Cara Mengolah Pasir Besi

Discussion in 'General Discussion' started by ariskahana, May 21, 2019.

  1. ariskahana

    ariskahana Member

    Joined:
    Nov 13, 2018
    Messages:
    35
    Likes Received:
    1
    Trophy Points:
    8
    Cara Mengolah Pasir Besi - Untuk mengolah pasir besi sebenarnya tidaklah terlalu sulit karena tidak membutuhkan bahan kimia, pasir besi juga merupakan deposit yang tidak murni yang biasanya tersusun atas mineral utama yang terdiri dari besi, titanium dan mineral pengotor lainnya. Mineral pengotor ini dapat berupa dari jenis aluminium, silikon, vanadium, fosfor dan juga sulfur.

    [​IMG]

    Pengolahan pasir besi biasanya dilakukan secara fisik atau mekanik dengan tujuan untuk meningkatkan kadar logam besi dengan cara membuang material yang tidak diinginkan. Pasir besi ini akan diolah hingga mencapai kadar besi (Fe) sekitar 60 - 65%, Untuk itu pasir besi akan melalui beberapa proses yaitu :

    1. Proses Penghancuran (Crushing)

    Pasir besi yang terdapat dalam batuan atau bongkahan ini akan dihancurkan hingga ukuran mesh 10 yang bertujuan untuk memperbesar luas permukaan dari material sehingga memudahkan untuk proses selanjutnya.

    2. Proses Penghalusan (Grinding)

    Dimaksudkan agar butiran halus bijih besi lebih banyak lagi terpisah dengan kotoran atau mineral mineral ikutan yang tidak diinginkan, proses ini sampai menghasilkan ukuran 120 mesh.

    3. Proses Pemisahan (Magnetic Separator)

    Untuk memisahkan material logam dan non logam dengan pencucian dengan menggunakan air dalam mesin silinder yang dilapisi magnet apabila bijih besi tersebut banyak mengandung hematit Fe2O3 atau magnetit (Fe3O4) akan terpisah sempurna sehingga kemurnian dari oksida besi meningkat.

    4. Proses Pemanggangan (Roasting)

    Proses ini dilakukan material bijih besi banyak mengandung bijih hematit (Fe2O3) diubah menjadi magnetit (Fe3O4) yang mempunyai daya magnet lebih kuat sehingga terpisah antara material yang non magnet dan dihasilkan kadar Fe sampai 65%.

    5. Proses Kalsinasi (Rotary Dryer)

    Pada proses ini material akan diumpankan ke silinder yang berputar dengan arah yang berlawanan (counter current), setelah itu akan dihembuskan gas panas dari burner dengan suhu sekitar 200 - 300 derajat celcius dengan tujuan untuk mengurangi kadar air pada material tersebut.

    6. Proses Pembuatan Pellet (Pan Palletizer)

    Sebelum masuk ke perangkat ini material bijih besi dibaur dalam perangkat mixer agitator dengan komposisi tertentu. Setelah tersebut akan ditambahkan batubara dan binder bentonit dengan tujuan supaya konsentrat besi oksida halus bisa merekat menyusun gumpalan - gumpalan yang dinamakan pellet. Pellet ini mempunyai kekuatan yang cukup kuat untuk dapat dibawa ke proses selanjutnya, sedang penggunaan batubara disini adalah untuk meningkatkan kadar besi dengan cara proses reduksi dari internal pada proses selanjutnya.

    Prinsip kerja dari perangkat ini adalahproses aglomerisasi konsentrat bijih besi yang sudah bercampur batubara dan binder bentonit dimasukkan secara kontinyu kedalam mesin pelletizing yang berbentuk separuh drum / bejana yang berputar dengan kecepatan dan sudut kemiringan tertentu disertai semprotan air secara kontinyu.

    Karena proses perputaran inilah yang akan menyebabkan gaya centrifugal yang menyebabkan partikel - partikel halus saling mendekat dan menekan satu sama lain. Karena hal ini akan membentuk gumpalan - gumpalan pellet basah (green pellet) dengan diameter ukurannya sekitar 12 mm dan mempunyai kuat tekan 5 kg / pellet dan kuat jatuh 5 kali. Pengujian kekuatan ini dapat dilakukan menggunakan alat pengukur kekerasan logam yang disebut hardness tester. Tujuannya adalah untuk memastikan pellet tidak hancur selama proses handling atau transportasi ke proses selanjutnya.

    7. Proses Reduksi (Rotary Kiln)

    Untuk memurnikan kandungan besi oksida menjadi besi murni dilakukan dengan memproses besi pada proses reduksi. Proses ini dilakukan dengan cara proses reduksi external dengan gas alam (gas CO) dan reduksi Internal dari Batubara pada temperatur 1.700ÂșC. Dari proses ini akan mengakibatkan material oksida besi akan terpisah membentuk besi murni (Fe 92%) dan oksidanya membentuk gas CO2.

    Prinsip kerja disini adalah material yang berbentuk pellet akan diumpankan ke silinder yang berputar dengan RPM dan sudut kemiringan tertentu. Kemudian dihembuskan gas panas dari arah berlawanan (counter current), selanjutnya pada titik - titik tertentu disemburkan gas CO dari gas alam sehingga akan terjadi proses reduksi dari internal maupun external. Setelah itu material akan didinginkan pada cooler hingga mencapai suhu 60 derajat celcius barulah material akan dikemas atau curah.

    Proses ini akan menghasilkan material atau produk yang disebut sponge iron yang berupa pellet dengan diameter sekitar 12 - 15 mm dan kualitas sesuai produk standar yaitu ASTM, JIS, DIN dengan kekuatan tekannya sekitar 250 mpa.

    8. Produksi Pig Iron

    Hasil pellet (green pellet) dari proses itu akan dimasukkan dalam perapian (blast furnace) dan dibaur dengan larutan kapur dan gas CO sebagai zat pereduksi dengan temperatur tertentu. Kemudian akan mengalami proses pelelehan (melting) sehingga terpisah antara kandungan yang banyak mengandung logam besi (Fe) dan akan terpisah. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan berat jenis dari kotorannya (slag) yang kandungan besinya akan masuk ke mesin casting (cetak) sesuai kebutuhan dengan kandungan Fe total 95% dalam produk jadi Pig Iron.
     
  2. Hari Agustomo Nugroho

    Hari Agustomo Nugroho Active Member

    Joined:
    Mar 13, 2015
    Messages:
    1,195
    Likes Received:
    78
    Trophy Points:
    48
    Google+:
    Prosesnya panjang juga ya
    Proses pemanggangan bisa berapa jam idealnya
     
  3. ariskahana

    ariskahana Member

    Joined:
    Nov 13, 2018
    Messages:
    35
    Likes Received:
    1
    Trophy Points:
    8
    untuk bagusnya bisa sampe seharian kak
     
Loading...

Share This Page