Haruskan Wanita Berkacamata Dengan Minus Tinggi Melahirkan Caesar?

Discussion in 'Health & Medical' started by fadila, May 28, 2018.

  1. fadila

    fadila New Member

    Joined:
    Apr 26, 2018
    Messages:
    8
    Likes Received:
    0
    Trophy Points:
    1
    Memiliki mata minus tinggi? Haruskan mata minus tinggi melahirkan caesar? Tidak perlu khawatir. Bagi Anda yang memiliki berkacamata dan memiliki minus tinggi tidak harus melahirkan caesar. Memiliki minus tinggi hanya disarankan saja untuk melahirkan caesar, karena jika melahirkan normal ibu akan mengedan dan bisa mempengaruhi saraf mata. Namun apakah benar, mata minus tinggi melahirkan caesar diharuskan? Penjelasan lebih lanjut simaklah dibawah ini mengenai hal mata minus tinggi melahirkan caesar.

    Minus Tinggi Melahirkan Caesar, Benarkah Itu?
    Beberapa kalangan kesehatan menyarankan bahwa apabila seorang ibu hamil memiliki mata minus tinggi melahirkan caesar. Hal tersebut dilatarbelakangi kekhawatiran terjadinya cedera mata bila persalinan dilakukan normal. Dijelaskan oleh dr Elvioza, SpM(K) dari Jakarta Eye Center (JEC) bahwa orang yang memiliki minus tinggi (diatas 5) retinanya cenderung tipis. Oleh karena itu diasumsikan apabila ibu hamil mengedan terlalu kuat saat bersalin normal, maka tekanan yang timbul di mata dapat merobek retina.

    “Retina ini kalau saya katakan seperti kelapa muda ya kan ada yang tebal atau tipis. Kalau minusnya tinggi itu retinanya tipis sehingga diasumsikan kalau ngeden akan robek,” kata dr Elvioza ketika berbincang dengan media dan ditulis pada Rabu (11/5/2016).

    Tapi meski teorinya demikian dr Elvioza mengatakan sampai sekarang belum pernah ia menemukan kasus ada retina robek ketika mengejan. Bila memang ada ibu hamil dengan mata minus tinggi ingin melahirkan normal, maka menurut dr Elvioza silakan saja. Mata minus tinggi melahirkan caesar tidak dipaksakan karena setiap ibu memiliki kekuatan fisik yang berbeda – beda.

    “Teorinya seperti itu tapi belum pernah kejadian ada orang ngeden, robek. Kalau memang retina itu mau robek ya robek saja enggak usah nunggu melahirkan enggak usah ngeden dulu,” kata dr Elvioza.

    “Kalau mau supaya tambah aman kita bisa cek, lihat ada bagian yang berpotensi untuk robek atau tidak. Ketika kita lihat ada daerah yang tipis, kita laser supaya retina yang rapuh bisa diperkuat,” pungkasnya.

    Namun, menurut penelitian terbitan jurnal Graefe’s Archive for Clinical and Experimental Ophthalmology tidak menemukan adanya maslaah pada retina yang muncul ketika ibu hamil bermata minus melahirkan normal. Penelitian ini dilakukan dengan mengamati 10 wanita yang mengalami penurunan gangguan penglihatan tertentu sampai yang memiliki riwayat ablasio retina. Ibu hamil dengan mata minus tetap bisa melahirkan normal, asalkan diperiksakan terlebih dahulu kondisi retinanya. Jika kondisi retina tidak lemah, maka Anda bisa dan sah-sah saja untuk melahirkan secara normal. Namun, jika kondisi retina Anda memang sudah lemah meski minusnya masih rendah, maka jalan keluar terbaik yang disarankan dokter umumnya adalah persalinan caesar demi memastikan kesehatan Anda. Bicarakan lebih lanjut dengan dokter kandungan Anda mengenai hal ini.

    [​IMG]

    Minus Tinggi Melahirkan Caesar, Benarkah?
    Itu tidak benar. Namun yang benar, bahwa ada desas – desus yang tampaknya meluas di kalangan dokter kandungan. Bahwa proses persalinan normal dapat menyebabkan masalah dengan mereka yang memiliki kondisi mata tertentu. Maslaahnya akan merusak mata mereka, bukan dalam melahirkan normal. Rumor ini belum ditemuka asal usulnya, ahli kandungan dan spesialis lainnya sering rentan terhadap ide – ide yang diterima oleh ahli kandungan lain.

    Menciptakan apa yang disebut informasi kaskade. Sesuatu dipercaya karena orang lain, jelas ini bukan “obat berbasis bukti”, tetapi mereka yang menerima kaskade informasi mungkin sama sekali tidak menyadari bahwa ini adalah apa yang mereka lakukan. Mereka hanya mengikuti praktik manusia biasa. Apakah masuk akal bahwa kelahiran normal dapat menyebabkan kerusakan retina? Cukup bahwa saya enggan untuk melakukan persalinan caesar bedasarkan sesuatu ide seperti ini.

    Rabun jauh terjadi akibat bola mata yang terlalu panjang atau kornea yang melengkung terlalu curam. Hal ini mengakibatkan cahaya yang harusnya jatuh tepat diretina justru berada di depan retin mata. Itu sebabnya orang – orang bermata minus tidak dapat melihat benda yang jaraknya jauh dengan jelas. Orang yang memiliki rabuh jauh parah (mencapai – 8) beresiko tinggi mengalami ablasio retina. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya perpanjangan bola mata ke bagian depan yang semakin menipiskan peripheral retina secara terpaksa.

    CURAHAN SUAMI YANG MEMILIKI ISTRI MINUS TINGGI MELAHIRKAN CAESAR AWALNYA DAN BERUJUNG MELAHIRKAN NORMAL
    Saat pertama kali saya membacanya benar – benar baru tahu ada perihal seperti itu, karena saya pernah punya teman yang dia memakai kacamata tebal dan bisa melahirkan normal tapi tentu saya kurang tau dia minus berapa. Karena background saya sebagai penelitian disamping saya seorang IT maka pertama saya lakukan adalah googling. Ketika googling saya menggunakan bahasa Indonesia memang banyak tulisan yang menyebutkan hal itu wanita yang mempunyai minus tinggi melahirkan caesar sangat disarankan, karena akan sangat beresiko untuk melahirkan secara normal. Resikonya adalah jaringan syaraf di retina bisa putus ketika proses melotot karena mengedan saat melahirkan.

    Saya sadar kalau saya bukan dokter, jadi saya tidak begitu paham akan hal itu dan saya memang bukan ahlinya. Tetapi saya penasaran bagaimana kalau diluar negeri? Dan saya yakin ketika dokter bilang seperti itu pasti ada paper penelitiannya. Akhirknya saya mencoba untuk mencari dengan bahasa inggris. Saya masuk ke forum, baca – baca komentar orang dan akhirnya saya menemukan paper yang dijadikan sebagai landasan SOP . Intinya dalam SOP itu kalau minus tinggi melahirkan caesar dianjurkan jika mau melahirkan, dulu memang ada penelitian mengenai hal itu. Namun di sisi lain saya juga menemukan tulisan ilmiah/paper yang terbit disekitar tahun 2009, dimana sang peneliti melakukan penelitian dengan beberapa responden wanita hamil. Hasilnya adalah tidak ada korelasi antara bahaya kebutaan bagi wanita penyandang minus tinggi dengan melahirkan normal.

    Tetapi tetap saja was – was, di sisi lain istri tidak mau melahirkan caesar. Orang tua pun menyarankan untuk tidak melahirkan secara caesar. Ibu saya bilang, kasihan nanti pulihnya lama bisa berbulan – bulan. Sedangkan jika melahirkan normal bisa langsung jalan, mungkin sakitnya hanya seminggu kalau ada jahitan. Kami pun ketika USG dan periksa tiap bulan selalu bertanya kepada dokter mengenai hal itu. Pemeriksaan pertama di RS KBP Dramaga (Karya Bakti Pratiwi), ketika bertanya mengenai hal itu sontak dokter langsung bilang harus caesar.

    Pemeriksaan selanjutnya kami memutuskan untuk ke RSIA Ummi, beliau bilang nanti diusia kehamilan 8 bulan atau 9 bulan coba periksa ke dokter mata. Bagaimana dengan kondisi matanya, kalau bagus insyaAllah bisa melahirkan normal. Saat itu kami menjadi lebih tenang, karena masih penasaran. Kami mencoba ke RSIA melania, setelah di USG kemudian di periksa kami pun meanyakan persoalan itu. Doter bilang, “minus tinggi karena apa?”, “ Bukan karena kecelakaan kan?” Kami jawab “bukan dok”. Dokter tersebut bilang normal saja, taka da masalah pasti bisa normal. Kami semakin yakin, insyaAllah Allah pasti mengasih jalan.

    Saya pun sebenarnya yakin, Allah sudah menciptakan wanita dengan sedemikian rupa pasti istri saya bisa normal. Selain persoalan minus ternayat kai juga punya persoalan lain yaitu HB istri. Awalnya saya bingung karena sudah di trimester kedua tapi istri terkadang masih sering pusing. Waktu itu saya tidak tahu, baru tahu penyebabnya setelah kami uji lab. Setelah di periksa di kehamilan ke tujuh ternyata istri saya HB nya 8,4 padahal untuk ibu hamil normalnya diatas 11 dan itu beresiko sekali. Jika melahirkan normal, kemudian mengeluarkan banyak darah dan kondisi HB rendah itu sangat beresiko. Karena itu istri saya disuruh makan banyak daging merah, hati , kemudian diberi suplemen penambah darah juga. Alhamdulillah menjelang persalinan HB nya sudah normal.

    Setelah menunggu beberapa hari dari prediksi lahir , jam 8 malam kami ke bidan. Sesampainya di bidan istri kemudian di check, pas di check bidangnya bilang “cairannya positif ketuban dan sekarang sudah pembukaan tiga”. Perkiraan juga mungkin masih lama, kamipun diminta untuk ke kamara yang sudah disediakan. Detik – detik kontraksi pukul setengah 10 malam sungguh menegangkan. Karena ketika belum pembukaan 10, kalau kontraksi itu tidak bleh mengedan harus ditahan dengan ambil nafas dan buang nafas.

    Istri pun sudah berpesan ketika terjadi kontraksi untuk membisikkan kalimah sahadah di telingannya. Tangan sayapun sampai lecet, kerena di genggam ketika istri menahan ngejen saat kontraksi, bener-bener was-was saya saat itu. Tiba-tiba ditambah lagi istri saya muntah-muntah, wah padahal sebelum ke bidan dia juga belum makan. Habis muntah istri saya benar-benar lemes. Saya hanya selalu berdoa pada Allah agar semuanya lancar. Saya sudah bingung sebenarnya, kalau harus seperti ini sampai besok pagi bagaimana, apakah istri saya kuat? pikir saya.

    [​IMG]

    Saya sudah diberi tips untuk membawa kurma, karena memang buah yang satu ini adalah sumber energi yang bagus dan untuk memakannya pun tidak repot. Istri saya suapin kurma terus, dan Alhamdulillah tidak lemas lagi. Paling menegangkan adalah tiap kali kontraksi, karena saya melihat istri saya benar-benar seperti tersiksa. Kata istri saya itu rasanya pingin banget ngeden tapi harus di tahan, udah gitu perutnya juga nyeri. Ya Allah, sungguh… benar-benar mulia tugas ibu itu, saya jadi teringat “mungkin karena inilah sehingga wanita dibebaskan dari berjihad di medan perang. Karena perangnya wanita ya ini”, pikir saya.

    Pukul 10 malam lebih, istri ngotot pingin ke toilet karena pingin BAB rasanya. Saya pun akhirnya panggil bidannya. Kemudian kami antar ke toilet sambil diawasin sama bidannya untuk hati-hati ngejennya. Setelah dari toilet, istri bilang, katanya benar-benar pingin BAB dan ngejen banget. Akhirnya sama bidannya diminta masuk ke ruang bersalin untuk diperiksa lagi. Saya mengira ya masih di pembukaan 5 atau 6 begitu karena katanya kan lama. Eh pas di periksa, tanpa ngomong apa apa, bidannya langsung memanggil bidan senior yaitu Ibu Srie Dodie, kemudian Ibu Srie mengecek lagi dan ibu srie bilang kalau istri saya sudah siap melahirkan, pembukaannya sudah sempurna.

    Istri sayapun dipandu oleh bidan untuk melakukan gerakan melahirkan seperti yang sudah diajarkan di senam, kemudian kepalanya diangkat dan melihat perut. Kemudian di pandu untuk ngeden, tidak lama kemudian, tiba-tiba saya melihat ada bayi yang keluar, kemudian di lap sama bidannya, dan dibersihkan lendirinya pakai alat kemudian bayi tersebut menangis, oleh bidannya kemudian ditaruh di dada istri saya.

    Sungguh, waktu itu serasa mimpi, sungguh begitu cepat. Saya benar-benar tidak menyangka akan secepat ini proses kelahirannya. Saya hanya membayangkan ketika istri saya terlihat seperti tersiksa sekali saat kontraksi, dan membayangkan kalau harus menunggu hingga pagi hari. Tepat pukul 10:35 Fatiha lahir, dengan berat 3,7 kg dan panjang 50 cm, bayi yang cukup besar untuk anak pertama dan dengan proses kelahiran normal. Setelah bayi dimandiin sama bidannya kemudian di bedong, istri saya masih rebahan (lagi dijahit) dan bayinyapun dikasih ke saya. Saya pun meng-adzani Fatiha di telinga kanannya, kemudian meng-iqomat inya di telinga kirinya. Saya berdoa pada Allah semoga anak kami ini menjadi anak sholihah.

    Alhamdulillah, inilah pertolongan Allah.. saya benar-benar ingat jam 11 kita sudah balik ke kamar, melihat fatiha tidur di dalam kotak. Semalam suntuk saya tidak bisa tidur, saya melihat wajahnya fatiha, kemudian melihat ibunya, seperti itu terus menerus. Saya masih ingat sebelum istri saya datang ke bidan, sudah ada pasien lain yang mau melahirkan juga yang sudah datang terlebih dahulu, dan pasien tersebut melahirkan pukul 3 dini hari. Kata bidannya, proses kelahiran istri saya benar-benar cepat. Saya pun juga berpikir demikian, coba bayangkan habis magrib baru mulai mules, diperiksa bidan pukul setengah 9 masih pembukaan 3 dan alhamdulillah jam setengah 11 sudah lahiran.

    Sungguh, kami bersyukur atas segala nikmat yang Allah karuniakan pada kami, semoga kami bisa menjadi orang tua yang amanah. Semoga kami bisa mendidik keturunan kami menjadi generasi yang sholih/sholihah yang bisa menjadi penegak kalimatNya di muka bumi ini. Ternyata mata minus tinggi melahirkan caesar tidak harus dilakukan, bisa saja melahirkan normal.

    Selain itu ada juga pengalaman seorang ibu yang memiliki minus tinggi melahirkan caesar.
    Minus kedua mata saya ini cukup tinggi yaitu -7 dan cylinder dan karena faktor ini pula saya pindah – pindah RS cari dokter yang pro-normal. Jadi menurut informasi yang berkembang, ibu hamil dengan mata minus tinggi sangat beresiko jika melahirkan normal. Karena pada saat mengedan semua otot termasuk otot mata akan bekerja dan menjadi tegang. Sehingga dikhawatirkan akan merusak syaraf, peradangan mata, bahkan hingga buta. Meskipun banyak pro dan kontra akan teori ini.

    Dokter di RS pertama, walaupun tidak langsung mematahkan semangat untuk lahiran normal namun agak tersirat bahwa beliau tidak mau ambil resiko hal yang tidak diinginkan dengan pasien beliau. Dokter di RS kedua, pro normal namun tetap menyarankan saya periksa dulu ke dokter mata dan mendapatkan surat keterangan dapat dilakukan tindakan persalinan normal. Sambil konsultasi ke ahli kesehatan atau teman-teman, sambil ikhtiar dan sering minum jus wortel, pergilah kami untuk konsultasi & periksa ke dokter spesialis mata. Hasilnya memang retina saya kurang bagus, walaupun tidak terlalu tipis juga karena usia saya waktu itu 28tahun, retina mulai menipis di usia 35tahun ke atas. Well atas beberapa pertimbangan dan saran dokter mata, dokter obgun dan keluarga, maka diputuskan saya harus menjalani tindakan persalinan dengan Sectio Caesaria, huhuu..tidak apa-apa deh yang utama bayi & ibunya sehat selamat.

    Itulah yang dapat saya sampaikan, bagi Anda yang memilik minus tinggi melahirkan caesar tidak diharuskan. Melahirkan secara normal masih bisa Anda pilih, jika itu merupakan persalinan yang Anda inginkan.
     
    Last edited by a moderator: May 28, 2018
  2. Deasy Dianna

    Deasy Dianna Member

    Joined:
    May 23, 2018
    Messages:
    41
    Likes Received:
    1
    Trophy Points:
    8
    Intinya tetap optimis dan tetap tenang, Pilih bidan yang penyabar dan bisa mandu dengan baik, saudara saya ada ko minus nya parah tapi alhamdulillah bisa normal ko
     
Loading...

Share This Page