Belajar menghadapi masalah dari Samurai

Discussion in 'General Discussion' started by handoyoputro, Jul 22, 2017.

  1. handoyoputro

    handoyoputro New Member

    Joined:
    Aug 20, 2016
    Messages:
    17
    Likes Received:
    4
    Trophy Points:
    3
    Google+:
    [​IMG]

    Ketika Takua Soho mengajarkan teknik beladiri pada Yagyu Muninori, beliau mengajarkan pentingnya menggunaka pikiran yang tidak berhenti, dalam mengantisipsi setiap serangan lawan. Yagyu Mininori adalah saingan terberat Mushashi, seorang pendekar tak terkalahkan dalam sejarah Samurai di Jepang.

    Takuo Soho mengajarkan, bahwa saat kita menatap sebuah pohon dan hanya melihat sehelai daun saja, maka kita tidak bisa melihat daun daun yang lain. Tetapi ketika kita memandang pohon tanpa memikirkan apapun, tanpa memberikan penilaian maupun deskripsi, maka kita bisa melihat seluruh daun tanpa batas. Jika ada sehelai daun yang menahan pikiranmu, maka daun yang lain seolah tidak tampak di hadapanmu.

    Demikian pula dengan pikiran kita ketika menghadapi musuh berpedang. Ketika pedang musuh menyerang, dan pikiran kita tertahan pada serangan itu, maka pikiran menjadi terhenti di sana. Hal ini mengakibatkan gerakan kita menjadi tak selesai, dan dirobohkan oleh lawan. Ini yang disebut dengan pikiran yang berhenti.

    Tetapi ketika pikiran kita tidak tertahan di sana, maka kita bisa terus bergerak maju, dan merebut pedang lawan, dan membuatnya menjadi senjata yang membunuh tuannya sendiri. Dalam ilmu beladiri, ini yang dinamakan dengan jurus “tanpa pedang”.

    Jika pikiran kita terpecah, maka gerakan kita menjadi salah dan membuat kita terkalahkan. Demikian pula jika pikiran kita terhenti pada diri sendiri, ritme pertarungan, pedang atau salah satu tempat, maka gerakan kita mejadi terhenti di sana dan diselesaikan lawan.

    Ketika kita menerima serangan sepuluh orang pendekar berpedang, kemudian kita tangkis setiap pedang tanpa menghentikan pikiran kita pada setiap gerakan, dan terus bergerak dari satu gerakan kepada gerakan selanjutnya, maka kita tidak akan kehilangan jurus untuk menghadapi setiap serangan. Dan ketika kita berhenti pada salah satu serangan dari mereka, walaupun kita bisa menghentikan serangan itu, tetapi kita tidak akan bisa mengeluarkan jurus yang tepat pada serangan berikutnya.

    Walaupun kita bukan pendekar, kita bisa belajar dari Takuan Soho, untuk menghadapi setiap problema yang kita hadapi. Dunia selalu mengalami perubahan, dan tidak ada yang abadi selain perubahan itu sendiri. Termasuk masalah masalah yang selalu kita hadapi.

    Ketika anda menghadapi problema dalam kehidupan, dan anda terus meratapi problema itu dengan cara menyalahkan pihak lain, maka pikiran anda menjadi terhenti di sana. Sehingga ketika problema itu menghasilkan problema yang lain, atau muncul problema baru, maka anda tidak siap untuk mengantisipasinya.

    Menyalahkan pihak lain, situasi, atau kondisi, akan menempatkan diri anda pada posisi tidak berdaya. Dalam posisi ini anda hanya bisa mengeluh dan membuat pikiran anda berhenti di sana. Mengambil alih tanggung jawab akan membuat anda berpikir pada solusi yang dapat anda lakukan. Dan ketika anda meletakkan tangung jawab semua masalah dan rencana pada diri anda sendiri, maka pikiran anda menjadi siap untuk menghadapi semua masalah, baik yang sedang anda hadapi maupun yang mungkin akan terjadi.

    Akhirnya, ketika kita bersedia mengambil alih semua tanggung jawab terhadap kehidupan kita sendiri, maka pikiran kita menjadi lebih siap, untuk bergerak secara terus menerus dalam mengantisipasi setiap problema yang ada. Tidak terhenti pada kesibukan mencari kesalahan yang ada di luar sana.

    Handoyoputro
    Black Walet Business Coach
    Mind Navigator
     
Loading...

Share This Page