Ingkar Janji, Jokowi Tetap Serahkan Blok Mahakam ke Asing

Discussion in 'Politik' started by Forum Hijau, May 17, 2015.

  1. Forum Hijau

    Forum Hijau Member

    Joined:
    May 15, 2015
    Messages:
    129
    Likes Received:
    10
    Trophy Points:
    18
    FORUMHIJAU.COM – [SaveBlokMahakam] Disaat ingatan publik belum luntur dengan rencana perpanjangan kontrak Freeport, dan rasa sakit hati para petani atas tragedi tipu-tipu traktor.

    Tiba-tiba rakyat terbuai dengan berbagai macam isu yang beredar di media massa. Salah satunya adalah tontonan menggiurkan tentang PSK di media massa. Akibat hal itu, Rakyat hambir tidak sadar dengan manuper pemerintah yang lagi-lagi sedang mengkhianati janjinya, kali ini terkait nasionalisasi Blok Mahakam.

    Presiden Jokowi akhirnya memberi kesempatan PT Total E&P Indonesie melanjutkan pengelolaan Blok Mahakam.

    Pernyataan Jokowi tersebut memberikan angin segar kepada perusahaan minyak Perancis tersebut untuk meneruskan bisnis yang telah dirintisnya di Indonesia selama hampir 50 tahun.

    “Presiden memberikan waktu sebulan dari sekarang, harus ada kesepakatan yang saling menguntungkan, yang memberi kesempatan Total untuk terus ada di sini dan Pertamina jadi operator pada waktunya,” ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said usai menerima kunjungan Total Group di Istana Kepresidenan, Jumat (15/5).

    Patrick Pouyanne, CEO Total Group, mengatakan perusahaannya sudah berada di Indonesia untuk mengembangkan Blok Mahakam selama hampir 50 tahun. Mengingat akan berakhirnya kontrak kerjasama Blok Mahakam, Total mengajukan diri ke Presiden Jokowi untuk diizinkan melanjutkan investasinya di wilayah kerja tersebut.

    “Kami masih investasi sekitar US$ 1,5 miliar-US$ 2 miliar setahun. Karena itu, tentu sangat penting bagi kami mendapat kepastian masa depan mengenai Blok Mahakam di tahun 2018,” tuturnya.

    “Sekali lagi Total tetap berada di Indonesia. Saya sangat hargai apa yang disampaikan presiden bahwa RI tetap inginkan Total sebagai partnernya. Kami siap bekerjasama dengan Pertamina untuk masa depan wilayah Mahakam,” ucapnya.

    (Baca : Jokowi Restui Total http://bit.ly/1Fq04Avhttp://bit.ly/1A95hdC )

    Namun diawal pemerintahannya Jokowi pernah berjanji akan memberikan blok ini kepada Pertamina sepenuhnya. Saat itu Kepala Unit Pengendalian Kinerja Kementerian ESDM Widhyawan mengatakan, keputusan penyerahan blok Mahakam kepada Pertamina sedang dalam proses.

    “Semangatnya diberikan ke Pertamina, nanti Pertamina bagaimana memanfaatkan semaksimal mungkin. Yang penting Pertamina bisa meyakinkan kepada pemerintah produksi tidak turun dan kepentingan negara tetap dikedepankan,” tutur Widhyawan (21/11/2014).

    Rencana pemerintah saat itu (pemberian Mahakam ke Pertamina) akan dilakukan sebelum akhir tahun.

    (Baca : Blok Mahakam Diserahkan ke Pertamina http://bit.ly/1IDKlhS )

    (Youtube : Jokowi berjanji merebut Blok Mahakam dari Asing )

    Tentu saja kala itu sebagian besar rakyat Indonesia sangat mengapresiasi janji yang diutarakan Presiden Jokowi.

    ”Nasionalisme Presiden Joko Widodo atau Jokowi tidak diragukan lagi. Dalam berbagai kesempatan, ia mengatakan, akan menjaga kedaulatan NKRI dari pihak asing. Dan yang terbaru, Pertamina berhasil mengambil Blok Mahakam di Kalimantan Timur yang dikuasai asal Prancis Total E&P”, salah satu contoh ungkapan kegembiraan Rakyat kala itu.

    (Baca : Hebat, Jokowi Merebut Blok Mahakam dari Asing http://bit.ly/1xBt960 )

    Seperti yang tersebut dibagian awal, total sudah mengajukan perpanjangan sebelum kontrak habis. Tidak hanya melalui surat, perpanjangan itu dilakukan melalui lobi-lobi tingkat tinggi. Termasuk, melalui lobi diplomatik antar negara. Perdana Menteri Prancis pun datang ke Indonesia untuk itu.

    Lalu kenapa Total gigih bertahan? Karena Blok Mahakam potensinya sangat besar. Blok Mahakam merupakan salah satu ladang gas terbesar di Indonesia. Berdasarkan data yang pernah dilansir kementerian ESDM, rata-rata produksi Blok Mahakam sekitar 2.000 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau sekitar 344.000 barel oil equivalen (boe) per hari.

    Cadangan yang terkandung di blok ini sekitar 27 trilliun cubic feet (tcf). Dari 1970 hingga 2011, sekitar 50 persen (13,5 tcf) cadangan telah dieksploitasi, menghasilkan pendapatan kotor sekitar US$ 100 milyar.

    Sementara itu cadangan yang tersisa saat ini sekitar 12,5 tcf, dengan harga gas yang terus naik. Jika diasumsikan rata-rata harganya US$ 15/ MMBtu, maka dari cadangan ini berpotensi menghasilkan pendapatan kotor lebih dari US$ 187 milyar (12,5 x 1012 x 1000 Btu x $15/106 Btu) atau sekitar Rp 1.700 trilyun.

    Seharusnya rakyat bisa membuka mata, kebijakan ini menunjukkan pemerintah tetap berpihak kepada asing dan menganggap masyarakat tidak mengerti tentang apa yang terjadi.

    Dengan kebijakan tersebut, kedaulatan energi tetap tidak didapatkan. Padahal yang dituntut masyarakat sangat jelas, mengembalikan Blok Mahakam kepada negara dalam hal ini Pertamina.

    Sudah cukup asing menikmati kekayaan alam Indonesia. Tak boleh ada toleransi lagi, meski hanya sedikit!

    [ http://forumhijau.com/ingkari-janji-jokowi-tetap-serahkan-blok-mahakam-ke-asing/ ]
     
    Last edited: May 17, 2015
Loading...

Share This Page