Kenali Gejala Syaraf Kejepit Yang Harus Diwaspadai

Discussion in 'Health & Medical' started by alit kurniawan, Feb 6, 2019.

  1. alit kurniawan

    alit kurniawan Member

    Joined:
    Aug 1, 2018
    Messages:
    500
    Likes Received:
    5
    Trophy Points:
    18
    Anda sering mengalami nyeri pada bagian bahu, leher, atau pun bagian tubuh lainnya ? Jika iya, sebaiknya anda jangan menyepelekan masalah tersebut karena bisa jadi hal itu merupakan salah satu gejala penyakit saraf kejepit. Apabila tidak ditangani, hal tersebut tentu saja dapat menyebabkan kerusakan secara permanen atau kelumpuhan. Lantas apa Syaraf kejepit itu ?

    Syaraf kejepit merupakan suatu kondisi dimana bantalan antar tulang belakang yang lembut dan seperti agar-agar menonjol, sehingga menekan syaraf di sekitarnya. Secara umum, syaraf kejepit ini terjadi pada bagian punggung bawah dan juga leher.

    Apabila tidak segera ditangani, syaraf kejepit ini tentunya akan menimbulkan komplikasi, salah satunya adalah sindrom cauda equina. Beberapa gejalanya adalah berupa tidak dapat merasakan sentuhan, terjadinya kelemahan pada kedua tungkai, dan tidak bisa menahan atau mengontrol buang air.

    Penyebab Syaraf Kejepit

    Pada umumnya, rasa nyeri yang pertama dirasakan pada punggung, tetapi tidak menutupi kemungkinan rasa nyeri dapat muncul di beberapa bagian tubuh. Misalnya, pada saat cakram hernia memberikan pada akar syaraf anda, rasa sakit pun akan terasa pada bagian belakang kaki anda. Berikut ini beberapa penyebab Syaraf Kejepit, diantaranya :

    - Stress akibat dari pekerjaan yang berulang-ulang,

    - Berat badan yang berlebihan juga menekan syaraf,

    - Rematik atau arthritis pergelangan tangan,

    - Memiliki postur tubuh yang tidak baik dapat menambah tekanan pada tulang belakang dan juga syaraf,

    - Melakukan aktivitas olahraga yang rentan dengan cedera,

    - Terluka.

    Gejala Syaraf Kejepit

    Gejala syaraf kejepit yang paling sering terjadi adalah rasa nyeri. Mungkin pada beberapa kasus yang ringan seringkali tidak menimbulkan gejala, tetapi dapat juga muncul gejala nyeri yang hebat. Syaraf kejepit paling sering terjadi pada bagian punggung bawah dan leher.

    Gejala sendiri akan muncul pada tempat terjadinya syaraf kejepit, misalnya yang terjadi pada punggung bawah, akan menimbulkan gejala nyeri punggung bawah. Berikut ini adalah beberapa gejala syaraf kejepit, diantaranya :

    - Kesemutan

    Biasanya para penderita syaraf kejepit sering mengeluhkan kesemutan di bagian tubuh yang terkena.

    - Nyeri

    Apabila terjadi pada bagian punggung bawah, maka akan muncul gejala nyeri punggun yang bisa menjalar ke bokong sampai paha, betis, dan juga kaki. Jika syaraf kejepit terjadi di leher, gejalanya berupa nyeri di leher yang bisa menjalar ke bahu atau pun lengan. Nyeri ini biasanya akan bertambah jika bersin, berubah posisi, atau batuk.

    - Kelemahan

    Biasanya otot pada bagian syaraf yang kejepit akan menjadi melemah. Hal tersebut mengakibatkan penderita syaraf kejepit semakin lama akan merasa kesulitan dalam mengangkat beban atau bahkan menggenggam.

    Pengobatan Syaraf Kejepit

    Pengobatan sendiri dapat dilakukan tergantung pada seberapa berat rasa sakit, begitu juga dengan lamanya pengobatan yang akan dilakukan. Namun, pengobatan untuk syaraf kejepit biasanya terbagi menjadi tiga, seperti :

    1. Obat-Obatan

    - Ibuprofen, amitriptilin, gabapentin, dan naproxen untuk mengurangi pembengkakan,

    - Kortikosteroid oral untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak,

    - Injeksi steroid untuk mengurangi bengkak, tetapi anda akan mengalami peradangan sebelum akhirnya sembuh.

    2. Fisioterapi

    - Penggunaan brace atau korset,

    - Traksi,

    - Transcutaneous electrical nerve stimulation ( TENS ).

    3. Operasi

    Tindakan operasi memang jarang terjadi pada penderita syaraf kejepit, namun jika indikasinya menunjukan harus dioperasi, tindakan tersebut harus dijalankan. Indikasinya berupa :

    - Muncul gejala berupa kelemahan bagian tubuh tertentu, adanya gangguan sensorik, kesulitan untuk bergerak, dan tidak mengontrol buang air kecil atau buang air besar.

    - Tidak ada perubahan setelah 6 minggu pemberian terapi obat dan juga fisioterapi.
     
Loading...

Share This Page