Jenis Obat Generik Paten Bagi Hipertensi

Discussion in 'Health & Medical' started by Hera, Jun 20, 2017.

  1. Hera

    Hera New Member

    Joined:
    Apr 24, 2017
    Messages:
    14
    Likes Received:
    2
    Trophy Points:
    3
    Hipertensi adalah kondisi tekanan darah tinggi dan dapat mengakibatkan penyakit lain seperti penyakit jantung. Tekanan darah adalah kekuatan darah yang mendorong melawan dinding arteri, dari jantung yang memompa darah melalui arteri. Tekanan darah yang terlalu tinggi akan mengganggu sirkulasi darah.

    Tekanan darah terbagi menjadi dua angka. Tekanan sistolik adalah angka atas, dan tekanan diastolik adalah angka bawah. Keduanya tercatat sebagai mm Hg (milimeter merkuri), yang memberi tahu tinggi kolom merkuri yang meningkat karena tekanan. Tekanan sistolik adalah tekanan maksimal karena jantung berkontraksi, sementara tekanan diastolik adalah tekanan terendah antara kontraksi (jantung beristirahat).

    [​IMG]

    Banyak dari Anda mungkin menderita darah tinggi atau hipertensi. Biasanya penyakit ini menyerang orang-orang yang sudah berusia lanjut. Tapi, tak jarang juga menyerang kaum muda. Untuk mengobatinya, banyak orang dengan darah tinggi mengandalkan obat darah tinggi generik.

    Namun, tahukah Anda apa saja jenis obat darah tinggi generik?
    • Diuretik
    Obat diuretik bekerja dengan cara menghilangkan kelebihan air dan natrium dalam tubuh, sehingga jumlah cairan yang mengalir dalam pembuluh darah menurun. Pada akhirnya, tekanan darah Anda pun menurun. Karena cara kerja obat seperti itu, Anda mungkin akan lebih sering buang air kecil setelah minum obat ini. Selain itu, obat diuretik juga dapat menimbulkan efek samping, seperti kelelahan, kram kaki, sampai masalah pada jantung.
    Contoh obat diuretik: chlorotiazide, chlorthalidone, hydrochlorotiazide (HCT), indapamide, metolazone, bumetanide, furosemide, torsemide, amilorid, triamterene, dan lainnya.
    • Golongan ‘Angiotensin-Converting Enzyme’ Inhibitor’
    Yaitu ‘ace-inhibitor’. Obat ini mencegah kontriksi (pengkerutan) pembuluh darah akibat formasi hormon angiotensin II dengan cara memblokade enzym ace, mencegah pembentukan angiotensin I menjadi angiotensin II.
    Contoh obat ACE inhibitor: captopril, enalapril, lisinopril, benazepril hydrochloride, perindopril, ramipril, quinapril hydrochloride, dan trandolapril.
    • Golongan ‘Angiotensin-II Receptor Blockers’
    Obat ini akan secara langsung memblokade aksi hormon angiotensin II. Bekerja merelaksasi pembuluh darah. Obat ini dapat digunakan bila penggunaan ace inhibitor menimbulkan keluhan/efek samping.
    Contoh obat ARB: azilsartan, candesartan, irbesartan, losartan potassium, eprosartan mesylate, olmesartan, telmisartan, dan valsartan.
    • Golongan Beta Blocker (Penyekat Beta)
    Obat golongan ini memblokade aksi ‘adrenalin’ pada sistem syaraf otonom, sehingga menurunkan frekuensi jantung (heart’s rate) dan curah jantung (heart’s output). Golongan beta blockers juga akan mengurangi beban jantung, menyebabkan penurunan TD.
    Contoh obat beta blockers: atenolol, propranolol, metoprolol, nadolol, betaxolol, acebutolol, bisoprolol, esmilol, nebivolol, dan sotalol.
    • Golongan ‘Calcium Channel Blocker’
    Obat ini melebarkan pembuluh darah sehingga tekanan kapiler menurun. Obat ini mencegah masuknya kalsium ke jaringan melalui ‘calcium channel’ sehingga akan merelaksasi (mengendurkan) dinding pembuluh darah arteri dan menurunkan kontraksi jantung.
    Contoh obat CCB: amlodipine, clevidipine, diltiazem, felodipine, isradipine, nicardipine, nifedipine, nimodipine, dan nisoldipine.
    • Renin Inhibitors
    Renin adalah enzyme yang diproduksi ginjal yang menginisiasi peningkatan tekanan darah. Renin Inhibitors menghambat kerja enzyme renin, sehingga menurunkan tekanan darah. Tidak dianjurkan mengkombinasi renin inhibitors dengan ace inhibitors atau arbs, terutama pada stroke, karena komplikasi serius yang mungkin terjadi.
    Contoh obat golongan renin inhibitors yaitu : Aliskire, Tekturna
    • Alpha blockers
    Obat ini dapat menurunkan tekanan darah dengan cara memperlebar pembuluh darah. Alpha blocker dapat mengurangi efek hormon norepinefrin dalam mengencangkan otot pembuluh darah. Sehingga, hal ini membantu mengendurkan otot tertentu dan membantu pembuluh darah kecil tetap terbuka.
    Contoh obat alpha blockers: doxazosin, terazosin hydrochloride, dan prazosin hydrochloride.
    • Vasodilator
    Vasodilator bekerja dengan cara mengendurkan otot-otot dinding pembuluh darah, sehingga pembuluh darah tidak menyempit. Hal ini membuat darah mengalir lebih mudah melalui pembuluh darah dan tekanan darah menurun.
    Contoh obat vasodilator: hydralazine dan minoxidil.
    • Central-acting agents
    Obat ini bekerja di sistem saraf pusat bukan langsung di sistem kardiovaskular. Obat central-acting agents bekerja dengan cara mencegah otak mengirim sinyal ke sistem saraf untuk mempercepat detak jantung dan mempersempit pembuluh darah. Sehingga, jantung tidak memompa darah dengan kuat dan darah mengalir lebih mudah di pembuluh darah.
    Contoh obat central-acting agents: clonidine, guanfacine, dan methyldopa.
     
    Last edited: Jun 20, 2017
Loading...

Share This Page