Mainan Tin Toys Semakin Langka

Discussion in 'Usaha Kecil Menengah' started by erick, Sep 27, 2014.

  1. erick

    erick Member

    Joined:
    Jun 5, 2014
    Messages:
    84
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    [​IMG]

    Promomainan - Di Eropa, mainan kaleng sempat mewabah sekitar pertengahan 1800-an. Mainan ini awalnya diperuntukkan bagi anak-anak kaum bangsawan. Keluarga ningrat Eropa memesan ke produsen mainan kaleng untuk putra-putrinya.

    Denny Yuriandi, kolektor mainan kaleng, menjelaskan bahwa pembuatan tin toys alias mainan kaleng itu berawal di Jerman. Di negeri Bavaria itu, terdapat beberapa perusahaan mainan terkemuka yang memproduksi mainan. Lehman Company, misalnya, merupakan salah satu produsen mainan kaleng terkemuka yang didirikan Ernst Paul Lehman sekitar pertengahan 1800-an.

    Kualitas dari mainan produksi pabrik ini tergolong bagus mutunya pada masanya lantaran desain bentuk dan pewarnaannya menyerupai wujud aslinya dan lebih detail dibandingkan mainan kayu yang sudah ada sebelumnya. Sebut saja mobil-mobilan, motor, kereta, dan sepeda.

    Pada masa itu, produsen membuat mainan secara manual (handmade). Lantaran demikian, kuantitas produksinya pun tidak massal. Seiring perkembangan teknologi, para pengelola pabrik bisa memompa kapasitas produksinya. Hal itu berkat penggunaan mesin cetak yang memudahkan pekerja membuat pola pada baja pipih (tin plate) dalam jumlah banyak.

    Setelah pola cetakannya terbentuk, baja tersebut pun dicat kemudian dirakit dengan tangan. Lantaran kapasitas produksinya semakin bertambah, kehadiran mainan kaleng ini lama-lama menggeser mainan kayu yang sudah ada pada masa sebelumnya.

    Pada 1900, Jerman merupakan negara terbesar yang memproduksi tin toys. Bahkan telah mengekspornya ke berbagai negara. Mainan buatan Lehman Company, contohnya, menguasai 90 persen pasar dari jumlah total ekspor tersebut.

    Produksi mainan kaleng sempat terhenti ketika pecah Perang Dunia II. Pangkal persoalannya ialah ketersediaan pelat baja yang banyak tersedot ke pabrik-pabrik peralatan militer. Produksi kembali beranjak normal pascaperang surut.

    Ciri Khas
    Meski dianggap perintis mainan kaleng, Jerman bukanlah satu-satunya produsen mainan kaleng. Amerika Serikat, Prancis, Inggris, dan Rusia juga merupakan negara produsen, sedangkan di daratan Asia terdapat Jepang, Taiwan, Korea, dan Hong Kong, yang mengikuti jejak negara-negara itu sebagai pembuat mainan kaleng. Sementara China mulai dikenal di era 1970-1980-an.

    Tiap negara, kata Denny, memiliki ciri khas desain dan mutu bahan yang berbeda. Negara-negara Eropa umumnya memiliki desain yang mirip dengan wujud aslinya. Penggunaan cat yang berkualitas untuk pewarnaan dan pelat baja terbaik. Begitu pun Jepang, Taiwan, dan Hong Kong yang setali tiga uang.

    Denny mencontohkan mainan buatan Hong Kong sangat bagus karena umumnya dikelola oleh orang Inggris sehingga cita rasa dan mutunya mirip dengan bikinan Eropa. Jepang juga demikian, misalnya mainan lansiran Bandai. Kalau kualitas buatan China di bawah negara-negara itu, ujar dia.

    Mainan kaleng China cenderung berdesain imajiner dan komikal. Walhasil, detail produknya pun tidak terlalu mirip dengan wujud aslinya. Untuk harganya, mainan China sedikit lebih murah dibanding negara lain.

    Di Indonesia, benda kesayangan anak-anak buatan China itu populer pada era 1970-1980-an. Namun sayang, mainan-mainan kaleng itu mulai tergeser sejak munculnya mainan-mainan berteknologi mutakhir. Seperti mainan berbahan plastik, besi, fiberglass, dan belakangan munculnya konsol yang berbasis listrik atau mekanis. Efeknya, permintaan pasar menurun drastis sehingga pabrik merugi, lantas gulung tikar.

    Di Tanah Air, jejak langkah mainan ini agak sukar ditelusuri karena toko-toko yang menjualnya banyak yang tutup atau beralih usaha. Akibatnya, mencari mainan ini ibarat mencari jarum di tumpukan jerami sehingga harus kasak-kusuk ke berbagai pelosok daerah untuk mendapatkannya. Susah nyarinya. Kalaupun ada, hanya repro. Jadi nilai historisnya tidak ada, beber Denny. Apalagi nuansa desain klasik merupakan nilai lebih mainan itu.

    Lantaran memperolehnya sangat sulit, para kolektor biasanya sangat telaten merawat koleksinya. Apalagi debu dan air dapat merusak kualitas mainan. Oleh karena itu, untuk perawatan, seluruh bodi perlu dibersihkan dengan menggunakan kuas berbulu halus agar tidak menggores cat. Mainan juga perlu disimpan di tempat kering agar terhindar dari air atau udara lembap yang dapat membuat berkarat. Akan lebih menarik bila mainan disimpan di lemari kaca dengan efek lampu sorot. Pajangan yang tidak kalah berkelas, bukan?

    sumber : Here | mainan anak


    Code:
    Mainan anak | mainan murah | grosir mainan | mainan online | toko mainan | distibutor mainan
     
  2. Grant Verleend

    Grant Verleend Active Member

    Joined:
    Sep 10, 2014
    Messages:
    1,234
    Likes Received:
    35
    Trophy Points:
    48
    Google+:
    Sekarang jamannya Game, apalagi yang online, mainan kayak gini sudah kurang diminati, padahal jaman ku masih kecil, sering ngoleksi *huh*
     
  3. yulia

    yulia Member

    Joined:
    May 5, 2014
    Messages:
    103
    Likes Received:
    3
    Trophy Points:
    18
  4. Mulia Rifai

    Mulia Rifai Member

    Joined:
    Sep 27, 2014
    Messages:
    95
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Google+:
    jaman kecil ane nih, gak ada tablet,smartphone, atau inbox :D
     
  5. firman

    firman Member

    Joined:
    Aug 31, 2014
    Messages:
    335
    Likes Received:
    14
    Trophy Points:
    18
Loading...
Similar Threads - Mainan Toys Semakin
  1. bontilicious
    Replies:
    16
    Views:
    2,438

Share This Page