Kampung Betawi Sebuah Ironi di Jakarta

Discussion in 'Tourism' started by KangAndre, Sep 24, 2015.

  1. KangAndre

    KangAndre Member

    Joined:
    Jan 25, 2014
    Messages:
    10,244
    Likes Received:
    2,714
    Trophy Points:
    413
    Sungguh sebuah ironi di Jakarta, etnis Betawi nyaris tidak memiliki kawasan permukiman khusus yang merefleksikan jatidirinya sebagai penduduk asli di Jakarta. Puluhan bahkan ratusan kampung Betawi asli kini tinggal kenangan, yang ada cuma kampung Betawi di Condet, Jakarta Timur dan Setu Babakan di Jakarta Selatan. Akan tetapi, perkampungan Betawi di Condet pun eksistensinya mulai terancam lantaran banyak dihuni para pendatang.

    Tinggal satu kampung Betawi Setu Babakan yang menjadi harapan. Di tempat ini masyarakatnya masih mempertahankan dan melestarikan budaya Betawi seperti bangunan, bahasa, tarian, musik, seni drama, adat istiadat, juga penganan. Lingkungan tempat tinggal mereka pun sangat kental bercitrakan Betawi, yang ditandai dengan banyaknya buah-buahan di pekarangan rumah mulai dari belimbing, rambutan, buni, jambu, dukuh, menteng, gandaria, mengkudu, nam-nam, kecapi, durian, jengkol, kemuning, dan lainnya.

    [​IMG]

    Setu Babakan: Miniatur Permukiman Betawi (sumber)

    Setu Babakan sendiri merupakan nama sebuah danau seluas sekitar 32 hektar. Selain Setu Babakan, di kawasan itu juga terdapat danau lainnya, yaitu Setu Mangga Bolong. Kedua danau tersebut dulunya merupakan kesatuan dan menjadi sumber kehidupan masyarakat terutama untuk kepentingan pengairan sawah, ladang-ladang pertanian, dan kolam. Air yang engalir ke dua danu tersebut bersumber dari Sungai Ciliwung.

    Kampung Betawi Setu Babakan menempati areal seluas 289 hektar, di mana 65 hektar di antaranya milik pemerintah. Dari 65 hektar itu, kawasan yang sudah dikelola baru 32 hektar. Perkampungan ini didiami setidaknya 3.000 kepala keluarga. Sebagian besra penduduknya adalah asli Betawi, sedangkan sisanya adalah para pendatang, seperti dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan dan lainnya yang sudah tinggal lebih dari 30 tahun di daerah ini.

    Sejak tahun 2000, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menetapkan permukiman Betawi di Setu Babakan sebagai kawasan cagar budaya. Meski demikian, peresmiannya baru dilakukan pada tahun 2004 oleh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso yang diperkuat dengan Peraturan Daerah (Perda) DKI Jakarta No 3 Tahun 2005 tentang Penetapan Perkampungan Budaya Betawi di Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

    Bersama masyarakat setempat, Pemprov DKI kemudian membuat reka cipta pemukiman Betawi ini lengkap dengan segala atribut budayanya. Antara lain, merenovasi rumah-rumah tradisional milik warga, mendirikan sanggar-sanggar seni dan tari, mendirikan pusat informasi budaya, membangun panggung terbuka, dan sebagaianya. Selain untuk tujuan pelestarian dan pengembangan budaya Betawi, Setu Babakan menjadi Wisata Kampung Betawi
     
  2. Nice info gan...
    Bisa menjadi referensi yg menarik...
     
  3. 9lokwi

    9lokwi New Member

    Joined:
    Aug 21, 2015
    Messages:
    13
    Likes Received:
    0
    Trophy Points:
    1
    Yah mau bagaimana lagi gan karena orang betawi di Jakarta sudah menjual tanahnya kepada para pengembang dan pendatang sih.
     
  4. elhaqiadventure

    elhaqiadventure Member

    Joined:
    Aug 31, 2015
    Messages:
    130
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Google+:
    semoga budaya disana bisa tetap di pertahankaan...
     
Loading...

Share This Page