Apakah Pengobatan Usus Buntu Kronis Haruskah Dioperasi?

Discussion in 'Health & Medical' started by nurkhanifah, Dec 28, 2018.

  1. nurkhanifah

    nurkhanifah New Member

    Joined:
    Dec 17, 2018
    Messages:
    5
    Likes Received:
    0
    Trophy Points:
    1
    Orang yang menderita penyakit usus buntu terkadang masih ragu pengobatan usus buntu kronis haruskah dioperasi? atau masih dapat diobati dengan cara lain.

    Apa yang dimaksud dengan usus buntu atau apendisitis?

    Apendisitis merupakan radang yang terjadi pada apendiks (usus buntu) sehingga mengalami pembesaran dan dapat pecah. Usus buntu merupakan organ yang berbentuk seperti selang, kecil dan tipis.

    Radang apendiks biasanya dipicu oleh saluran nafas yang terinfeksi atau sering diare. Gejala awal yang dirasakan adalah rasa sakit pada ulu hati yang disertai mual dan muntah (gejalanya seperti sakit maag).

    Tetapi untuk gejala usus buntu, setelah waktu 24 jam biasanya terasa demam, setelah itu akan timbul rasa sakit pada perut kanan bawah yang menetap. Jika kaki sebelah kanan atau tungkai dilipat akan terasa sakit dibagian perut kanan bawah.

    Apa si perbedaan apendisitis akut dan kronis?

    Orang yang dinyatakan menderita apendisitis akut akan mengalami gejala-gejala seperti diatas, sedangkan apendisitis kronis gejala yang dirasakan hanya nyeri perut kanan bawah yang ringan saja bahkan ada yang hanya merasakan mual saja. pengobatan usus buntu kronis haruskah dioperasi?

    Usus buntu akut awalnya berhasil diobati sehingga menjadi usu buntu kronis, tetapi usus buntu akut dinilai kondisi yang berbahaya karena appendiksnya dapat pecah sehingga harus segera operasi.

    Pemeriksaan apa saja yang harus dilakukan untuk mengetahui apakah menderita usus buntu? usus buntu kronis haruskah dioperasi.

    Jika anda mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan sebelumnya maka anda perlu melakukan pemeriksaan ke dokter.

    Katakan gejala yang anda rasakan kepada dokter, jika anda merasa kurang puas dengan hasil dokter maka dapat dilakukan pemeriksaan secara fisik dan pemeriksaan pendukung.

    Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan melakukan penekanan pada bagian perut, jika sakit yang dirasakan sesuai dengan rasa sakit gejala usus buntu kronis maka belum tentu anda menderita usus buntu.

    Untuk mendapat hasil yang konkrit dapat dilakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah dan pemeriksaan urine, pemeriksaan USG, melakukan CT scan dan lain sebagainya.

    Pemeriksaan dilakukan untuk menentukan usus buntu kronis haruskah dioperasi atau tidak.

    Hal apa saja yang harus diwaspadai untuk mendeteksi apakah kita terkena penyakit usus buntu atau tidak? dan pengobatan usus buntu kronis haruskah dioperasi?

    Usus buntu biasanya dianggap sebagai penyakit yang tidak berbahaya. Banyak orang menganggap sepele penyakit ini, namun jika dibiarkan usus buntu dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi seperti usus buntu akut, usus buntu pecah, peritonitis dan sepsis.

    Radang usus buntu bukan suatu penyakit yang dapat dicegah. Namun risiko terkena penyakit usus buntu dapat dikurangi dengan beberapa langka, antara lain :

    Konsumsi Makanan Berserat

    Makanan yang tinggi akan serat merupakan makanan yang paling utama untuk mencegah usus buntu, karena penyebab utama penyakit ini karena adanya penyumbatan karena penumpukan feses yang mengeras.

    Feses yang keras menandakan orang kekurangan asupan serat atau kurangnya makan makanan berserat. Beberapa contoh makanan yang tinggi akan serat yaitu agar-agar, sayuran serta buah-buahan.

    Serat sangat baik untuk sistem pencernaan karena fungsi dari serat adalah untuk melunakkan feses sehingga buang air besar menjadi lancar dan dapat mengurangi penyumbatan feses sehingga mengurangi resiko terkena usus buntu.

    Perbanyak Konsumsi Makanan yang Mengandung Vitamin A & D

    Vitamin A dan D dipercaya dapat mencegah radang usus buntu. vitamin A mampu membantu sel darah putih melawan infeksi, sedangkan vitamin D mampu melawan bakteri dan infeksi pada tingkatan yang lebih tinggi.

    Batasi Asupan Kafein dan Alkohol

    Kafein dan alkohol merupakan salah satu penyebab usus buntu, karena makanan atau minuman yang mengandung kafein dapat menyebabkan sembelit. Dan sembelit merupakan penyebab dari radang usus buntu.

    Oleh karena itu, mulailah untuk membatasi konsumsi makanan atau minuman yang mengandung kafein seperti kopi serta minuman yang mengandung alkohol.

    Jangan Menunda Buang Air Besar (BAB)

    Mulai dari sekarang biasakan jangan menunda buang air besar. Menunda atau menahan BAB terlihat seperti masalah sepele, alasan yang biasa muncul karena ingin menyelesaikan pekerjaan terlebih dahulu.

    Namun dibalik menunda atau menahan untuk tidak BAB ternyata memiliki dampak buruk bagi kesehatan. Menunda buang air besar dapat menyebabkan usus buntu, ini karena feses yang tadinya akan keluar tertahan dan mengeras sehingga terjadi penumpukan di saluran usus buntu.

    Jangan Menahan Kentut

    Sama seperti halnya menunda BAB, menahan kentut juga dapat menyebabkan usus buntu. karena kentut yang ditahan akan menyebabkan sistem pencernaan menjadi tidak lancar.

    Sistem pencernaan yang tidak lancar ini menyebabkan penyumbatan pada saluran usus buntu sehingga menyebabkan terjadinya infeksi dan radang pada usus buntu. oleh karena itu menahan kentut dapat menyebabkan radang usus buntu.

    Meningkatkan Daya Imun

    Meningkatkan daya imun pada tubuh ternyata dapat mengurangi risiko terkena usus buntu. ketika sistem imun meningkat maka makanan tidak akan masuk ke usus buntu, hal ini dapat mengurangi penumpukan sisa makanan yang sulit dicerna di dalam usus buntu.

    Sebaliknya jika sistem imun tubuh kita melemah maka makanan dapat masuk ke usus buntu dan membusuk di dalam dan menyebabkan penyumbatan. Pembusukan yang terjadi akan menyebabkan infeksi dan menyebabkan sakit perut.

    Infeksi inilah yang menyebabkan usus buntu mengalami peradangan, jika tidak segera diobati maka akan berakibat buruk karena usus buntu dapat pecah dan infeksi dapat menular ke organ lain.

    Resiko terkena usus buntu kronis memang dapat dikurangi, tetapi jika kita sudah terkena penyakit itu. Dapatkan diobati?

    Bagaimana cara mengobati usus buntu? apakah usus buntu kronis harus dioperasi?

    Usus buntu yang mengalami peradangan dapat diangkat melalui pembedahan atau biasa disebut dengan appendectomy. Operasi usus buntu dilakukan dengan membuat sayatan pada perut bagian kanan bawah.

    Ada dua jenis appendectomy, yaitu:
    • Laparascopy Appendectomy. Operasi usus buntu satu ini dilakukan untuk usus buntu yang masih kronis, yaitu dengan cara memasukkan selang (scope) ke perut untuk melihat dan mengangkat usus buntu.
    • Open Appendectomy. Operasi yang dilakukan dengan cara memotong perut kanan bawah untuk mengangkat usus buntu. hal ini biasanya dilakukan untuk usus buntu yang sudah akut dan pecah, selain untuk mengangkat usus buntu juga untuk membersihkan lapisan perut dari bakteri yang telah menyebar.
    Kalau tidak ingin dilakukan operasi, bisakan usus buntu kronis diobati dengan obat saja? Atau usus buntu kronis haruskah dioperasi?

    Pada umumnya jika kondisi peradangan yang terjadi cukup ringan dan usus buntu tidak pecah, maka dokter akan mengizinkan untuk berobat dirumah dan tidak harus operasi.

    Pada sebuah penelitian yang dipublikasikan Journal of Amerika Medical Assosiation, para peneliti melakukan penelitian terhadap 530 pasien yang menderita radang usus buntu akut, selama 10 hari mereka diberi antibiotik.

    Hasilnya sangat mengejutkan sekitar 99,6 persen pasien mengalami berkurangnya rasa sakit yang dialami selama ini. Hal ini berlaku pada pasien dengan usia 15-50 tahun saja baik pria atau wanita. Selanjutnya juga ditemukan 73 persen pasien yang selama 1 tahun mengidap usus buntu yang diberi antibiotik tidak perlu melakukan operasi.

    Periset mengatakan bahwa faktor usus buntu yang tidak darurat merupakan faktor utama keberhasilan mengobati usus buntu tanpa operasi.

    Usus buntu kronis haruskah dioperasi?

    Pengobatan usus buntu kronis haruskah dioperasi? Konsumsi antibiotik merupakan cara yang dapat ditempuh oleh orang yang menderita usus buntu kronis dan tidak mengalami komplikasi, terutama usus buntu belum atau tidak pecah.

    Hal ini bukan berarti dengan mengonsumsi antibiotik radang usus buntu dapat sembuh begitu saja. Usus buntu yang diberi antibiotik kemungkinan besar kambuh kembali, bahkan setelah antibiotik telah habis.

    Penting juga diingat bahwa hasil penelitian masih tergolong eksperimen, dan masih perlu penelitian lebih dalam seputar efektivitas dan efek samping yang mungkin saja dapat terjadi.

    Banyak pertanyaan seputar usus buntu kronis, pengobatan usus buntu kronis haruskah dioperasi? Bagi beberapa orang yang menderita usus buntu, jalan satu-satunya adalah dengan melakukan operasi.

    Hal ini dianggap efektif karena mereka membuang penyebab rasa sakit yang diderita daripada harus mengobatinya tetapi rasa sakit masih datang kembali.
     
  2. Aditya WP

    Aditya WP Member

    Joined:
    May 29, 2015
    Messages:
    414
    Likes Received:
    47
    Trophy Points:
    28
    Google+:
    Dari pengalaman pada keluarga saya, jalan satu2nya masih operasi, belum ada obat atau terapi yang dapat menyembuhkan.
     
  3. nurkhanifah

    nurkhanifah New Member

    Joined:
    Dec 17, 2018
    Messages:
    5
    Likes Received:
    0
    Trophy Points:
    1
    memang betul gan penyakit usus buntu pengobatannya dengan jalan operasi. pemberian antibiotik biasanya diberikan kepada radang usus buntu yang belum parah atau kondisinya masih tergolong ringan ;)
     
Loading...

Share This Page