Catatan Kepresidenan Gusdur Kini Bisa Dipelajari Umum Beberapa waktu lalu, tepatnya Selasa (2/8), keluarga Presiden Indonesia ke-4 KH Abdurrahman Wahid alias Gusdur menyerahkan berbagai arsip tentang tokoh tersebut kepada Arsip Negara Republik Indonesia (ANRI). Tujuannya agar catatan kepresidenan sang negarawan dapat dipelajari secara luas oleh masyarakat. Arsip-arsip tersebut terdiri dari 180 album dengan jumlah 14.116 lembar arsip foto. Masing-masing mengisahkan perjalanan Gusdur mulai pengangkatan dan pengambilan sumpah jabatan presiden, foto penyerahan hasil-hasil sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) kepada Gusdur, serta beberapa arsip kunjungan kerja kepresidenan dalam dan luar negeri. "Karena memiliki nilai guna kesejarahan bagi perjalanan bangsa Indonesia, arsip kepresidenan Gusdur layak kami (ANRI) simpan dan lestarikan. Selain itu agar dapat dimanfaatkan seluas-luasnya untuk kepentingan kebangsaan, kemasyarakatan, pemerintahan, dan pembangunan di Indonesia," ujar Kepala ANRI Mustari Irawan usai menerima berkas tersebut secara langsung dari istri Gusdur, Sinta Nuriyah Wahid. Hal tersebut juga sejalan dengan salah tugas ANRI sebagai lembaga negara penyelamatan arsip statis negara atau yang memiliki nilai guna kesejarahan bagi perjalanan bangsa Indonesia. Pasalnya, sebelum menjabat Presiden Indonesia ke-4, Gusdur pernah menjabat Ketua Umum PBNU (1984-1999), Ketua Forum Demokrasi (1990), dan Ketua Konferensi Agama dan Perdamaian Sedunia (1994). Dijelaskan Sinta, istri Gusdur, sang suami adalah seorang ulama besar yang memiliki peranan penting dalam perjalanan bangsa Indonesia. Bahkan Gusdur dijuluki sebagai Bapak Pluralisme karena perjuangannya untuk mewujudkan plurarisme di Indonesia. "Beliau sangat menghargai keberagaman dalam berbagai hal, terutama keberagaman suku, agama, dan ras," tandasnya. (Puput Mutiara)
