Bangsa Indonesia Bagaikan "tikus mati di lumbung padi"

Discussion in 'General Discussion' started by megatrans, Apr 14, 2016.

  1. megatrans

    megatrans Member

    Joined:
    Jan 18, 2016
    Messages:
    43
    Likes Received:
    2
    Trophy Points:
    8
    Indonesia negara kepulauan, negara maritim, negara agraris sebuah istilahkah atau kiasan atau hanya kata kata tanpa arti, bagi anda yang berkebangsaan indonesia coba renungkan kembali. bukankah semua frase tersebut berarti sesuatu dan merupakan fakta nyata lalu jika kita melihat gerak langkah kita apakah sudah dapat menyesuaikan dengan karunia tuhan yang begitu besar kepada negara kita bisa dikatakan belum sodara sodara.

    coba kita tengok

    9634 pulau tak bernama dan korelasi sebuah pepatah “tak kenal maka tak sayang” bagaimana bisa mengenal namanya juga tidak ada, dank arena tak kenal maka lama lama terlupakan dan diambil orang bukan begitu sodara sodara. Lalu mari kita lihat secara matematis :

    Jumlah pulau X rata rata pekerja yang dibutuhkan untuk mengelola. Maka

    9634 X 80 = 770720 orang karyawan untuk pengelola objek wisata di semua pulau tanpa nama

    Q karyawan X upah (2500000)

    770720 X 2.500.000 = 1.926.800.000.000

    Hitungan PPH nya

    1.926.800.000.000 X 5% = 96.340.000.000

    1.926.800.000.000 ini merupakan nilai uang dari gaji karyawan pengelola pulau dan apabila rata2 pengeluaran karyawan tersebut kita asumsikan 40% maka pengusaha ukm akan mendapat tambahan omset dari karyawan saja sekitar Rp.770.720.000.000 bukan kah nilai perputarannya cukup besar ini baru melihat dari konversi sector pariwisata dan belum nilai tambahan dari para wisatawan.

    nah sekarang mari kita tinjau di bidang maritim


    luas laut indonesia 3.544.743,9 km², luas ini include ZEE dan laut teritorial apabila kita mengasumsikan MSY /km2 adalah 2ton per tahun maka didapat 7089488 ton per tahun msy nya dan hasil data kkp menyatakan 65 juta ton sumber daya perikanan tangkap indonesia dan baru 16% persennya saja yang kita dapat. maka kita tahu bahwa indonesia belum memaksimalkan potensi lautnya kenapa coba kita tengok masyarakt nelayan dapat dikatakan merupakan masyarakat miskin dan tertinggal baik pendidikan dan kesejahteraan, dengan demikian upaya maksimala dari pemerintah sangat dibutuhkan jangan selalu beranggapan nelayan kita hebat karena ada lagu "nenek moyangku seoranng pelaut" kenapa mereka hebat dan telah memaksimalkan kemampuannya dengan sumberdaya mereka sendiri dan alat tangkap mereka sendiri sehingga produktifitas mereka sudah maksimal namun jika kita melihat secara global belum dapat dkatakan maksimal karena berdasarkan data yang ada baru 16% persen saja yang dapat kita tangkap maka tyidak lain alat tangkap dan teknologi sajalah yang dapat meningkatkan produktifitas mereka dengan alat tangkap sekarang daya jelajah penangkapan mereka terbatas dibutuhkan kapal dan teknologi penangkapan, penyimpanan dan sensor atau GPS penentu arah guna membantu mereka menjelajahi daerah penangkapan ikan. namun selain hal tersebut masih ada hal lain yaitu tata kelola perikanan ketika hasil tangkap datang ke daratan dengan tata kelola yang baik yang mencakup data penangkapan dan daerah penangkapan ikan maka para sarjan perikanan bisa menghitung atau mengupdate informasi msy daerah penangkapan ikan, dengan adanya informasi akurat maka tata kelola lalu lintas penangkapan ikan dapat diatur sehingga hasil tangkapnya pun tidak merusak.

    Nah sekarang kita tengok daratan kita

    Negara kita yang merupakan Negara agraris yang berarti dan seharusnya agrarian atau agrobisnis dapat dijadikan salah satu tulang pnggung devisa Negara kita, bukan sebaliknya malah pemukman yang diperbanyak kenapa saya berkata demikian lihat sifat hedonis masyarakat kita orang mampu atau menengah berlomba – lomba berinvestasi di bidang usaha perumahan sehingga satu keluarga memiliki lebih dari dua rumah tinggal dan disewakan guna mendpat penghasilan tambahan bukankah ini tidak produktif. Sedangkan masyarakat bawah belum memiliki rumah tinggal. Lalu coba anda tengok mengenai gaya masyarakat sekarang ini akan pembelian apartement jika kita melihat fungsionalitasnya apartement merupakan solusi guna mengefisiensi luas lahan yang digunakna untuk pemukiman bukan sebuah property mewah yang akhirnya fungsionalitas bangunan pun sia sia kenapa karena oang yang sudah punya rumah masih ingin punya apartemen bukan kah ini sungguh pemborosan sehingga lahan yang lainnya pun tergusur. Jadi jika kita lihat fungsi matem,matisnya :

    · Pemukiman (R)

    · Pertanian peternakan dan perikanan (A)

    · Luas lahan Merupakan Tetapan yang nilainya tetap kita anggap 1

    · Maka : R + A = 1
    R > A maka Lahan Agraris berkurang

    Sedangkan R itu sendiri dapat di efisiensi jadi apartemen sehingga A>R. perumahan itu walaupun merupakan investasi yang menggiurkan tapi tidak membutuhkan banyak pekerja dalam tata kelolanya hususnya dalam bisnis sewa menyewa rumah tapi apabila agrobisnis kita membutuhkan banyak pelaku agar dapat berjalan mulai dari buruh marketing dan pengolah hasil sehingga daya serap tenaga kerja akan lebih banyak. Dan jikata liahta pangsa pasarnya hasil dari Agrobisinis itu masih merupakan kebutuhan primer bukan laha sekunder atau tersier.

    Demikian sodara sodara sebangsa dan setanah air mari kita renungkan apakah kita akan mati bagaikan “tikus mati dim lumbung padi”
     
    lasealwin likes this.
  2. lembing

    lembing Active Member

    Joined:
    Aug 21, 2014
    Messages:
    1,182
    Likes Received:
    92
    Trophy Points:
    48
    Perlu dipertimbangkan buat yang punya kepentingan
     
  3. pluto01

    pluto01 Member

    Joined:
    May 18, 2015
    Messages:
    497
    Likes Received:
    69
    Trophy Points:
    28
    Sebenarnya yg punya renungan seperti ini sdh banyak, namun tak pernah benar2 tercapai, malahan hanya membuat mereka "binung" sendiri yg akhirnya berbuat sesuai keinginan sendiri
    Hal ini hanya bisa tercapai jika benar2 dilaksanakan tdk hanya sebuah "renungan" saja, benar2 dikawal/terorganisir, adanya rasa persatuan dan kesadaran oleh semua pihak/lembaga/lapisan masyarakat, dan bukan nafsu yg mengendalikan kita tp kita yg mengendalikan nafsu kita
     
  4. megatrans

    megatrans Member

    Joined:
    Jan 18, 2016
    Messages:
    43
    Likes Received:
    2
    Trophy Points:
    8
    ya
    merenung memang bukan sebuah pemecahan nyata tapi tulisan ini hanyalah sebuah pikiran yang terlins dengan tujuan mengingatkan saja bahwa negara kita ini sudah sangat sangat kaya sehingga dapat menggugah para pembaca yang memiliki skill dibidang tersebut untuk mengembangkan kekayaan alam kita ini. tinggal siapkah kita bertindak kenapa karena sepertinya melihat masyarakat kita tidak akan pernah tertari atau tergugah dengan ide ide yang baru saja muncul dan belum terlihat realistis namun apabila ide kita sudah berdiri dan menghasilkan barulah mereka berbondong bondong mengikuti nya
     
  5. pluto01

    pluto01 Member

    Joined:
    May 18, 2015
    Messages:
    497
    Likes Received:
    69
    Trophy Points:
    28
    Yupz tepat sekali, kebanyakan emang seperti itu,
     
  6. lasealwin

    lasealwin Well-Known Member

    Joined:
    Aug 1, 2015
    Messages:
    1,862
    Likes Received:
    171
    Trophy Points:
    63
    Kalau orang-0rang di Indonesia bisa menemukan jati dirinya
    Bahkan menemukan Tuhannya
    Bahkan orang-orang bodoh dan sampah akan turut serta membangun negeri ini
     
Loading...

Share This Page