(Cerita Silat) Manusia Setengah Dewa eps 9

Discussion in 'Creative Art & Fine Art' started by cerita-silat, Feb 1, 2015.

  1. cerita-silat

    cerita-silat Member

    Joined:
    Dec 7, 2014
    Messages:
    292
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Google+:
    tertutup itu ke arah para penghuni dusun yang
    berwajah pucat dan dengan mata terbelalak
    memandang lima orang teman mereka yang telah
    tewas. "Cuat-cuat-cuat..." Dari ujung payung itu
    meluncur sinar-sinar hitam dan berturut-turut, enam
    orang dusun yang masih hidup menjerit dan roboh tak
    bergerak lagi, leher mereka ditembusi jarum-jarum
    hitam yang meluncur keluar dari ujung payung itu
    Sejenak Sin Liong terbelalak memandang kepada
    kedua orang itu yang berdiri di sebelah kanan dan
    kirinya. Kemudian dia memandang ke bawah, ke arah
    tubuh sebelas orang dusun yang telah menjadi mayat.
    Mukanya menjadi merah, air matanya berderai dan
    dengan suara nyaring dia berkata sambil
    menudingkan telunjuknya bergantian kepada Pat-jiu
    Kai-ong dan Kiam-mo Cai, "Kalian ini manusia atau
    iblis? Kalian berdua amat kejam, perbuatan kalian
    amat terkutuk. Membunuh orang-orang tak berdosa
    seolah kalian pandai menghidupkan
    orang. Bocah itu memandang kepada sebelas mayat
    dan sesenggukan menangis.
    "Hi-hi-hik, Sin-tong yang baik, apakah kau takut
    kubunuh? Jangan khawatir, aku datang bukan untuk
    membunuhmu," kata Kiam-mo Cai-li, agak kecewa
    melihat betapa bocah ajaib itu menangis dan
    membayangkannya ketakutan..Sin Liong mengangkat
    muka memandang wanita
    itu, biarpun air matanya masih berderai turun namun
    pandang matanya sama sekali tidak
    membayangkan ketakutan, "Kau mau bunuh aku atau
    tidak, terserah. Aku tidak takut"
    "Ha-ha-ha Benar hebat Sin-tong, kalau kau tidak takut
    kenapa menangis?" Pat-jiu Kai-ong menegur.
    "Apa kau menangisi kematian orang-orang tak
    berharga itu?" Kiam-mo Cai-li menyambung.
    "Mereka sudah mati mengapa ditangisi? Aku
    menangis menyaksikan kekejaman yang kalian
    lakukan, kau menangis karena melihat kesesatan dan
    kekejaman kalian."
    Dua orang tokoh sesat itu terbelalak heran saling
    pandang kemudian mereka teringat kembali akan niat
    mereka terhadap anak ajaib ini, maka keduanya
    seperti dikomando saja lalu
    tertawa, dan keduanya dengan kecepatan kilat
    menyerbu ke depan hendak menubruk Sin-
    Liong yang berdiri tegak dan memandang dengan
    sinar mata sedikitpun tidak membayangkan rasa
    takut
    "Desss......" Karena gerakan mereka berbarengan,
    disertai rasa khawatir kalau-kalau keduluan oleh
    orang lain, maka melihat Pat-jiu Kai-ong sudah lebih
    dekat dengan Sin-tong, Kiam-mo Cai-li lalu merobah
    gerakannya, tidak hendak menangkap Sin-tong
    karena dia kalah dulu, melainkan melakukan gerakan
    mendorong dengan kedua tangannya ke arah Pat-jiu
    Kai-ong
    Pukulan jarak jauh yang dilakukan oleh wanita iblis
    ini dahsyat sekali, membuat Pat-jiu Kai-ong terkejut
    ketika ada angin panas menyambar, maka dia cepat
    menunda niatnya menangkap
    Sin-tong dan bergerak menangkis. Keduanya
    merasakan dahsyatnya tenaga lawan dan
    terpental ke belakang
    Sejenak mereka saling berpandangan dan Pat-jiu Kai-
    ong yang lebih dulu dapat menguasai dirinya lalu
    tertawa, "Ha-ha-yha, lama tidak jumpa, Kiam-mo Cai-
    li menjadi makin gagah saja"
    "Pat-jiu Kai-ong, selama ada aku disini, jangan harap
    kau akan dapat merampas Sin-tong dari tanganku"
    Wanita itu berkata dan memandang tajam, siap
    menghadapi kakek yang dia tahu merupakan lawan
    yang tangguh itu.
    "Aha, Kiam-mo Cai-li, sekali ini kau mengalahlah
    kepadaku. Aku membutuhkannya untuk
    menyempurnakan ilmuku..."
    "Hi-hik, Ilmu Hiat-ciang Hoat-sut, bukan? Kau sudah
    cukup tangguh, Kai-ong, dan betapa mudahnya
    bagimu untuk mencari seratus orang anak lagi untuk
    kau hisap darah, otak dan
    sumsumnya. Jangan Sin-tong" "Hemmmm, kau mau
    menang sendiri. Apa kaukira aku tidak tahu mengapa
    kau menghendaki Sin-tong? Dia masih terlalu muda,
    Cai-li, tentu tidak akan memuaskan hatimu. Apa
    sukarnya bagimu mencari orang-orang muda yang
    kuat dan
    menyenangkan?"
    "Cukup Kita mempunyai keinginan sama, dan jalan
    satu-satunya adalah untuk
    memperebutkannya dengan kepandaian"
    "Ha-ha-ha, bagus sekali. Memang aku ingin mencoba
    kepandaian Wanita Pandai dari Rawa Bangkai" Liok Si,
    Si Wanita Pandai Berpayung Pedang dari Rawa
    Bangkai sudah tak dapan menahan kemarahannya
    melihat ada orang berani merintanginya, maka sambil
    berteriak
    keras dia sudah menerjang maju dengan senjatanya
    yang istimewa, yaitu payung hitam yang tangkainya
    sebatang pedang runcing itu. "Trakkk" Pat-jiu Kai-ong
    sudah menggerakkan tongkatnya menangkis.
    Gempuran dua tenaga raksasa membuat keduanya
    terpental lagi ke
    belakang dan Pat-jiu Kai-ong cepat meloncat ke
    depan, tongkatnya berubah menjadi
    segulungan sinar hitam yang menyambar ganas.
    "Trakk Trakkk"
    Dua kali senjata payung dan tongkat bertemu di
    udara dan keduanya terhuyung ke belakang.
    Diam-diam mereka berdua terkejut sekali dan
    maklum bahwa dalam hal tenaga sakti,
    kekuatan mereka berimbang.
    Sebelum mereka melanjutkan pertandingan mereka,
    tiba-tiba mereka melangkah mundur dan
    memandang.tajam karena berturut-turut ditempat itu
    telah muncul lima orang kakek yang
    melihat cara munculnya dapat diduga tentu memiliki
    kepandaian tinggi. Mereka muncul
    seperti setan-setan, tidak dapat didengar atau dilihat
    lebih dahulu, tahu-tahu sudah berdiri di situ sambil
    memandang ke arah Pat-jiu Kai-ong dan Kiam-mo
    Cai-li dengan bermacam sikap.
    Ketika dua orang datuk kaum sesat atau golongan
    hitam ini melihat dengan penuh perhatian mereka
    terkejut sekali. Biarpun diantara lima orang itu ada
    yang belum pernah mereka
    jumpai, namun melihat ciri-ciri mereka, kedua orang
    datuk golongan hitam ini dapat
    mengenal mereka yang kesemuanya adalah orang-
    orang aneh di dunia kang-ouw yang
    masing-masing telah memiliki nama besar sebagai
    orang-orang sakti.
    Sementara itu, ketika melihat dua orang kakek dan
    nenek tadi bertanding memperebutkan
    dirinya, Sin Liong menjadi makin berduka. Tak
    disangkanya bahwa di tempat yang penuh
    damai ini di mana dia selama hampir tiga tahun
    tinggal penuh ketentraman dan kedamaian, yang
    membuat dia hampir melupakan kekejaman-
    kekejaman manusia ketika terjadi
    pembunuhan ayah-bundanya, kini dia menyaksikan
    kekejaman yang lebih hebat lagi di mana sebelas
    orang dusun yang sama sekali tidak berdosa dibunuh
    begitu saja oleh dua orang itu.
    Maka dia lalu duduk di atas batu, bersila dan tak
    bergerak seperti arca, hatinya dilanda duka, dan dia
    memandang dengan sikap tidak mengacuhkan.
    Bahkan ketika muncul lima orang aneh itu, dia pun
    tidak membuat reaksi apa-apa kecuali memandang
    dengan penuh perhatian
    namun dengan sikap sama sekali tidak mengacuhkan.
    Orang pertama adalah seorang kakek berusia enam
    puluh tahun, bertubuh tinggi besar
    dengan muka merah seperti tokoh Kwan Kong dalam
    cerita Sam-kok, kelihatan gagah sekali, di
    punggungnya tampak dua batang pedang menyilang,
    matanya lebar alisnya tebal dan
    suaranya nyaring ketika dia tertawa, "Ha-ha-ha,
    kiranya bukan hanya orang gagah saja yang tertarik
    kepada Sin-tong, juga iblis-iblis berdatangan
    sungguhpun tentu mempunyai niat lain"
    Dengan ucapan yang jelas ditujukan kepada Kiam-mo
    Cai-li dan Pat-jiu Kai-ong ini, dia
    memandang dua orang itu dengan terang-terangan.
    Orang ini bukanlah orang sembarangan,
    namanya sendiri adalah Siang-koan Houw, akan
    tetapi dia lebih terkenal dengan sebutan Tee-tok
    (Racun Bumi) karena selain merupakan seorang ahli
    racun yang sukar dicari tandingannya, juga dia amat
    ganas menghadapi lawan tidak mengenal ampun dan
    selain itu, juga dia amat jujur dan blak-blakan, bicara
    dan bertindak tanpa pura-pura lagi. Ilmu silatnya
    tinggi sekali, dan yang paling terkenal sehingga
    menggegerkan dunia persilatan adalah ilmu
    pukulannya yang disebut Pek-lui-kun (Ilmu Silat
    Tangan Kilat) dan Ilmu Pedangnya Ban-tok Siang-kiam
    (Sepasang Pedang Selaksa Racun) Tidak ada orang
    yang tahu dimana tempat tinggalnya
    karena memang dia seorang perantau yang muncul
    dimana saja secara tak terduga-duga
    seperti kemunculannya sekarang ini di Hutan Seribu
    Bunga. "Huhh, bekas Suteku yang tetap goblok" kata
    orang kedua. "Masa masih tidak mengerti apa yang
    dikehendaki dua iblis ini.
    Jembel busuk itu tentu ingin menghisap darah dan
    otak Sin-tong untuk menyempurnakan
    Ilmu Iblisnya Hiat-Ciang Hoat-sut. Sedangkan iblis
    betina genit ini apa lagi yang dicari kecuali sari
    kejantanan Sin-tong? Hayo kalian menyangkal,
    hendak kulihat apakah kalian begitu tak tahu malu
    untuk menyangkal" Orang yang kata-katanya amat
    menusuk ini adalah seorang kakek yang beberapa
    tahun lebih tua daripada Tee-tok, bahkan menyebut
    Tee-tok sebagai
    bekas sutenya karena memang demikian. Dia
    bertubuh tinggi kurus dan mukanya seperti
    tengkorak mengerikan, di ketiaknya terselip sebatang
    tongkat panjang dan gerak-geriknya ketika bicara
    seperti seekor monyet tidak mau diam, bahkan
    kadang-kadang menggaruk-garuk kepala atau
    pantatnya, matanya liar memandang ke kanan-kiri.
    Inilah dia tokoh hebat yang berjuluk Thian-tok (Racun
    Langit), bekas suheng Tee-tok yang memiliki
    kepandaian khas.
    Selain lihai dalam hal racun sesuai dengan nama dan
    julukannya, juga dia adalah seorang pemuja Kauw
    Cee Thian atau Cee Thian Thaiseng, Si Raja Monyet
    itu, yaitu sebatang tongkat yang dia beri nama Kim-
    kauw-pang seperti tongkat Si Raja Monyet. Juga dia
    telah
    menciptakan ilmu silat tangan kosong yang meniru
    gerak-gerik seekor monyet yang diberinya nama Sin-
    kauw-kun(Ilmu Silat Monyet Sakti). Seperti juga Tee-
    tok, dia tidak mempunyai
    tempat tinggal yang tetap, dan tidak ada yang tahu
    lagi nama aslinya, yaitu Bhong Sek Bin.
    "Hemmm, setelah ada aku disini jangan harap segala
    macam iblis dapat berbuat sesuka hati sendiri" kata
    orang ke tiga, suaranya kasar dan keras, pandang
    matanya seperti ujung pedang menusuk. Orang ini
    bernama Ciang Ham julukannya Thian-he Te-it,
    Sedunia Nomor satu
    Usianya kurang lebih 50 tahun, dan dia adalah ketua
    dari Perkumpulan Kang-jiu-pang
    (Perkumpulan Lengan Baja) yang didirikannya di
    Secuan..Di tangan kirinya tampak sebatang senjata
    tombak gagang panjang, dan selain terkenal sebagai
    seorang ahli
    bermain tombak, dia pun terkenal sebagai seorang
    ahli bermain tombak, dia pun terkenal memiliki lengan
    sekuat baja Pakaiannya ringkas seperti biasa dipakai
    oleh seorang ahli silat dan setiap gerak-geriknya
    menunjukkan bahwa dia telah mempunyai
    kepandaian silat yang
    sudah mendarah daging di tubuhnya. Orang ke empat
    adalah seorang berpakaian sastrawan, sikapnya halus,
    usianya 50 tahun tapi masih tampak tampan,
    tubuhnya sedang dan dia sudah menjura ke arah
    kedua orang datuk golongan hitam itu. Di
    pinggangnya terselip sebatang mauwpit alat tulis
    pena panjang. "Kami berlima dengan tujuan yang
    sama datang ke tempat ini, tidak sangka bertemu
    dengan dua orang tokoh terkenal seperti Ji-wi (Anda
    berdua), Pat-jiu Kai-ong dan Kiam-mo Cai-li, terutama
    sekali kepada Cai-li, terimalah hormatku." Pat-jiu Kai-
    ong sudah segera
    (Cerita Silat) Manusia Setengah Dewa
     
  2. doemaz

    doemaz Member

    Joined:
    Feb 1, 2015
    Messages:
    60
    Likes Received:
    4
    Trophy Points:
    8
    bang, kok teksnya gak rapih, kayak dapet copas dari file PDF ya bang? tapi seru juga membaca cerita silat, cuma sy lebih suka nonton filmnya, palagi the Raid ..
     
Loading...

Share This Page