bahaya afirmasi yang tidak tepat

Discussion in 'General Discussion' started by handoyoputro, Jul 3, 2017.

  1. handoyoputro

    handoyoputro New Member

    Joined:
    Aug 20, 2016
    Messages:
    17
    Likes Received:
    4
    Trophy Points:
    3
    Google+:
    [​IMG]

    Motivasi adalah hal yang sangat penting sehingga banyak yang merasa perlu untuk mendengarkan. Apa kalimat motivasi yang sangat populair anda kenal ? betul, anda pasti bisa..

    Setelah mendengarkan kalimat kalimat motivasi biasanya semangat kita menjadi menyala dan segera take action. Ada beberapa orang yang segera mengundurkan diri dari pekerjaan yang “membelenggunya”. Memproklamasikan dirinya menjadi orang yang bebas, dan bisa menciptakan lapangan kerja.

    Tetapi ketika investasi sudah dikeluarkan dan tidak mungkin datarik kembali, banyak yang merasakan betapa kerasnya dunia bisnis. Halangan demi halangan menerpa, penolakan demi penolakan menghadang, dan tibalah pada konsisi mental semula, tanpa semangat.

    Dan ketika berada di titik ini, biasanya mereka segera teringat dengan motivatornya. Sesuai dengan anjuran sang motivator, dibuatlah afirmasi yang Smart ( Spesific, Measurable, Achievable, Realistic dan Timely) untuk mencapai goal yang diinginkan. Afirmasi ini diucapkan setiap hari, agar masuk ke dalam bawah sadarnya, untuk memicu mekanisme servo yang ada di dalam dirinya dan mewujudkannya.

    Apa yang terjadi ketika sampai “waktu” yang diafirmasikan goal belum tercapai juga? Ketika hal ini terjadi berulangkali, maka ada efek yang dikenal sebagai Anchor atau jangkar. Ketika setiap afirmasi yang anda sampaikan pada diri anda selalu mengalami kegagalan, maka terasosiasilah afirmasi itu dengan kegagalan. Afirmasi berarti gagal.

    Akibatnya, ketika di waktu lain anda menggunakan afirmasi, maka bawah sadar anda mengasosiasikannya dengan kegagalan. Artinya, ketika anda menggunakan afirmasi pasti akan gagal.

    Efek anchor inilah yang sering tidak disadari, terutama “penasehat” yang tidak berbasis therapy. Anchor bisa kita gunakan untuk mengakses kebaikan yang ada di dalam diri manusia, tetapi juga bisa mengakses kegagalan, melalui asosiasi.

    Perkenankan saya menceritakan salah satu mall praktek yang dilakukan oleh “therapist” untuk menghentikan cliennya dari kebiasaan merokok. Ada diantara mereka yang karena ketidaktahuannya mengasosiasikan rokok dengan “kondisi paru paru yang parah”. Mereka diminta untuk mengimjinasikan paru parunya yang rusak karena merokok.

    Memang betul, segera si perokok akan menjadi takut untuk merokok lagi. Tetapi dalam banyak kasus, karena banyaknya faktor yang mempengaruhi, clien menjadi perokok kembali. Akibatnya, karena asosiasi rokok dan kerusakan paru paru parah, si perokok menjadi sangat rentan terserang penyakit paru paru seperti yang diimajinasikannya.

    Untuk mengatasi terjadinya anchor gagal pada setiap afirmasi yang anda gunakan, mari kita belajar pada Emily Cue. Beliau menggunakan afirmasi yang sifatnya gradual. Salah satu afirmasinya yang terkenal adalah,”Dalam segala hal, setiap hari saya menjadi semakin baik dan semakin baik”.

    Dengan afirmasi yang bersifat gradual ini, ketika anda belum mengalami perkembangan menuju goal anda, tidak dicatat sebagai kegagalan oleh bawah sadar anda. Karena, jika anda menentukan “target” dan target itu tidak tercapai, maka terasosiasilah afirmasi itu dengan kegagalan.

    Salah satu cara lain untuk mengatasi hal ini adalah dengan cara melakukan afirmasi dengan tujuan yang kecil dulu, agar mudah tercapai. Setelah “otot” afirmasi anda semakin kuat, secara bertahap anda bisa menaikkan goal anda untuk tujuan tujuan yang lebih besar.

    Kembali ke kasus mall praktek dalam penggunaan afirmasi, maka kita wajib mengetahui apakah goal yang ingin dicapai itu ditolak oleh bawah sadarnya atau tidak. Jika goal atau tujuan yang mau dicapainya ditolak oleh salah satu bagian yang ada di dalam dirinya, maka apapun usaha yang anda lakukan kemungkinan besar akan gagal.

    Bagian dari diri anda yang menolak itu, dalam bahasa hypnosis dikenal sebagai mental block. Untuk mengatasi mental block, saya sarankan anda menghubungi hypnotherapist berpengalaman dan telah mengikuti pendidikan yang cukup untuk mendapatkan sertifikasi.

    Tetapi sebelumnya anda bisa menolong diri anda sendiri dengan ego state therapy, yang bisa anda lakukan terhadap diri ada sendiri tanpa bantuan therapist. Tunggu info saya selanjutnya, setelah tulisan ini.

    Handoyoputro
    Black Walet
     
Loading...

Share This Page