Ingin berhenti merokok? Mulailah kebiasaan memakan cokelat

Discussion in 'Health & Medical' started by planetsports, Nov 1, 2013.

  1. planetsports

    planetsports New Member

    Joined:
    Oct 17, 2013
    Messages:
    0
    Likes Received:
    2
    Trophy Points:
    3
    [​IMG]
    Atau paling tidak, izinkan diri anda untuk menikmati makanan yang paling anda sukai. Sebuah studi terbaru yang dilakukan peneliti dari UC San Franciso Dikla Shmueli dan Judith Prochaska menunjukkan bukanlah ide yang buruk untuk merubah banyak kebiasaan untuk kesehatan sekaligus.

    101 perokok diundang ke laboratorium untuk studi terhadap godaan makanan. Mereka diberitahu bahwa studi tersebut adalah semacam tantangan—peniliti tertarik apakah partisipan tersebut dapat bertahan atau tidak terhadap beberapa kudapan, dari lobak mentah hingga brownies yang baru saja matang.

    Partisipan ditempatkan didalam ruangan sendirin dengan makanan yang diberi secara acak (sayur-sayuran yang sehat atau kue yang menggoda). Tugas mereka: jangan makan makanan tersebut!

    Para peneliti memastikan bahwa para partisipan mendapatkan efek godaan yang luar biasa. Selama lima menit, partisipan duduk dan melihat makanan tersebut. Setiap lima belas detik, bel berbunyi, tanda partisipan untuk lebih dekat ke arah piring, mengangkatnya, dan mencium bau makanan tersebut. Mereka juga diminta untuk benar-benar memikirkan makanan tersebut dan keinginan mereka untuk memakannya. Seperti menjilat coklat beku, merupakan godaan sensorik paling kuat yang peneliti bisa berikan.

    Setelah tes akan tekad, partisipan diberikan istirahat selama 10 menit agar peneliti bisa mempersiapkan tahap selanjutnya. Partisipan boleh menunggu di lobi atau pergi keluar saat istirahat.

    Apa yang peneliti ingin ketahui: Apakah menahan untuk tidak memakan manisan membuat para perokok tersebut merokok selama istirahat 10 menit tersebut?

    Setelah istirahat, peneliti menggunakan sebuah Smokerluzer untuk menguji nafas partsipan untuk bukti merokok. Hasilnya: Partisipan yang disuguhi hidangan pencuci mulut cenderung untuk merokok selama istirahat (53%) daripada mereka yang disuguhi lobak yang kurang mengundang selera (34%).

    Kenapa? Karena nafsu adalah keinginan, dan jika anda tidak menyerah akan satu hal, anda akan lebih tertarik lagi terhadap selanjutnya. Atau mungkin menahan godaan adalah bentuk stres, dan stres memicu keinginan untuk merokok. Peneliti mengutip teori dari Roy Baumeister dalam batasan kontrol diri sebagai kemungkinan penjelasan. Anda hanya memiliki kontrol diri sebelum tekad anda habis. Saat tekad anda melemah dengan menahan satu godaan, kemungkinan anda akan mengalah untuk selanjutnya.

    Temuan ini konsisten dengan penelitian lain dalam bagaimana berhenti merokok. Intervensi penghentian merokok yang meliputi konseling gizi atau rencana diet memiliki tingkat kegagalan yang lebih tinggi daripada program yang hanya fokus pada berhenti merokok. Ketika mencoba untuk merubah gaya hidup anda semua sekaligus mungkin terdengar menarik, tetapi hal cara tersebut tidak berkelanjutan, terutama pada tahap awal ketika keinginan untuk rokok dan makanan yang paling buruk.

    Garis bawahnya: saat anda mencoba perubahan yang sulit, simpan tenaga anda untuk urusan yang penting. Bila rokok dan permen memanggil anda, biarkan permen tersebut membawa anda kedalam kesenangan. Anda bisa menghilangkan kebiasaan tersebut nanti. Atau mungkin dari yang saya dengar belum lama ini, terdapat penelitian baru yang menunjukkan bahwa cokelat itu baik untuk anda Ditambah, menaikkan berat badan beberapa pon mungkin dapat menolong anda untuk hidup lebih lama.

    Sumber: www.psychologytoday.com
     
Loading...

Share This Page