Istana Maimun – Bangunan Bersejarah Peninggalan Kesultanan Deli

Discussion in 'Tourism' started by alampedia, Dec 18, 2014.

  1. alampedia

    alampedia Member

    Joined:
    Dec 13, 2014
    Messages:
    59
    Likes Received:
    4
    Trophy Points:
    8
    Google+:
    ALAM PEDIA - Istana Maimun atau yang yang disebut juga sebagai Istana Putri Hijau, merupakan salah satu dari ikon kota Medan. Istana ini dibangun pada tahun 1888 M dimasa Sultan Makmun Al-Rasyid Perkasa Alamsyah, yang merupakan putra sulung dari Sultan Mahmud Perkasa Alam, pendiri kota Medan.

    Sejak tahun 1946, Istana ini dihuni oleh para ahli waris Kesultanan Deli. Dalam waktu-waktu tertentu, di istana ini sering diadakan pertunjukan musik tradisional Melayu. Biasanya, pertunjukan-pertunjukan tersebut dilaksanakan dalam rangka memeriahkan pesta perkawinan dan kegiatan sukacita lainnya. Selain itu, dua kali dalam setahun, Sultan Deli biasanya mengadakan acara silaturahmi antar keluarga besar istana. Pada setiap malam Jumat, para keluarga sultan mengadakan acara rawatib adat (semacam perkumpulan keluarga untuk berdoa bersama).

    Bagi para pengunjung yang datang ke istana, mereka masih bisa melihat-lihat koleksi yang dipajang di ruang pertemuan, seperti foto-foto keluarga sultan, perabot rumah tangga Belanda kuno, dan berbagai jenis senjata. Di sini juga terdapat meriam buntung yang memiliki legenda tersendiri. Orang Medan menyebut meriam ini dengan sebutan meriam puntung.

    Kisah meriam puntung ini memiliki kaitan dengan Putri Hijau. Dikisahkan, di Kerajaan Timur Raya, hiduplah seorang putri yang cantik jelita, bernama Putri Hijau (Ia disebut demikian karena tubuhnya memancarkan warna hijau). Ia memiliki dua orang saudara laki-laki, yaitu Mambang Yasid dan Mambang Khayali. Suatu ketika, datanglah Raja Aceh meminang Putri Hijau, namun, pinangan ini ditolak oleh kedua saudaranya. Raja Aceh menjadi marah, lalu menyerang Kerajaan Timur Raya. Raja Aceh berhasil mengalahkan Mambang Yasid, dan saat tentara Aceh hendak masuk istana menculik Putri Hijau, mendadak terjadi keajaiban, Mambang Khayali tiba-tiba berubah menjadi meriam dan menembak membabi-buta tanpa henti. Karena terus-menerus menembakkan peluru ke arah pasukan Aceh, maka meriam ini terpecah dua. Bagian depannya ditemukan di daerah Surbakti, di dataran tinggi Karo, dekat Kabanjahe. Sementara bagian belakang terlempar ke Labuhan Deli, kemudian dipindahkan ke halaman Istana Maimun. Entah benar atau tidak, walau bagaimanapun ini merupakan sebuah legenda yang dulunya sangat terkenal di Sumatera Utara Indonesia.

    Istana Kesultanan Deli ini memiliki luas lebih dari 2700 m dengan halaman yang luasnya mencapai 4 hektar. Panjang dari depan kebelakang mencapai 75,50 m. dan tinggi bangunan utama mencapai 14,14 m. Bangunan istana ini bertingkat dua, ditopang oleh tiang kayu dan batu. Setiap sore, biasanya banyak anak-anak yang bermain di halaman istana yang luas.

    Arsitektur bangunan merupakan perpaduan antara ciri arsitektur Moghul, Timur Tengah, Spanyol, India, Belanda dan Melayu. Pengaruh arsitektur Belanda tampak pada bentuk pintu dan jendela yang lebar dan tinggi. Tapi, terdapat beberapa pintu yang menunjukkan pengaruh Spanyol. Pengaruh Islam tampak pada keberadaaan lengkungan (arcade) pada atap. Tinggi lengkungan tersebut berkisar antara 5 sampai 8 meter. Bentuk lengkungan ini amat populer di kawasan Timur Tengah, India dan Turki.

    Bangunan istana terdiri dari tiga ruang utama, yaitu: bangunan induk, sayap kanan dan sayap kiri. Bangunan induk disebut juga Balairung dengan luas 412 m2, sebagai tempat singgasana kerajaan berada. Singgasana kerajaan digunakan dalam acara-acara tertentu, seperti penobatan raja, ataupun ketika menerima sembah sujud keluarga istana pada hari-hari besar Islam. Di bangunan ini juga terdapat sebuah lampu kristal besar bergaya Eropa. Di dalam istana terdapat 30 ruangan dengan desain interior yang merupakan perpaduan seni dari berbagai negeri. Dari luar, istana yang menghadap ke timur ini tampak seperti istana raja-raja Moghul.

    Ada beberapa pendapat mengenai siapa sesungguhnya perancang istana ini. Beberapa sumber menyebutkan bahwa perancangnya adalah seorang arsitek berkebangsaan Italia, namun tidak diketahui namanya secara pasti. Menurut pemandu wisata yang bertugas di istana ini, ia mengungkapkan bahwa arsiteknya adalah seorang Kapitan Belanda bernama T. H. Van Erp.

    Bangunan bersejarah ini terbuka untuk umum setiap hari (kecuali bila ada penyelenggaraan upacara khusus) dari pukul 08.00 hingga 17.00 WIB. Terletak di Jl Brigadir Jendral Katamso, Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Setiap pengunjung yang datang akan dikenakan biaya bekisar Rp. 7000 / orang.

    sumber : alampedia
     
  2. AhmadWafa

    AhmadWafa Member

    Joined:
    Oct 2, 2013
    Messages:
    867
    Likes Received:
    16
    Trophy Points:
    18
    Google+:
    Tempat bersejarah . . . :D
     
  3. Grant Verleend

    Grant Verleend Active Member

    Joined:
    Sep 10, 2014
    Messages:
    1,234
    Likes Received:
    35
    Trophy Points:
    48
    Google+:
    Wah bagua juga tu jadi destinasi tujuan.
     
Loading...

Share This Page