Hatta Launching Buku Cerita Anak

Discussion in 'Tales' started by sakaji, Oct 12, 2013.

  1. sakaji

    sakaji Member

    Joined:
    Mar 13, 2013
    Messages:
    165
    Likes Received:
    2
    Trophy Points:
    18
    [​IMG]

    Sadar bahwa masa depan bangsa bergantung pada pembangunan kecerdasan dan karakter anak-anak saat ini, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, meluncurkan dua seri buku cerita anak-anak di Godong Ijo, Kota Depok, Sabtu (12/10).

    Peluncuran dua buku, ‘Cerita Tentang Kebijaksanaan’ dan ‘Cerita Tentang Keberanian’, di kota layak anak tersebut diharapkan bisa membangkitkan kembali budaya mendongeng yang pernah turut membangun karakter para pemimpin bangsa ini.

    “Saya sendiri dibesarkan dengan dongeng,” kata Hatta. “Sehabis magrib kami sekeluarga pasti bersila, dan Ama (Ibu) mendongeng, bercerita tentang banyak hal, bahkan tentang hal-hal di luar imajinasi saya yang saat itu masih kanak-kanak.”

    Melalui dongeng itulah, kata Hatta, dunia dan cakrawala berpikirnya menjadi luas, tak sebatas kampung. “Tetapi yang terutama, dongeng juga membangun kedekatan saya dengan Ama dan Bapak,” tambah Hatta.

    Hatta menambahkan, ia pernah membaca pernyataan Albert Einstein yang berkata, bila mengharapkan anak-anak cerdas, bacakanlah mereka dongeng. Ingin lebih cerdas, maka bacakanlah lebih banyak dongeng. “Pengalaman saya menyatakan, keyakinan Einstein yang kecerdasannya tidak kita ragukan itu benar adanya,” kata dia.

    Peluncuran buku itu sendiri berlangsung meriah. Begitu Hatta datang ke Godong Ijo, sekitar 130-an anak usia dini segera menyambutnya. Sebentar Hatta tampak rikuh. Namun segera Menko Ekonomi itu menikmati suasana, apalagi ketika anak-anak itu antusias saat Hatta bercerita tentang keberanian Landi, si landak yang cerdik dan berani.

    Apalagi Hatta membawakan dongang yang terdapat dalam salah satu bukunya itu dengan peraga, berupa figur semacam wayang landak, dibantu Mia, seorang pendongeng yang hadir saat itu. Tak terlihat lagi Hatta, seorang menteri urusan serius seperti perekonomian, melainkan Hatta sang pendongeng.

    Usai bercerita, kepada wartawan Hatta mengatakan, Indonesia sangat kaya akan cerita rakyat yang berisikan tuntunan moral pembentuk karakter. Jadi, pembuatan buku itu pun juga merupakan upaya melestarikan dan mengembangkan dongeng-dongeng dari seluruh Nusantara.

    Sementara itu, psikolog anak dari Lembaga Psikologi Terapan (LPT) Universitas Indonesia, Irma Gustiana, memastikan Hatta pasti telah mendapatkan pengalaman sangat berharga dalam kehidupan beliau bersangkutan dengan kebiasaan bercerita atau mendongeng.

    Kebiasaan yang dirasakannya banyak memberi manfaat itulah yang ingin Hatta kembangkan untuk juga dipetik generasi anak-anak saat ini.

    “Beliau yang telah merasakan bagaimana pentingnya cerita dan dongeng berperan dalam membentuk karakter anak, tampaknya ingin membagikan manfaat itu. Untuk itulah Pak Hatta mengemas kembali cerita-cerita rakyat tersebut agar bisa dinikmati anak-anak Indonesia saat ini, yang telah disesuaikan dengan elan zaman,” kata Irma melalui saluran telepon.

    Pengemasan kembali cerita-cerita rakyat dalam bentuk buku bergambar itu pun dipuji Irma sebagai upaya membudayakan kembali tradisi mendongeng dalam keluarga. Menurut dia, kehidupan urban kian menggerus kebiasaan baik tersebut, yang pada gilirannya mengurangi kehangatan hubungan orang tua dan anak dalam keluarga.

    “Padahal kebiasaan bercerita kepada anak itu tepat dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai moral berupa kejujuran, keberanian, tanggung jawab, ketulusan, tolong menolong dan sebagainya,” kata Irma. “Cerita itu lebih mudah ‘nyangkut’ dalam alam pikiran anak.”

    Pengamat parenting dan mantan pimpinan redaksi majalah Educare, Maghfirah Yeni, juga menyambut antusias upaya Hatta tersebut. Yeni mengatakan, pembentukan karakter tidak bisa dilakukan secara instan, namun harus mulai dibangun sejak dini, yakni pada usia kanak-kanak.


    “Bagi saya, sungguh menarik jika seorang Hatta Rajasa ternyata begitu menaruh perhatian pada masalah pembentukan karakter pada anak ini,” kata Yeni. Bagi penulis buku ‘Holistic Character (eduSmart for Parenting and Teaching) ‘ tersebut, sebagai pengambil kebijakan penting di negara ini, Hatta dinilainya mampu menangkap persoalan bangsa yang demikian pelik, yang hanya bisa diselesaikan oleh manusia-manusia dengan karakter yang tangguh, berani, dan jujur, yang
    pembentukannya memang harus dimulai sejak dini.

    Namun demikian, Irma dan Yeni sama-sama sepakat bahwa buku tersebut tidak selayaknya hanya dibelikan para orang tua untuk anaknya. “Saya kira yang lebih penting, para orang tua membiasakan kembali mendongeng untuk putra-putrinya. Buku ini adalah alternatif cerita yang akan diberikan,” kata Irma.

    Sumber
     

Share This Page