(Cerita Silat) Manusia Setengah Dewa eps 12

Discussion in 'Creative Art & Fine Art' started by cerita-silat, Feb 2, 2015.

  1. cerita-silat

    cerita-silat Member

    Joined:
    Dec 7, 2014
    Messages:
    292
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Google+:
    (Cerita Silat) Manusia Setengah Dewa
    Code:
    rahasianya.
    Enam orang tokoh yang lain adalah orang-orang yang
    telah terkenal, maka mereka menahan kemarahan
    dan menonton untuk melihat apakah orang yang
    tidak terkenal ini benar-benar
    memiliki kepandaian aneh dan apakah benar-benar
    selihai mulutnya yang amat sombong itu.
    Serangan Pat-jiu Kiam-ong itu tidak ditangkis, akan
    tetapi tubuh orang itu tiba-tiba saja lenyap Semua
    orang kaget dan bengong melihat betapa tubuh orang
    itu tahu-tahu telah
    melayang turun dari atas pohon, di tangannya
    terdapat sebatang cabang pohon, yang
    daunnya telah dibersihkan. Demikian cepatnya dia
    tadi meloncat sehingga tidak tampak, dan entah
    bagaimana cepatnya tahu-tahu dia telah membikin
    sebatang tongkat yang ukurannya
    sama dengan tongkat yang dipegang Pat-jiu Kai-ong.
    Begitu dia turun, Pat-jiu Kai-ong telah menyerangnya
    dengan kemarahan meluap.
    "Nah, lihatlah. Bukankah ini Pat-mo-kiam-hoat (Ilmu
    Pedang Delapan Iblis) yang kau rubah menjadi Pat-
    mo-tung-hoat?" Dan orang itu pun kini mengimbangi
    permainan ilmu tongkat Pat-jiu Kai-ong dengan
    gerakan yang sama Jurus demi jurus dimainkan orang
    itu untuk
    menangkis dan balas menyerang, namun.bedanya,
    serangannya jauh lebih cepat dan lebih
    kuat tenaga sinkang yang menggerakkan tongkat
    ituTokoh-tokoh lain hanya menduga-duga, mengira
    orang baru itu meniru gerakan Pat-jiu Kai-ong, akan
    tetapi Raja Pengemis ini sendiri mengenal gerakan
    orang itu yang bukan lain adalah ilmu tongkatnya
    sendiri yang digubahnya sendiri Dia menjadi bingung
    dan heran, apalagi serangan orang itu cepatnya
    melebihi kilat dan dalam belasan jurus saja, tiba-tiba
    terdengar suara keras, tongkat di tangan Pat-jiu Kai-
    ong patah dan si Raja Pengemis ini sendiri
    terpelanting dan mukanya pucat sekali karena tadi
    ujung tongkat lawannya telah menyambar dahinya
    tepat diantara mata dan kalau
    dikehendakinya, tentu dia telah tewas, akan tetapi
    orang aneh itu hanya mengguratnya saja sehingga
    kulit di bagian itu robek dan berdarah.
    Tahulah dia bahwa sia telah berhadapan dengan
    seorang yang memiliki ilmu kepandaian yang jauh
    melampuinya, tahu pula bahwa nyawanya diampuni
    maka tanpa banyak cakap dia lalu
    mundur dan berdiri dengan muka pucat dan mulut
    berbisik, "Aku mengaku kalah" Tentu saja hal ini
    mengejutkan enam orang tokoh yang lain Mereka
    tadi, dalam pertandingan kacau
    balau, telah beradu senjata dengan Si Raja Pengemis,
    dan mereka maklum bahwa selain ilmu tongkatnya
    amat lihai, juga tongkat itu sendiri merupakan senjata
    pusaka yang kuat
    menangkis senjata tajam, di samping tenaga sinkang
    si Kakek Jembel yang amat kuat. Namun, dalam
    belasan jurus saja kakek jembel itu mengaku kalah,
    tongkatnya patah dan diantara alisnya terluka,
    sedangkan tadinya mereka mengira bahwa orang
    yang baru datang itu hanya meniru-niru ilmu silat Pat-
    jiu Kai-ong "Si Jembel tua bangka memang tolol" Tiba-
    tiba Thian-he Te-it Ciang Ham meloncat ke depan,
    tombaknya melintang di tangannya, sedangkan
    tangan kirinya dikepal, tangan kiri yang mengandung
    tenaga mukjijat dan terkenal dengan sebutan Kang-
    jiu(Lengan Baja) yang kuat menangkis senjata tajam
    Orang itu tersenyum
    sabar. Hemm, jadi tadi adalah Pat-jiu Kai-ong, ketua
    Pat-jiu Kai-pang yang terkenal?
    Heran ilmunya masih serendah itu sudah berani
    malang melintang di Heng-san. Dan kau ini siapakah?
    Ginkangmu cukup lumayan akan tetapi permainan
    tombakmu belum patut disebut
    Sin-jio(Tombak Sakti), dan pukulan itu, tentu yang
    dinamakan Lengan Baja, sayangnya tidak cocok
    dengan sebutannya karena terlalu lemah, hemm,
    terlalu lemah..."
    Muka Ciang Ham menjadi merah sekali saking
    marahnya. Sudah menjadi kebiasaannya kalau
    dia lagi marah, matanya mendelik dan kumisnya yang
    jarang itu bergoyang-goyang
    menurutkan bibir atasnya yang tergetar "Si keparat
    sombong Tahukah engkau dengan siapa engkau
    berhadapan? Aku adalah Thian-he Te-it (Nomor Satu
    Sedunia) ketua dari Kang-jiu-pang di Secuan
    Bersiaplah untuk mampus di tanganku"
    Kembali orang itu meloncat ke atas, kini semua orang
    yang sudah memperhatikan seluruh
    gerak-geriknya melihat bahwa orang itu benar-benar
    memiliki ginkang yang sukar dipercaya.
    Hanya dengan mengenjot ujung kaki, tubuhnya
    melesat dengan kecepatan yang luar biasa
    sekali, lenyap ke dalam pohon besar dan tak lama
    kemudian sudah melayang turun membawa sebatang
    cabang yang panjangnya sama dengan tombak di
    tangan Ciang Ham, bahkan
    ujungnya juga sudah diruncingkan, entah bagaimana
    caranya "Nah, coba mainkan ilmu tombakmu dan
    pukulan Lengan Bajumu yang masih mentah itu."
    Thian-he Te-it Ciang Ham bukan main marahnya.
    Sambil mengeluarkan gerengan keras dia menerjang,
    tombaknya
    bergerak dahsyat sehingga mata tombak berubah
    menjadai belasan banyaknya, semua mata
    tombak itu seolah-olah menyerang bagian-bagian
    tertentu dari lawannya Namun orang itu pun
    menggerakkan tombak cabang pohon dengan
    gerakan yang sama, bahakan mata
    "tombaknya" berubah menjadi dua puluh lebih,
    membentuk bayangan tombak yang
    menyilaukan mata dan terjadilah pertandingan
    tombak yang amat aneh karena gerakan
    mereka sama. Dapat dibayangkan betapa kagetnya
    hati Thian-he Te-it Ciang Ham. Ilmu
    tombak itu adalah ciptaannya sendiri dan selama ini
    belum pernah diajarkan kepada siapapun juga,
    merupakan kepandaian khasnya yang ampuh. Akan
    tetapi sekarang dia melihat orang ini mainkan ilmu
    tombaknya dengan gerakan yang lebih cepat dan
    lebih kuat
    Marahlah dia. "Setan kau" dia memaki dan kini
    tombaknya membuat lingkaran besar, menyambar-
    nyambar diatas kepala sedangkan lengan kirinya
    melakukan pukulan maut
    karena lengan itu seolah-olah merupakan sebuah
    senjata baja yang kuat sekali.."Bagus,"
    orang itu berseru, tombaknya bergerak pula
    menyambut tombak lawan dan terdengar suara
    "krekkk" ketika ujung tombak Thian-he Te-it patah
    disusul bertemunya dua buah lengan.
    "Desss..." Thian-he Te-it Ciang Ham mengaduh,
    melemparkan tombaknya yang patah, menggunakan
    tangan kanan mengurut-urut lengan kirinya. Lengan
    kiri yang terkenal dengan sebutan Lengan Baja itu,
    yang berani menangkis senjata tajam lawan, begitu
    bertemu dengan lengan lawan, berubah menjadi
    seperti bambu bertemu besi. Tulangnya retak dan
    sakitnya bukan main Dia pun bukan anak kecil,
    seketika tahulah dia bahwa dia berhadapan dengan
    seorang yang tingkat kepadaiannya jauh lebih tinggi,
    membuat dia seolah-olah berhadapan dengan
    gurunya, maka dia meloncat ke belakang, meringis
    dan berkata nyaring, "Aku kalah"
    Hening sejenak. Lima orang tokoh lain terheran-heran,
    hampir tidak dapat percaya akan
    peristiwa yang telah terjadi. Biarpun mereka mulai
    merasa heran dan gentar, namun rasa penasaran
    membuat mereka lupa akan kenyataan bahwa orang
    itu benar-benar lihai. Mereka hendak membuktikan
    sendiri apakah benar orang aneh ini dapat
    memainkan ilmu istimewa
    mereka yang selama ini mengangkat nama mereka di
    tempat tinggi di dunia kang-ouw.
    "Hayo, siapa lagi yang ingin memamerkan ilmunya
    yang masih mentah?" Orang itu sengaja menantang
    sambil melemparkan tombak cabang pohon yang
    telah berhasil mematahkan
    ujung tombak pusaka di tangan Ciang Ham tadi.
    "Aku ingin mencoba" Thian-tok sudah melompat ke
    depan dengan gerakan seperti seekor kera dan
    tangan kirinya menggaruk-garuk pantat, tangan
    kanan memegang tongkat Kim-kauw-pang itu
    memutar-mutar tongkatnya.
    "Nanti dulu," kata orang itu. "Yang bertombak tadi,
    bukankah dia yang terkenal sekali sebagai ketua
    Kang-jiu-pang di Secuan? harap Pangcu (Ketua)
    menjaga agar anak buahmu tidak
    merendahkan nama Kang-jiu-pang dengan melakukan
    perbuatan melanggar hukum dan
    memperbaiki ilmu silatnya." Ciang Ham tidak
    menjawab, hanya kumisnya bergoyang-goyang
    karena marahnya.
    "Dan Anda ini, apakah mempunyai kudis di pantat,
    ataukah memang hendak meniru lagak seekor
    monyet? Kalau begitu, tentulah Anda yang berjuluk
    Thian-tok, yang kabarnya menjadi pemuja Kauw Cee
    Thian, terkenal dengan Ilmu Tongkat Kim-kauw-pang
    dan Ilmu Silat Sin-kauw-kun." "Dugaanmu benar,
    akulah Thian-tok Siapakah namamu, manusia
    sombong?"
    Thian-tok Bhong Sek Bin membentak marah. "ataukah
    kau tidak berani mengakui namamu dan bersikap
    sebagai seorang pengecut tukang mencuri ilmu orang
    lain?"
    Biarpun diserang dengan kata-kata yang menghina
    itu, orang ini tersenyum saja dan
    menjawab, "Namaku tidak ada perlunya kauketahui.
    Kalau aku tidak mampu mengalahkan engkau dengan
    ilmumu sendiri, barulah aku akan memperkenalkan
    diri dan boleh kau perbuat sesukamu terhadap diriku."
    Thian-tok lalu mengeluarkan suara memekik nyaring
    seperti seekor kera marah, akan tetapi sebelum dia
    menyerang laki-laki aneh itu telah menyambar
    tombak cabang pohon yang tadi dilemparnya ke atas
    tanah. Tombak itu panjang dan sekali dia
    menggerakkan jari tangannya, ujung tombak cabang
    yang runcing itu telah patah dan
    berubahlah tombak itu menjadi sebatang tongkat
    yang panjangnya sama dengan Kim-kauw-
    pang di tangan Thian-tok Thian-tok sudah menerjang
    dengan gerakan lincah sekali. Kim-
    kauw-pang ditangannya diputar-putar sedemikian
    rupa, mulutnya menggeluarkan pekik-pekik dahsyat
    dan tubuhnya sampai lenyap terbungkus gulungan
    sinar tongkat sendiri. Namun
    dengan enaknya orang itu pun memutar tongkatnya,
    serupa benar dengan gerakan Thian-tok bahkan
    mulutnya juga mengeluarkan pekik seperti monyet itu
    dan terjadilah pertandingan yang aneh dan lucu,
    seolah-olah bukan sedang bertanding, melainkan
    Thian-tok sedang
    berlatih silat dengan gurunya.
    Gerakan mereka sama, akan tetapi gerakan orang itu
    lebih cepat dan lebih mantap. Kembali belum sampai
    dua puluh jurus terdengar suara keras, Kim-kauw-
    pang di tangan Thian-tok
    patah-patah menjadi tiga.potong dan Si Racun Langit
    itu terhuyung mundur dengan muka
    pucat karena tulang pundaknya hampir patah terpukul
    tongkat lawan
    Melihat betapa bekas suhengnya kalah, Tee-tok
    marah sekali. Siang-kiam di punggungnya
    telah dicabutnya dan tanpa banyak cakap lagi dia
    telah meloncat maju.
    "Keluarkan senjatamu, manusia licik Akulah Tee-tok,
    hayo lawan siang-kiam-ku ini kalau kau memang
    gagah"
    Orang itu menjura, "Aha, kiranya Tee-tok Siangkoan
    Houw yang terkenal. Kulhat tadi ilmu pedangmu
    adalah pecahan dari Hui-liong-kiamsut, dan kau
    pandai pula menggunakan Ilmu
    Silat Pek-lui-kun. Akan tetapi seperti yang lain,
    gerakanmu masih mentah."
    "Tak usah banyak cakap Lawanlah ilmuku" Bentak
    Tee-tok dengan marah dan dia sudah menerjang
    maju. Laki-laki iut mematahkan tongkatnya menjadi
    dua potong tongkat yang
    sama dengan pedang-pedang di kedua tangan Tee-
    tok, dan begitu dia menggerakkan kedua
    tangannya, tampaklah sinar-sinar bergulung dengan
    gerakan yang persis seperti gerakan Tee-tok yang
    memutar sepasang pedangnya. Kembali terjadi
    pertandingan yang hebat, seru
    
     
  2. kopihitam

    kopihitam New Member

    Joined:
    Jan 9, 2015
    Messages:
    13
    Likes Received:
    1
    Trophy Points:
    3
    sayang gak suka cerita silat.. asikan lagsung nonton film nya lagsung ...
     
  3. rajautan

    rajautan Active Member

    Joined:
    Mar 21, 2015
    Messages:
    1,354
    Likes Received:
    57
    Trophy Points:
    48
    Ceritanya mantap,,,
     
Loading...

Share This Page