Cerita Nilai Keadilan Dari Tukang Koran

Discussion in 'Tales' started by Ghazali, Jan 14, 2014.

  1. Ghazali

    Ghazali Member

    Joined:
    Jan 14, 2014
    Messages:
    35
    Likes Received:
    1
    Trophy Points:
    8
    Suatu hari saya sedang berpergian disuatu tempat menggunakan motor . Disebuah lampu merah terlihat seorang bapak setengah tua penjual koran, mungkin umurnya sekitar 45 tahun. Saat itu lampu merah sedang menyala, dengan sigap bapak itupun mulai mendatangi para pengguna jalan yang sedang berhenti diperempatan tersebut. Dengan wajahnya yang penuh peluh dan keringat dia menawarkan koran yang dijualnya, “ Koran Pak, Koran Bu “ katanya sambil melambaikan koran yang dijualnya. Namun sayang, sampai akhirnya lampu hijau menyala tak satupun yang membelinya. Sungguh tukang koran satu ini saya lihat sangat berbeda, ya berbeda. Karena tukang koran satu ini hanya memiliki satu kaki, dia menjual koran dengan memakai tongkat dari kayu yang dimodivikasi sedemikian rupa hingga bisa digunakan untuk memapah tubuhnya. Tiba-tiba adzan dzuhurpun berkumandang, saya lihat bapak tersebut beranjak dari perempatan. Karena saya penasaran, saya mengikuti bapak tersebut. Subahanallah, ternyata tujuan bapak tersebut adalah masjid. Bapak tersebut menyempatkan shalat berjamaah disela pekerjaanya menjajakan koran. Setelah selesai shalat, sayapun menghampiri bapak tersebut dan mengobrol dengan beliau :


    “ Sudah laku berapa pak korannya “, Tanya saya “

    “ Baru laku 10 dek “, jawabnya sambil tersenyum.

    " Sudah berapa tahun jualan koran pak ? ",

    " Sudah sejak 5 tahun lalu setelah kaki saya patah ditabrak mobil dek. Dulu saya bekerja sebagai penjaga tempat hiburan malam. Namun semenjak kaki saya patah, saya beralih profesi menjadi tukang koran ".


    Sayapun terkejut dengan jawaban si Bapak, mengingat penjaga hiburan malam pastilah pekerjaan yang penuh dengan resiko dan dekat sekali dengan kemaksiatan, Sek bebas, miras dan obat-obat terlarang.


    " Sering berjamaah disini Pak ?, Tanya saya sambil menatap wajah bapak tersebut yang saya lihat berseri meskipun menjual koran diperempatan yang penuh asap kendaraan dan panas terik matahari ".


    " Setiap dzuhur saya berjamaah disini dek. Saya ingin menebus dosa-dosa saya dimasa lalu. Allah itu ternyata adil dek. Dulu selama saya bekerja sebagai petugas keamanan di tempat hiburan malam, gaji saya bisa sampai jutaan rupiah sebulannya. Sedang saat ini, pekerjaan yang saya lakoni Cuma cukup buat makan sehari-hari dan bayar sekolah anak saya ".


    Sayapun semakin bingung, Bukankah lebih banyak gaji yang dulu pak daripada yang sekarang. Kenapa Bapak justru bilang Allah itu Adil ??


    Saya belum selesai cerita dek, keadilan dari Allah itu tidak hanya semata adil dari segi materi. Justru keadilan yang saya dapatkan dari Allah melebihi materi dan tak bisa dibeli dengan harga berapapun. Kalau Allah tidak memberikan musibah pada saya dengan kecelakaan sampai kaki saya patah seperti ini, pasti saya tetap bekerja ditempat penuh maksiat tersebut. Semakin lama saya bekerja ditempat tersebut, semakin banyak dosa saya, rizki yang saya dapat untuk menafkahi keluarga sayapun belum tentu halal juga. Tapi dengan keadaan saya yang sekarang, Allah masih menunjukkan Jalan dengan memberikan rizkinya lewat koran yang saya jual. Dan semua itu rizki yang jelas halal, berbeda dengan uang yang saya dapat dari pekerjaan sebagai penjaga tempat hiburan. Itu sebabnya saya bilang bahwa Allah itu adil, saya sudah diberikan dua keadilan yang sangat bernilai dalam kehidupan saya, keadilan tersebut adalah ;

    Pertama, Allah memberikan keadilan pada saya dengan menyadarkan saya lewat kecelakaan yang membuat kaki saya hilang 1. Waktu itu juga Allah memberikan hidayah sehingga saya bisa kembali kejalan Nya. Keadilan yang kedua, meskipun saya cacat tapi Allah tetap memberikan jalan sebagai penjual koran sehingga saya masih bisa menafkahi keluarga saya dengan rizki yang halal. Jadi menurut saya, keadilan Allah tidak perlu ditanyakan lagi dek.


    Mendengar cerita si Bapak, sayapun tertegun dan kagum dengan beliau. Seketika itu juga air mata saya menetes mengingat saya sering mengeluh dan merasa Allah tak adil dengan saya. Dan dari situ, saya mulai berfikir bahwa Allah menujukkan keadilan kepada saya melalui Bapak penjual koran tersebut. Kalau saya tidak bertemu dengan bapak tersebut, saya tidak akan pernah mendengar cerita beliau yang benar-benar membuat saya sadar. Memang keadilan Allah tidak perlu dipertanyakan lagi.

    Cerita diatas saya dapat disaat saya menonton salah satu sinetron ditelevisi. Meskipun cerita tersebut hanyalah fiktif belaka, namun banyak hikmah yang dapat dipetik. Sering saya mendengar orang berkata, Allah tidak Adil. Kalau Allah memang adil kenapa Allah menimpakan banyak masalah dalam kehidupan saya. Itulah bebrapa kalimat yang saya dengar dari orang yang pernah mengobrol dengan saya. Yang harus kita pahami adalah bahwa keadilan yang diberikan oleh Allah terkadang bisa saja berupa ujian agar kita dapat kembali kejalanNya. Kesalahan yang sering terjadi adalah manusia sering memahami dan mengukur keadailan dengan materi. Padahal itu sama sekali tidak benar karena keadilan dari Allah bisa berupa banyak hal yang mungkin lebih besar manfaatnya dari materi. Jadi mulai sekarang, marilah senantiasa berfikir bahwa semua yang sedang kita jalani setiap detiknya pasti ada hikmahnya. JAngan pernah kita mengeluh dengan ujian dan cobaan hingga kita berkata “ Allah tidak Adil “, karena keadilan Allah tidak perlu dipertanyakan lagi.
     
  2. iskandar22

    iskandar22 Member

    Joined:
    Sep 26, 2013
    Messages:
    802
    Likes Received:
    40
    Trophy Points:
    28
    ya ampun ane terharu banget

    ya ampun ane terharu banget bacanya, kakek yang hanya memiliki satu kaki saja bisa menghadapi itu dengan sabar *nangis1*
     
  3. Mondebutter

    Mondebutter Member

    Joined:
    Apr 1, 2013
    Messages:
    345
    Likes Received:
    12
    Trophy Points:
    18
    Google+:
    Maha Besar Allah

    Maha Besar Allah *good*
     
  4. ncang

    ncang Super Level

    Joined:
    Feb 7, 2013
    Messages:
    4,655
    Likes Received:
    761
    Trophy Points:
    113
    Google+:
    betul. meskipun cerita diatas

    betul. meskipun cerita diatas fiktif tapi nilai keadilan tidak akan salah :D karena jarang sekali orang mau menceritakan kembali tentang aib-nya dimasa lalu :D. Allah maha adil
     
  5. Ghazali

    Ghazali Member

    Joined:
    Jan 14, 2014
    Messages:
    35
    Likes Received:
    1
    Trophy Points:
    8
    Thankz gan udah mau bca post

    Thankz gan udah mau bca post ane .
    Smga bermanfaat
    Salam knal buat smua
    *halo*
     
  6. Ghazali

    Ghazali Member

    Joined:
    Jan 14, 2014
    Messages:
    35
    Likes Received:
    1
    Trophy Points:
    8
    Thankz gan udah mau bca post

    Thankz gan udah mau bca post ane .
    Smga bermanfaat
    Salam knal buat smua
    *halo*
     
  7. Ghazali

    Ghazali Member

    Joined:
    Jan 14, 2014
    Messages:
    35
    Likes Received:
    1
    Trophy Points:
    8
    Thankz gan udah mau bca post

    Thankz gan udah mau bca post ane .
    Smga bermanfaat
    Salam knal buat smua
    *halo*
     
  8. Ghazali

    Ghazali Member

    Joined:
    Jan 14, 2014
    Messages:
    35
    Likes Received:
    1
    Trophy Points:
    8
    Thankz gan udah mau bca post

    Thankz gan udah mau bca post ane .
    Smga bermanfaat
    Salam knal buat smua
    *halo*
     
  9. AhmadWafa

    AhmadWafa Member

    Joined:
    Oct 2, 2013
    Messages:
    867
    Likes Received:
    16
    Trophy Points:
    18
    Google+:
    Allah memang yang paling maha

    Allah memang yang paling maha adil dalam memberikan cobaan maupun kenikmatan pada umatnya . . .
     
Loading...

Share This Page