MerahPutih.com - Bali United merupakan fenomena sepak bola nasional. Hanya dalam waktu lima tahun, Serdadu Tridatu mampu menjadi raja dalam kompetisi Liga 1 2019. Profesionalisme manajemen membuat suporter Bali United terus tumbuh pesat. Bali United kerap disebut sebagai klub "siluman". Istilah ini kerap disematkan suporter dari klub lain lantaran Bali United merupakan hasil akuisisi dari klub perserikatan, Persisam Samarinda tahun 2014 lalu. Pengusaha sukses, Pieter Tanuri merupakan sosok di balik akuisisi Persisam. Sempat terpikir membuat klub di Yogyakarta, Pieter akhirnya memilih Bali sebagai markas timnya. Bali United kemudian resmi terbentuk pada 15 Februari 2015. Hanya dalam waktu singkat, Bali United melejit ke tangga teratas. Hampir juara pada Liga 1 2017, gelar pertama akhirnya didapat pada Liga 1 2019. Bali United sudah juara ketika kompetisi masih menyisakan empat laga. Kesuksesan bukan saja dengan membentuk tim juara. Sebagai klub "pendatang", Bali United sangat dicintai warga Bali. Serdadu Tridatu menjadi kebanggaan lain, setelah Bali selama ini begitu dikenal karena wisata alamnya. Bali United mencatatkan kenaikan jumlah penonton laga kandang setiap tahunnya. Di Liga 1 2017, total jumlah penonton 17 laga kandang mencapai 243.918 orang. Jumlah ini meningkat pada Liga 1 2018. Ada 258.433 penonton yang hadir dalam 17 laga kandang Bali United. Rekor terjadi pada Liga 1 2019. Jumlah penonton 17 laga Bali United mencapai 294.072 orang. Bali United berada di bawah Persija Jakarta dan PSS Sleman pada 2019. Prestasi ini sangat fantastis mengingat Bali United bisa mengalahkan deretan klub-klub tua tanah air. Terbesit pertanyaan mengapa Bali United begitu cepat tumbuh. Padahal, Pieter Tanuri tak punya sejarah panjang dalam pengelolaan sepak bola nasional. Sebelum membuat Bali United, Pieter Tanuri sempat masuk dalam jajaran petinggi Persib Bandung. Ketua Semeton Dewata Bulldog Ketut Budi pun membocorkan kerja keras Bali United hingga dicintai masyarakat Pulau Dewata. Transparansi dan profesionalisme menjadi faktor utama yang kala itu memikat hati masyarakat untuk berbondong-bondong ke stadion. "Masalah orang lain mengatakan tim ini siluman, tim ini abal-abal, terserah, intinya kalau dia bisa melihat secara tim, maupun manajemen, tim ini sangat beda, sangat profesional. Tidak ada yang ditutup-tutupi, semua transparan, dari sana kita semangat banget. Kita sekarang memiliki tim profesional yang bahkan di luar negeri, tim-timnya sudah mengajak Bali United bertanding," ucap Ketut Budi seperti dikutip dari Bolaskor.com, Selasa (8/3). Ketut Budi sudah aktif mengikuti perkembangan sepak bola Bali, sejak era Gelora Dewata. Kemudian berlanjut pada era Perseden Denpasar, Persegi Gianyar hingga Persekaba Badung. Gelora Dewata sempat berjaya sebelum kemudian hengkang ke Sidoarjo. Sangat lama menanti datangnya tim profesional, sampai kemudian Bali United berdiri pada 2015 lalu. Ketut Budi melihat Pieter Tanuri bersama sang adik, Yabes Tanuri serta manajemen kerap menghadirkan terobosan baru di sepak bola tanah air. "Bali United merupakan satu-satunya tim yang banyak sponsornya. Dari pihak sponsor pasti tidak asal-asalan dalam melihat sebuah tim. Pasti dilihat dari profesionalismenya, manajemen bagus, denga begitu otomatis keuangan jadi bagus. Saya lihat sekarang Bali United masih jadi contoh tim di Indonesia. Walau baru tapi sangat profesional," tuturnya. Suporter Bali United bukan saja memiliki anggota warga asli Bali. Banyak dari mereka merupakan pendatang yang bekerja di Bali. Salah satunya pria asal Solo, Heru Prasetyo. Anggota dari Pasoepati Dewata ini kerap menyaksikan langsung Bali United di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar. "Keberadaan coach Indra Sjafri pada 2015 lalu yang membuat saya awalnya tertarik pada Bali United. Saat itu coach Indra datang dengan prestasi sebagai juara Piala AFF U-19," jelas Heru. Heru tak melepas identitasnya sebagai suporter Persis Solo. Bahkan dia kerap nekat pulang ke Solo atau Madiun untuk sekadar mendukung Persis Solo di Liga 2. Namun, Bali United merupakan sebuah klub dengan pengelolaan profesional yang kini berada di daerah domisilinya. "Saya dari kecil memang suka menonton bola. Kalau dibilang sangat fanatik ya tidak, fanatiknya tetap ke Persis Solo. Tapi, saya sudah sembilan tahun bekerja di Bali. Ada klub tempat saya mencari makan. Pastinya setiap ada pertandingan saya nonton langsung. Harapannya Bali United menjadi juara Liga 1," ungkapnya. Gelar Liga 1 2019 menjadi pembuka dari deretan piala yang berpotensi didapat Bali United. Tantangan terbesar saat ini adalah berprestasi di Asia. Dalam dua edisi Piala AFC, Bali United selalu gagal. Tahun 2021 menjadi kesempatan ketiga yang wajib dimaksimalkan. Bila itu tercapai, Bali United semakin sulit dikejar klub-klub lain di Indonesia. Sumber: Link bimo dimas, Mar 10, 2021 #1 ziuma Well-Known Member Joined: May 23, 2014 Messages: 1,561 Likes Received: 240 Trophy Points: 63 . Last edited: Mar 10, 2021 ziuma, Mar 10, 2021 #2 (You must log in or sign up to reply here.) Show Ignored Content Loading... Similar Threads - Rahasia Bagaimana Bali Ungkap Rahasia Kebugaran Nicolas N’Koulou dityawany, Feb 6, 2019, in forum: Bola Replies: 0 Views: 1,618 dityawany Feb 6, 2019 Bagaimana rasanya jika bermain sepakbola futsal di lapangan seperti ini Asep ilyas mulyadi, Nov 2, 2018, in forum: Bola Replies: 0 Views: 3,207 Asep ilyas mulyadi Nov 2, 2018 Lionel Messi Absen di 11 Pertandingan, Bagaimana Nasib Barcelona? jonipetot, Sep 28, 2015, in forum: Bola Replies: 7 Views: 1,624 adi hasan Sep 30, 2015 Share This Page Tweet Log in with Facebook Log in with Twitter Your name or email address: Do you already have an account? No, create an account now. Yes, my password is: Forgot your password? Stay logged in