Apa Saja, Faktor Pemicu Sukses Untuk Bisnis ?

Discussion in 'General Internet' started by noer98, Jul 6, 2019.

  1. noer98

    noer98 Member

    Joined:
    Feb 4, 2014
    Messages:
    608
    Likes Received:
    54
    Trophy Points:
    28
    Google+:
    Tony Robbins, ( gambar pertama ) seorang trainer kepribadian dari Amerika yang paling terkenal. Ia sering mengadakan training di stadion untuk 10 ribu orang sekaligus. ( 10 ribu orang yang membayar mulai dari $ 1700 per orang untuk mengikutinya ). Semua dilakukan dengan sangat epic dan atraktif.

    Suatu saat, ia pernah mengatakan:

    “LEADERS ANTICIPATE CHANGE WHILE THE LOSERS ARE LEFT REACTING TO IT.” – TONY ROBBINS

    “PARA PEMIMPIN MENGANTISIPASI PERUBAHAN SEDANGKAN PARA PECUNDANG BEREAKSI PADA PERUBAHAN ITU SENDIRI.”



    Menurut Tonny Robbins, yang konstan di dunia itu adalah perubahan. Saat ini, bahkan teknologi juga merupakan pemicu perubahan yang sangat cepat. Teknologi seperti seorang personal trainer di Gym yang menekan tombol “tambah kecepatan” di mesin treadmill kita.

    Setiap waktu, kita perlu menambah kecepatan dalam mengelola bisnis kita. Jika tidak, maka kita bisa tertinggal

    Menghadapi perubahan dan teknologi yang selalu berkembang dan mendorong kecepatan, apa yang harus kita lakukan?

    ANTISIPASI
    Antisipasi lebih dari sekedar bereaksi. Tetapi sekaligus memiliki prediksi kedepan dan tindakan untuk menuju kesana.

    1. Ada seorang pembuat kue kering lebaran yang membuatnya dengan cara manual. Dicetak manual, diblender sedikit – sedikit. Kemudian dioven dengan oven kapasitas dapur pribadi.
    2. Ada juga orang yang membeli peralatan pembuat kue kering untuk produksi massal.Blender dilakukan dalam skala besar Ada alat cetak kue otomatis dan oven juga lebih besar dan produksi jauh lebih cepat.
    Kue kering manual harga produksinya Rp 30.000 per 1 kg.

    Kue kering lebaran hasil mesin bisa dijual Rp. 30.000 per 1 KG. Sudah untung Rp 10.000.

    Ini adalah tantangan untuk bisnis lama yang sudah mapan sekalipun.

    Faktanya, 96% bisnis tidak bertahan hingga berumur 10 tahun.

    Hanya 4% yang bertahan lebih dari 10 tahun. Tentunya, antisipasi tidak pernah dilakukan dan tidak membuat inovasi dan investasi terkait dengan antisipasi seperti itu.

    Bisnis sablon kaus manual yang laris mungkin tidak pernah berfikir untuk berinvestasi di peralatan sablon digital. Hingga, suatu hari ada pengusaha baru sablon kaus digital yang muncul. Dengan desain komputer dan alat sablon otomatis. Dengan kapasitas lebih besar dan dengan harga lebih bersaing.

    Yang akhirnya, mengambil pasar milik pengusaha lama.

    Apakah kita tidak mau melihat kedepan, trend industri kita menuju kemana?

    Semua harus kita antisipasi sebelumnya. Dan, jangan terlalu pelit mengeluarkan uang untuk berinvestasi disana.

    Saat ada uang, jangan takut untuk memulai trend yang sekiranya akan berkembang kemudian. Saat teknologi dan cara kita yang lama ketinggalan, investasi baru ini diharapkan sudah menjadi penopang ekonomi baru kita.

    KITA BISA MELAKUKANNYA

    Ini adalah keyakinan yang mesti kita bangun. Keyakinan ini adalah pemicu untuk memiliki inovasi yang unik dan kesungguhan untuk membangun bisnis yang berhasil.

    Kita, pasti pernah mendengar atau bahkan menggunakan produk Adidas.

    Adolf “Adi” Dassler adalah pendiri Adidas dan berasal dari kota kecil Nuremberg di Jerman.

    Saat Adolf Dassler meninggal, perusahaan ini juga hampir bangkrut. René Jäggi, seorang karyawan pemasaran Duracell masuk dan membawa 2 orang mantan manajer Nike ke Adidas. Mereka akhirnya menjadi tim handal yang membangun kembali Adidas dari kebangkrutan.

    Mereka, yakin bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menjadi bisnis yang unggul.

    SETIAP ORANG MEMILIKI MIMPI
    Howard Schultz dan Starbucks memang tak terpisahkan. Pendiri Starbucks ini pada awalnya menginginkan konsep berbeda untuk kedai kopinya. Ia ingin kedai kopinya menjadi tempat berkumpul dan berkreasi yang didorong oleh aroma kopi yang khas.

    Kedai kopi ini harus hangat serta ramah bagi pengunjung. Ia membangun perusahaan dengan nilai – nilai untuk berbagi inspirasi.

    ANCAMAN = PELUANG
    [​IMG]

    Pada tahun 1980 an, North American Free Trade Agreement ( NAFTA ) akan menghapus tarif antar 3 negara yaitu USA, Kanada dan Meksiko. Penghapusan tarif ini saat itu dipandang sebagai ancaman oleh banyak perusahaan Meksiko. Jika perusahaan USA dan Kanada Masuk dengan bebas, mereka akan tersaingi.

    Tetapi, Eksekutif CEMEX, sang CEO, Lorenzo Zambrano melihatnya dari kacamata berbeda. Ini adalah kesempatannya untuk masuk ke pasar global tanpa halangan tarif

    Mereka, perusahaan memfokuskan kembali kekuatan untuk berinovasi dan membangun kemampuan untuk bersaing.

    Akhirnya, yang terjadi sekarang adalah CEMEX menjadi pemain global supplier bahan bangunan. Hal semacam ini, hanya bisa diraih sedikit pemain dari negara berkembang.

    SELALU ADA KESEMPATAN
    [​IMG]

    Kesempatan memang tidak datang hanya sekali. Lego bisa membuatnya.

    Pada suatu saat, mereka mengalami minus 30% dan rugi 1 juta USD sehari.



    CEO baru, Jorgen Vig Knudstorp membuat serangkaian keputusan cepat dan tepat. Produk – produk dievaluasi mana yang menguntungkan dan diteruskan produksinya. Jaringan distribusi dan lokasinya dievaluasi kembali.

    Kekurangan dalam hal operasional diperbaiki hingga hal – hal yang detail seperti soal harga resin. Kemudian, logistik perusahaan juga diperbaiki dan bahkan, mengalihkan sebagian produksi ke perusahaan lain yang lebih efisien di Flextronics di Singapura.

    Hasilnya, perusahaan menjadi jauh lebih efisien. Pada tahun 2006 perusahaan memiliki penjualan terkuat dan sangat menguntungkan.

    Hingga saat ini, LEGO tetap menjadi perusahaan mainan anak – anak yang inovatif dan disukai anak – anak dan orang tua mereka.

    Inilah beberapa hal yang bisa membuat bisnis menjadi sukses. Semoga bermanfaat.

    Sumber liputanbisnis.id > https://liputanbisnis.id/apa-saja-faktor-pemicu-sukses-untuk-bisnis/
     
Loading...

Share This Page