Kontroversi Naskah Wangsakerta (Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara)

Discussion in 'Science' started by nawi667, Dec 16, 2013.

  1. nawi667

    nawi667 Member

    Joined:
    Jul 5, 2013
    Messages:
    113
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Google+:
    Atas informasi dari gurunya Prof. Dr. Ng. Poerbatjaraka awal tahun 1960-an, Drs. Atja menelusuri keberadaan naskah-naskah Cirebon pada awal tahun 1970-an. Apalagi Drs. Atja sedang mempersiapkan Museum Negeri Jawa Barat (kini Museum Sri Baduga) yang kemudian dipimpinnya beliau mencari bahan untuk koleksi museum. Dengan bantuan beberapa kolega dan dilakukan secara diam-diam untuk menghindari pemburu barang antik terutama dari luar negeri, maka akhirnya terkumpul naskah-naskah Pangeran Wangsakerta.

    [​IMG]

    Siapakah Pangeran Wangsakerta? Jika dirunut dari Sunan Gunung Jati beliau adalah keturunan keenam, putra Panembahan Girilaya. Kedua kakaknya adalah Sultan Sepuh dan Sultan Anom. Nama beliau tercatat dalam perjanjian antara Cirebon dengan Kompeni tertanggal 7 Januari 1681. Dalam catatan harian Kompeni (Dagh Register) Pangeran Wangsakerta tercatat sebagai keluarga Keraton Cirebon yang lembut, cerdas dan mempunyai kemampuan memimpin.

    Pada tahun 1677 di Keraton Kasepuhan diadakan gotrasawala semacam musyawarah atau seminar jaman sekarang ini. Tujuannya untuk menyusun sejarah kerajaan-kerajaan di Nusantara. Yang diundang adalah para ahli sejarah dari berbagai kerajaaan di Nusantara, bahkan ada perwakilan dari Trengganu, Malaka (Malaysia sekarang) dan Tumasik (Singapura). Juga dilengkapi penasihat ulama Islam dari Arab dan ulama Siwa dari India. Tidak hanya itu bahkan ada utusan dari negri-negri lain sebagai peninjau dan tidak mempunyai hak suara seperti dari Mesir, Arab, India , Srilangka, Benggala, Campa, Cina, dan Ujung Mendini (Semenanjung Malaysia). Penulisan sejarah ini merupakan amanat dari mendiang Panembahan Girilaya. Sebagai penanggung jawab/tuan rumah adalah Sultan Sepuh dan Sultan Anom, sedangkan ketua penulisan naskah adalah Pangeran Wangsakerta.

    Untuk menuliskan hasil dari gotrasawala itu membutuhkan waktu 22 tahun (1677-1698 M) dan hasilnya sbb.:
    Pustaka Rajyarajya I Bhumi Nusantara, dibagi ke dalam 5 parwa (bagian) dan berjumlah 25 sarga (jilid), Pustaka Pararatwan, dibagai ke dalam 6 parwa dan berjumlah 10 jilid, Pustaka Nagarakretabhumi berjumlah 12 jilid.

    Ada beberapa pendapat di kalangan para ahli sejarah dalam hal ini, yaitu kelompok pertama yang menyatakan bahwa naskah-naskah tersebut tidak asli alias palsu dan kelompok kedua adalah kelompok yang menyatakan bahwa naskah-naskah tersebut memang benar-benar asli.

    Yang menarik perhatianku adalah uraian tentang silsilah Nararya Sanggramawijaya selaku pendiri sekaligus raja pertama kerajaan Majapahit di Jawa Timur, yang jelas-jelas bertentangan dengan bukti-bukti prasasti (peninggalan Majapahit) yang ada semacam prasasti Balawi (1227 Saka atau 1305 M) yang mana dalam hal ini Nararya Sanggrawijaya menyebut dirinya sebagai keturunan Ranggah Rajasa (Ken Arok) sang pendiri kerajaan Singosari. Dikatakan dalam kitab Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara bahwa Nararya Sanggrawijaya adalah putera dari perkawinan antara Rakryan Jayadarma dengan Dewi Singhamurti (Dyah Lembu Tal) anak Mahisa Campaka, sehingga dengan demikian Nararya Sanggramawijaya adalah keturunan Sunda yang nama aslinya adalah Rahadyan Wijaya, dan Dyah Lembu Tal adalah ibunya yang berarti seorang perempuan.

    Selain bertentangan dengan prasasti tersebut di atas (Balawi), uraian dalam kitab Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara ini bertentangan pula dengan keterangan yang dituliskan dalam naskah kuno Negarakretagama (Desawarnana) yang selesai ditulis oleh Mpu Prapanca di tahun 1287 Saka atau 1365 M (333 tahun sebelum munculnya naskah Wangsakerta dan ditulis pada jaman pemerintahan Raja Hayam Wuruk). Kitab Negarakretagama dalam Pupuh XLVII menyatakan :
    Dyah Lembu Tal itulah bapa Baginda Nata (Nararya Sanggramawijaya), dalam hidup atut runut sepakat sehati, setitah raja diturut, menggirangkan pandang, tingkah laku mereka semua meresapkan.
    Dari isi pupuh tersebut jelas-jelas ternyata bahwa Dyah Lembu Tal adalah seorang laki-laki (bukan perempuan) karena itu disebut dengan istilah "bapa".

    Berikut ini adalah silsilah lengkap Raja-Raja Singosari - Majapahit.

    [​IMG]
    Sumber gambar : http://majapahit1478.blogspot.com/2011/04/silsilah-raja-raja-majapahit.html

    Hal mana (dalam uraian tersebut) secara jelas digambarkan sebagai berikut :

    Ranggah Rajasa (Ken Arok) menikah dengan Ken Dedes dan menurunkan Mahisa Wunga Teleng, Mahisa Wunga Teleng menurunkan Narasinghamurti (Mahisa Campaka), Narasinghamurti menurunkan Dyah Lembu Tal, dan akhirnya Dyah Lembu Tal menurunkan Nararya Sanggramawijaya (atau yang terkenal dengan sebutan Raden Wijaya). Dengan demikian Nararya Sanggramawijaya adalah keturunan dari Ken Arok (Ranggah Rajasa disebut juga dengan nama Rajasa Sang Amurwabhumi).


    Tambahan :
    Nama asli pendiri Majapahit yang paling tepat adalah Nararya Sanggramawijaya dan bukan Rahadyan Wijaya (sebagaimana ditulis dalam Pustaka Rajyarajya i Bhumi Pertiwi), karena nama ini juga terdapat di dalam piagam atau prasasti Kudadu yang dikeluarkan oleh Wijaya sendiri pada tahun 1294 M. Gelar Nararya juga merupakan gelar kebangsawanan, meskipun gelar Dyah lebih sering digunakan.
     
  2. oranglokal

    oranglokal Member

    Joined:
    Dec 3, 2013
    Messages:
    26
    Likes Received:
    3
    Trophy Points:
    8
    wah rumit jg nhe sejarah,

    wah rumit jg nhe sejarah, harus pelan2 bacanya *belajar*
     
  3. Arul

    Arul Member

    Joined:
    Jul 10, 2013
    Messages:
    305
    Likes Received:
    19
    Trophy Points:
    18
    Google+:
    Gambarnya burem

    Gambarnya burem *berkeringat*
     
  4. nawi667

    nawi667 Member

    Joined:
    Jul 5, 2013
    Messages:
    113
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Google+:
    Arul wrote:

    Masuk aja ke url source gambar ........... klik gambarnya, jadi gede dah ........
     
  5. BerjuangPedia

    BerjuangPedia New Member

    Joined:
    Mar 22, 2020
    Messages:
    6
    Likes Received:
    0
    Trophy Points:
    1
    Berbicara soal sejarah memang keren dan menarik untuk diulik, wajib meluangkan waktu sedikit. Kata Bung Karno "Jas Merah"
     
  6. Fadlan Rozak

    Fadlan Rozak New Member

    Joined:
    May 22, 2020
    Messages:
    1
    Likes Received:
    0
    Trophy Points:
    1

Share This Page