Ini dia Contoh Bagaimana Menerapkan Pola Asuh Anak Yang Baik

Discussion in 'Health & Medical' started by IndriMaya12, Jun 26, 2018.

  1. IndriMaya12

    IndriMaya12 Member

    Joined:
    Dec 19, 2017
    Messages:
    111
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Ini pertanyaan yang harus bunda jawab. Apakah bunda sudah menerapkan pola asuh anak yang baik? Kebanyakan orang tua akan menjawab “Ya, sudah”. Namun, pada kenyataannya, mereka tidak sadar bahwa pola asuh anak yang mereka lakukan kurang tepat.

    Ada tiga jenis pola asuh anak sesuai dengan yang sudah dijelaskan oleh para pakar perkembangan anak; pola asuh otoriter, demokratis, dan permisif. Kira-kira, pola asuh mana yang bunda lakukan selama ini?

    Yang pasti, pola asuh demokratis yang merupakan pola asuh anak yang tepat. Untuk lebih jelasnya, berikut ini contoh pola asuh otoriter, demokratis, dan permisif.

    Contoh Pola Asuh Otoriter

    Dari namanya saja, bunda bisa bayangkan bagaimana pola asuh anak secara otoriter ini. Layaknya pemimpin yang otoriter, masyarakat yang dipimpin tidak memiliki kebebasan sedikit pun. Aturan sangat ketat dan lebih banyak hukuman yang akan diberikan bagi mereka yang tidak mematuhi aturan.

    Ini juga sama dengan pola didik otoriter. Bunda sebagai orang tua mengontrol penuh terhadap sang buah hati. Aturan dibuat secara rinci. Dan bunda tidak segan-segan memarahi dan memberikan hukuman kepada sang buah hati ketika berbuat salah.

    Bunda menyuruh anak untuk makan. Dan jika tidak makan, bunda tidak mau berbicara dengan anak. Bunda memaksa anak untuk diam di dalam rumah. Jika tidak, anak akan dikunci dari dalam rumah.

    Menurut bunda, apakan ini pola asuh anak yang baik?

    Contoh Pola Asuh Permisif

    Sebelum menjelaskan tentang pola asuh anak yang demokratis, terlebih dahulu bunda perlu tahu seperti apa pola didik permisif. Pasalnya, ini berkebalikan 180 derajat dengan pola asuh otoriter.

    Orang tua yang menerapkan pola asuh permisif akan membiarkan anak melakukan apa saja. Bahkan, orang tua tidak bisa melarang anak untuk melakukan sesuatu. Orang tua cenderung menuruti semua hal. Akibatnya, anak akan cengeng atau manja. Anak akan menangis jika dilarang. Dan akhirnya orang tua akan menyerah.

    Bunda mungkin pernah lihat ada orang tua yang setiap kali keluar rumah selalu membelikan mainan ketika anak mau membeli mainan baru. Akibatnya, ada banyak sekali mainan menumpuk di dalam rumah. Dan ketika orang tua menolak untuk membeli mainan baru, anak akan merengek dan menangis sekeras-kerasnya.

    Contoh Pola Asuh Demokratis

    Jenis pola asuh ini juga disebut dengan pola asuh otoritatif. Ini pertengahan antara pola asuh otoriter dan pola asuh permisif. Artinya, orang tua punya kendali atas anak. Di sisi lain, anak juga punya kebabasan untuk berkreasi sesuai dengan apa yang ia inginkan.

    Ini adalah pola asuh anak yang baik dan sesuai dengan yang dibutuhkan pada zaman sekarang. Mengapa? Karena anak harus menemukan potensi di dalam dirinya sendiri. Dan ini hanya bisa dilakukan ketika anak punya kebebasan untuk melakukan kreativitas. Dan tugas bunda sebagai orang tua adalah menjadi pengawas dan juga pendorong. Bunda mendorong anak untuk mengembangkan bakatnya sekaligus pengawas agar sesuatu hal yang buruk tidak terjadi pada sang buah hati.

    Bagaimana contohnya? Contoh sederhananya adalah bunda membelikan sepeda. Kemudian, bunda membiarkan anak menuntun sepeda tersebut. Lalu, anak mencoba menaiki sepeda. Bunda bantu agar anak tidak terjatuh. Saat anak terjatuh, semerta-merta bunda tidak langsung membantunya untuk berdiri tapi membiarkan anak bangkit sendiri.

    Begitu juga ketika anak punya bakat lain seperti bermain musik. Bunda hanya perlu membelikan alat musik saja. Biarkan anak bermain alat musik tersebut hingga akhirnya ia bisa memainkan alat musik tersebut.

    Bukankah ini yang disebut dengan pola asuh anak yang baik?
     
Loading...

Share This Page