Bisnis Daring Menjanjikan, Harus Berani Modal dan Iklan

Discussion in 'Online Business' started by wphoet, Sep 18, 2017.

  1. wphoet

    wphoet You'll Never Walk Alone

    Joined:
    Feb 19, 2013
    Messages:
    1,149
    Likes Received:
    142
    Trophy Points:
    63
    Google+:
    Bisnis online atau dalam jaringan (bisnis daring) kian merebak. Mudah, murah, dan menjanjikan; sehingga bertambah banyak pelaku yang berani terjun ke dalamnya.

    Berbisnis di era digital mudah dan sangat menjanjikan. Untuk membuka sebuah bisnis toko, misalnya, tidak perlu tempat khusus. Cukup membuka situs jual beli online atau dalam jaringan (daring); lalu masukkan data yang dibutuhkan, kita sudah memiliki toko. Ada bisnis situs toko daring berbayar, tetapi daring yang gratis pun banyak menjanjikan.

    Untuk berbisnis di dunia maya, tidak harus menjadi orang kaya atau terkenal lebih dulu. CEO Bukalapak. com Achmad Zaky ternyata ”anak desa” asli Sragen. Kini, bertambah banyak orang berjual beli secara daring. Toko-toko yang dulu hanya mengandalkan jual beli manual, sekarang juga membuka divisi daring.

    Bahkan banyak yang hanya membuka toko daring karena pengelolaannya mudah dan biayanya rendah. Ya, bisnis daring di Indonesia memang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Banyak pelopor bisnis yang telah membuka jalan dan menawarkan ide ide bisnis daring baru. Mereka yang sukses sudah merintis sejak 1990-an. Pada saat itu internet belumlah terlalu diminati atau belum begitu dipahami oleh sebagian besar masyarakat kita, tidak seperti sekarang.

    Jual beli daring, menurut Winny Sanita (37), warga Kampung Baris, Kelurahan Karangturi, Semarang Timur; dapat dilakukan melalui pemasangan iklan via situs penyedia konten jual beli, atau media sosial berupa facebook, instagram, twitter, dan blog. Produk bisnis yang dijual difoto, kemudian diunggah disertai deskripsi lengkap beserta nomor kontak, sehingga peminat mudah menghubungi untuk bertransaksi atau negosiasi harga.

    Biasanya, dengan modal kepercayaan bisnis, semua transaksi lunas di muka beserta biaya kirim disesuaikan dengan jarak antarkota. ”Dulu, saya pasang iklan di Kaskus; karena makin lama menjanjikan serta tambah laku, kemudian membuat akun facebook, instagram, lalu membuat fanpage dan facebook khusus dengan nama toko daring. Semua foto iklan hasil produksi sendiri dipajang, dikasih keterangan lengkap bahan, ukuran, warna; kasih harga dan nomer ponsel,” papar dia.

    Soal prospek keuntungan daring menjanjikan, Winny yang akrab disapa Nonny itu mengaku bisa dua kali lipat dari modal. Risiko berani rugi kalau salah atau cacat produksi, atau barang hilang dalam proses pengiriman.

    Tetapi, pemilik usaha liontin maupun aksesori anjing dan kucing berbahan stainless, aluminium, dan kuningan dengan nama GukgukMeong itu meminimalisasi dengan cara mengkaji ulang desain untuk dicekkan lagi kepada pembeli sebelum diproduksi.
    2017-09-18_19-07-49.jpg

    ”Ono rego ono rupo (ada harga ada rupa). Harga yang saya pasang saya anggap pantas menjanjikan untuk hasil produksi. Rapi, awet, dan saya berani memberi garansi. Ada juga produsen yang sama dengan saya memberikan harga lebih murah, tetapi hasilnya pun ala kadarnya,” ujar dia.

    Nonny menyatakan dibandingkan dengan dagang manual, bisnis daring lebih menjangkau seluruh daerah, dalam dan luar negri. Pangsa pasar daring pun lebih luas; di media sosial menjangkau grup-grup khusus jualan anjing dan kucing, atau komunitas penggemar kedua binatang piaraan itu.

    ”Jual manual tidak bisa menjangkau seluas jual online,” tegas dia. Lalu, bagaimana caranya agar bisa sukses? Nonny yang berjualan daring sejak 23 Desember 2007 merasa belum sukses.

    Pasalnya, makin ke sini, meski dibantu empat reseller di Jakarta, Batam, dan Bali, pesaing kian banyak. Desain saling berani mencontek, harga bersaing sangat ketat. Cara untuk lebih sukses, menurut dia, harus berani modal dan iklan. Sebab, jualan daring ada masa laris, ada pula masa paceklik.

    ”Bagi saya ya dinikmati saja, tetep mikir model baru, mikir supaya produksi makin baik. Bisa bertahan begini lama juga ganti-ganti supplier sampai empat kali, punya customer loyal, punya temen yang bantu pasarkan. Sekarang bekerja sama dengan petshop, jualan pakan juga,” ungkap dia.

    Nonny menjelaskan jualan daring yang awalnya hanya iseng kini menjadi bisnis utama menjanjikan. Ia berpesan kepada sesama pebisnis daring atau yang baru merintis supaya tidak tutup telinga terhadap kritik, karena kepuasan pelanggan harus dinomorsatukan. Satu saja ada ocehan ketidakpuasan lalu di-posting, akan sangat berbahaya.

    Bagi Tri Widowati (32), warga Jalan Bimasakti V No 8 Semarang pemilik Hevn Shop yang berjualan berbagai macam stuff kebutuhan cosplay, berjualan di media sosial harus dipisahkan mana akun pribadi mana akun jualan agar lebih fokus.

    Keuntungan menjanjikan memiliki toko daring, tidak perlu membayar gaji pegawai untuk menjaga, serta bayar listrik dan pajak (ada rencana usaha toko daring bakal dikenai pajak-Red), sehingga pengeluaran bisa ditekan minimal. Di samping itu, bisa dilakukan di mana saja; jika ditinggal ke luar kota, masih bisa jalan karena bisa dikontrol dengan ponsel pintar.

    ”Minusnya, kadang susah meyakinkan buyer yang baru mulai beli via online. Apalagi kalau orgnya ‘parno’ (paranoid-Red); barang kebanyakan pre order, kita tidak bisa memenuhi keinginan customer yang butuh saat itu juga,” ujar dia.

    Untuk sukses, kata Wido, sapaan akrabnya; pebisnis daring haruslah beriklan secara konsisten, menjaga kepercayaan buyer dengan menepati deadline yang dijanjikan, menjaga mutu barang, tetap berkomunikasi dengan customer, dan memberikan kabar secara berkala soal barang orderan. Hevn Shop yang berdiri sejak 2011 diakui saat ini beromzet antara Rp 6 juta dan Rp 8 juta per bulan dengan pelanggan dari Aceh sampai Papua.

    Apa yang disampaikan Wido diamini oleh Agung Sakti Prabowo (37), warga Malangsari V Nomor 6 Tlogosari, semarang pemilik toko online daring yang menjual kaos Semarangan, Flowtshirt. Saat ini, masyarakat sudah dimudahkan dalam membuka toko daring, karena sudah ada layanan menjanjikan di Tokopedia, Bukalapak atau Lazada selain media sosial.

    ”Jualan online itu tidak perlu modal besar, karena tidak memerlukan sewa tempat yang biasanya berbiaya besar. Untuk sukses, tentu seharusnya mempunyai produk yang menjanjikan serta berkualitas bagus, cepat dalam menjawab pertanyaan konsumen, serta cepat dalam proses pengiriman,” tutur dia yang memulai usahanya sejak 2004 dengan omzet per bulan rata-rata Rp 10 juta.
     
  2. ys. herbi

    ys. herbi Well-Known Member

    Joined:
    Mar 6, 2016
    Messages:
    1,251
    Likes Received:
    190
    Trophy Points:
    63
    Google+:
    iya.. di daerah saya juga lagi bergeliat...
    tapi emang sih masalah modal promosi agak susah, takut rugi katanya... ya moga2 cepat berubah dan sadar aja sih kalau pengen nggedein bisnis itu juga harus berani nantang si rugi...
     
  3. wphoet

    wphoet You'll Never Walk Alone

    Joined:
    Feb 19, 2013
    Messages:
    1,149
    Likes Received:
    142
    Trophy Points:
    63
    Google+:
    iklannya di google ntar masuk ke publisher, sampai dah ke rekening publisher *jail*di Indonesia lgi berkembang pesat toko online, cuma belum banyak yang berani pasang iklan, malah duitnya banyak dibuang2 buat beli2 follower sosmed padahal yg jualan follower pakai robot semua, jadi walaupun posting yg lihat banyak tapi gk ada yang beli (soalnya robot gk punya duit)*ketawa4*kl dari kasus klient2 yg punya toko online dan yang pernah beli follower, saya sarankan pasang iklan di sosmed dengan kenaikan follower sebulan 3k orang, dianggap gagal soalnya mereka lebih tertarik ke beli follower yg cuma buang duit 300rb bisa dpt 30k follower. (sakit hati) padahal 30k follower itu robot semua/akun tidak bertuan, jdi ttp gk ada yg beli produknya *ketawa1*
     
  4. ys. herbi

    ys. herbi Well-Known Member

    Joined:
    Mar 6, 2016
    Messages:
    1,251
    Likes Received:
    190
    Trophy Points:
    63
    Google+:
    wkwkwk.. tapi untungnya tetep gede yang mengiklan dong harusnya.. hehehehh..
    kalau belom bisa ngiklan, ya bayar orang... untungnya pasti tetep gede..
    iya.. saya juga nda percaya sama yang pollowernya banyak, soalnya pasti hanya kurang lebih 10% yang berinteraksi, dan kurang dari 10% yang ngeklik iklan.. eh.. membeli atau memakai produk...
     
    wphoet likes this.
  5. HanyaSatu

    HanyaSatu Member

    Joined:
    Aug 28, 2017
    Messages:
    896
    Likes Received:
    56
    Trophy Points:
    28
    Google+:
    Bener banget sekarang sih udah makin mudah ya, kalau kita mau lebih oke lagi tinggal pesen slot iklan di situs jual beli tersebut, biar posisi produk kita ada di atas
     
    wphoet likes this.
Loading...

Share This Page