Biografi Penemu Kamera Pertama Kali Di Dunia

Discussion in 'Science' started by Mutiara Public, Sep 7, 2014.

  1. Mutiara Public

    Mutiara Public Member

    Joined:
    Sep 1, 2014
    Messages:
    87
    Likes Received:
    9
    Trophy Points:
    8
    [​IMG]

    Tahukah kalian, sesungguhnya kata “kamera” yang hingga saat ini kita kenal ternyata berasal dari bahasa Arab, yaitu “qamara” ! Jauh sebelum bangsa Barat menemukan kamera tersebut, prinsip-prinsip dasar dari pembuatan kamera ternyata telah ditemukan dan dicetuskan oleh seorang pakar sarjana Muslim yakni sekitar 1.000 tahun yang lalu.

    Penemu dan pencetus prinsip kerja kamera tersebut adalah seorang sain legendaris tokoh Muslim yang bernama Ibnu al-Haitham. Pada saat akhir abad ke-10 M. beliau (Ibnu Al-Haitham) telah berhasil membuat sebuah kamera obscura pertama kali di seluruh dunia.

    Ibnu Al-Haitham atau yang dikenal dengan nama lengkapnya yakni Abu Ali Muhammad Al-Hassan ibnu Al-Haitham, merupakan seorang pakar ilmuwan Muslim yang ahli di bidang sains, mate¬matika, falak, pengobatan, filsafat, dan geometri. Beliau juga banyak/ seringkali melakukan penyelidikan perihal cahaya, serta beliau pun telah memberikan suatu inspirasi kepada para ahli sains barat seperti misal Bacon, Kepler dan Boger, dalam hal menciptakan sebuah teleskop dan mikroskop.

    Sejak kecil Ibnu Al-Haitham (Abu Ali Muhammad Al-Hassan ibnu Al-Haitham) dikenal memiliki otak yang sangat cerdas. Beliau menempuh pendidikan pertama di tanah kelahirannya. Setelah beranjak dewasa, beliau pun langsung merintis karier sebagai pegawai pada pemerintahan di Basrah (Basrah adalah Kota terbesar kedua di negara Irak). Selanjutnya setelah beberapa lama beliau bekerja dengan pihak pemerintahan di Basrah, beliau pun memutuskan agar menimba ilmunya ke kota Baghdad dan Ahwaz.

    Kecintaan beliau terhadap ilmu pengetahuan telah membawanya hingga menuju negara Mesir. Selama di Mesir tersebut, Ibnu Al-Haitham mendapatkan banyak kesempatan untuk melakukan beberapa pekerjaan penelitian perihal aliran Sungai Nil dan menyalin berbagai buku mengenai falak dan matematika. Kemudian, beliau pun berhasil menempuh study di Universitas Al-Azhar (Kairo-Mesir) yang didirikan oleh Kekhalifahan Fatimiyah. Secara otodidak, beliau mempelajari sampai menguasai beragam disiplin ilmu misalnya ilmu matematika, falak, pengobatan, geometri, filsafat, dan ilmu fisika.

    Ibnu Al-Haitham adalah ilmuwan yang suka sekali melakukan berbagai penelitian. Di laboratorium beliau yang sangat sederhana, akan tetapi cukup lengkap di Kota Basra (Irak) tersebut, beliau melakukan berbagai penelitian untuk menetapkan sudut pandang serta sudut pantul, pembekokan cahaya dalam kaca dan air, serta berbagai posisi bayangan di atas cermin-cermin cembung, cekung, datar, dan bulatan yang berbentuk bola. Dari seluruh penelitian itu, Ibnu Al-Haitham telah meletakkan dasar-dasar pembuatan lensa kamera.

    Ibnu Al-Haitham juga melakukan berbagai penelitian penting dalam kamera obscura bersama dengan Kamaluddin Al-Farisi. Keduanya itu berhasil meneliti serta merekam fenomena-fenomena kamera obscura. Penemuan tersebut, tentunya berawal ketika keduanya itu lagi mempelajari perihal gerhana matahari. Kajian ilmu optik yang berupa kamera obscura itulah yang telah menjadi dasar dari kinerja kamera yang hingga saat sekarang ini telah banyak digunakan oleh umat manusia.

    Teori yang dipecahkan oleh Ibnu Al-Haitham itu telah mampu mengilhami penemuan film yang selanjutnya disambung-sambung serta diputar/ dimainkan kepada para penonton.

    Penemuan Ibnu Al-Haitham yang paling sangat populer yaitu mengenai sifat mata yang sebenarnya. Beliau berpendapat bahwasanya sinar cahaya itu bergerak mulai dari obyek kemudian berjalan menuju kemata. Benda akan dapat terlihat sebab ia memantulkan sinar kedalam mata. Retina mata adalah wadah dari penglihatan dan tidak yang mengeluarkan cahaya. Teori yang dilahirkan Ibnu Al-Haitham tersebut telah mampu mematahkan teori penglihatan yang sudah diajukan dua pakar ilmuwan asal Yunani yang benama ptolemaeus dan Euclides pada saat berabad-abad sebelumnya, mereka (ptolemaeus dan Euclides) berpendapat bahwasanya benda terlihat karena memancarkan cahaya.

    Ibnu Al-Haitham sangat dikenal sebagai seorang yang teliti dan juga berhati-hati. Secara serius beliau itu mempelajari serta mengkaji seluk-beluk perihal ilmu optik. Beragam teori mengenai ilmu optik tersebut, sudah dilahirkan dan dicetuskannya. Ibnu Al-Haitham pun mencetuskan sebuah teori mengenai berbagai macam fenomena fisik seperti mislanya bayangan, pelangi dan juga gerhana. beliau juga sudah mencetuskan teori mengenai lensa pembesar. Teori itulah yang digunakan oleh para ahli sain di negara Italia dalam menghasilkan kaca pembesar pertama di seluruh dunia.

    Ibnu Al-Haitham telah dihargai sebagai Master ilmuwan optika terbesar sepanjang masa, sejajar dengan Witelo dan juga Ptolemeus yang menjadi salah satu perintis ilmu optika dunia. Berkat pemikiran-pemikiran beliau lah, ilmu optika mencapai puncak taraf kemajuan yang sungat mencengangkan. Terutama pada pada abad sekarang ini.

    Ibnu Al-Haitham atau nama lengkapnya Abu Ali Muhammad Al-Hassan ibnu Al-Haitham, wafat di kota Kairo negara Mesir, pada tahun 1039.


    Sumber : Mutiara Public
     
  2. Mutiara Public

    Mutiara Public Member

    Joined:
    Sep 1, 2014
    Messages:
    87
    Likes Received:
    9
    Trophy Points:
    8
    SIP..
     
    Last edited: Sep 8, 2014
  3. Mutiara Public

    Mutiara Public Member

    Joined:
    Sep 1, 2014
    Messages:
    87
    Likes Received:
    9
    Trophy Points:
    8


    Bisa Jadi Gan.... *bingung*
     
  4. Mutiara Public

    Mutiara Public Member

    Joined:
    Sep 1, 2014
    Messages:
    87
    Likes Received:
    9
    Trophy Points:
    8
    kekekekkekekekek........*ketawa1*, ada-ada aja agan ini...*hore*
    *peace*
     
    Toko Asyik likes this.
Loading...

Share This Page