tahun, Anda bisa menghitung total penghasilan termasuk dari gaji, bonus, dan bentuk pendapatan lain.

    Dengan mengetahui nilai penghasilan selama setahun terakhir, Anda bisa membuat proyeksi target penghasilan tahun depan. Jangan lupa membandingkannya dengan tingkat inflasi, ya. Ini juga berkaitan dengan penyusunan rencana keuangan tahun depan. Dengan nilai pendapatan setahun ini dan proyeksi pertumbuhan tahun depan, berapa yang bisa Anda sisihkan untuk berinvestasi sesuai rencana keuangan.

    Dengan mengevaluasi hal-hal di atas, Anda akan terbantu lebih mudah untuk melihat seperti kondisi keuangan pribadi dan apa langkah yang bisa diambil agar keuangan 2021 bisa lebih cerah. Selamat berevaluasi!

    Sumber
     
  2. Arif Rachman Hakim

    Arif Rachman Hakim Member

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    391
    Likes Received:
    29
    Trophy Points:
    28
    Google+:
    tidak terasa sudah dipenghujung tahun 2020, sepertinya memang perlu saya evaluasi dompet. hehehe
     
Loading...

Share This Page