Makna Lagu “Untuk Wanita yang Sedang dalam Pelukan” (Payung Teduh)

Discussion in 'General Discussion' started by dhonnies, May 3, 2017.

Tags:
  1. dhonnies

    dhonnies New Member

    Joined:
    May 3, 2017
    Messages:
    4
    Likes Received:
    0
    Trophy Points:
    1
    Kali ini saya mencoba untuk menjadi ‘ahli tafsir’, ya bukan ahli tafsir agama atau yang macem-macem. Tapi kali ini coba menjadi ahli tafsir sebuah lagu. Walaupun masih amatiran, tapi setidaknya sudah berani mencoba.

    Lagu yang ingin saya dalami maknanya kali ini adalah sebuah lagu yang liriknya cukup asyik dan menarik. Saking asyiknya diputer berapa kali pun gak bosen. Mungkin awal-awalnya mendengar lagu ini tidak telalu enak untuk didengar. Tapi coba dah denger sekalian diresapi. Berikut ini lirik lagunya.

    Untuk Wanita yang Sedang dalam Pelukan

    Tak terasa gelap pun jatuh
    Diujung malam menuju pagi yang dingin
    Hanya ada sedikit bintang malam ini
    Mungkin karena kau sedang cantik-cantiknya

    Lalu mataku merasa malu
    Semakin dalam ia malu kali ini
    Kadang juga ia takut
    Tatkala harus berpapasan ditengah pelariannya

    Di malam hari
    Menuju pagi
    Sedikit cemas
    Banyak rindunya

    ===================​

    Mungkin sebagian kita belum tidak terlalu familiar dengan lirik diatas. Lirik yang singkat penuh dengan penafsiran. Lirik diatas adalah salah satu lagu yang kepunyaannya Payung Teduh, sebuah grup Band yang menurut saya paling ‘Juara’ dalam menciptakan kata-kata kedalam sebuah lagu.

    Semua Lagu-lagu Payung Teduh bagi saya meneduhkan, dan hampir semua lagu-lagunya merefleksikan kehidupan saya. Butuh mendengarkan berulang kali untuk memahami lirik-liriknya. Tapi salah satu lagu yang sering saya putar adalah lagu yang berjudul “Untuk Wanita yang Sedang dalam Pelukan”. Lagu ini Unik, karena dibalik lirik yang singkat, makna lagu ini dalam sekali bagi saya.

    Berdasarkan tingkat pemahaman amatir saya terhadap lagu-lagu yang memiliki lirik yang berat. Lagu ini ditujukan kepada sesosok wanita yang sedang kita cinta, akan tetapi kita tidak dapat memilikinya karena memang sudah tidak bisa.

    Dari judulnya saja “Untuk Wanita yang Sedang dalam Pelukan”. Mungkin bagi kita kalimat yang sedang dalam pelukan itu bisa bermakna ganda. Bisa jadi itu wanita kekasih kita, dan bisa jadi juga wanita yang dicinta tapi kita tidak bisa memilikinya karena sudah dimiliki orang lain.

    Biasanya lagu ini dijadikan soundtrack bagi mereka-mereka yang sedang LDR-an. Karena bagi mereka cocok dengan suasana mereka. Tapi tidak dengan saya, Lagu ini pasnya ditujukan untuk Wanita yang sudah mustahil untuk dimiliki.

    Dalam pemahaman saya untuk kalimat

    “Tak terasa gelap pun jatuh
    Diujung malam menuju pagi yang dingin”

    Menceritakan tentang susana waktu di malam hari, di mana sang aku (pengarang / pendengar yang merasakan menjadi aku di dalam lagu tersebut) sedang meratapi datangnya pagi. Dalam bait pertama, disitu menjelaskan jika keadaan waktu itu adalah memasuki malam hari, yang mana semakin malam, semakin terasa gelap dan sepi. Diujung malam berarti sebelum jam dua belas malam, kenapa? Karena setelah itu sudah memasuki waktu dini hari yang biasanya suasanya semakin dingin.

    Lanjut ke bait berikutnya

    “Hanya ada sedikit bintang malam ini
    Mungkin karena kau sedang cantik-cantiknya”

    Malam yang biasanya disinari bintang, maka Pada saat itu, malam terlihat sepi akan bintang. Kalau kata orang-orang kebanyakan, jika tidak ada bintang tandanya malam itu bakal dingin. Karena suasan yang dingin, banyak cara yang dapat dilakukan seseorang untuk menghangatkan tubuhnya, salah satu cara yang kelihatnnya absurd namun memiliki efek yang menghangatkan yaitu, mengenang kebahagiaan bersama orang yang pernah kita sayang, mungkin.

    Dalam lirik tersebut terlihat ada majas hiperbola di sana, atau mungkin ada makna yang sangat tersirat dalam bait ini. Terlihat sekali bahwa sang aku (pengarang / pendengar yang merasakan menjadi aku di dalam lagu tersebut) melihat jumlah bintang dilangit terlihat sepi karena tersipu malu akan wajah cantik dari wanita pujaan.

    Kemudiaan masuk ke bait dua yang lebih dalam lagi maknanya

    “Lalu mataku merasa malu
    Semakin dalam ia malu kali ini”

    Sepertinya untuk menafsirkan bait yang ini tidak terlalu sulit. Dengan saling memandang pasti seseorang akan menjadi malu-malu. Mungkin, pengarang lagu ini termasuk orang-orang angkatan lawas. Kenapa, karena zaman dahulu untuk memandang lawan jenis itu rasanya sungkan sekali dan malu-malu.

    Beda di zaman sekarang ini, yang jarang sekali ditemui malu-maluan saat memandang. Sekarang ini Banyak yang langsung agresif, bahakan langsung to do point mendekat untuk meminta nomor hape maupun pin untuk menggebet seseorang idamannya. Entah siapa itu pelopornya, kalau saya pribadi sih masih malu-malu untuk saling mamandang orang yang disukai, malah beraninya Cuma di dunia maya, meng-kepoin akun Instagramnya atau twitternya.

    Lanjut lagi ke bait selanjutnya

    “Kadang juga ia takut
    Tatkala harus berpapasan ditengah pelariannya”

    Pada bait kedua baris ke tiga dan empat ini yang membuatku berpikir akan makna sebenarnya dari lagu ini bukan untuk kekasih sendiri. Coba deh renungkan, takut berpapasan ditengah pelarian. Bisa kan diartikan bahwa ada seseorang yang udah punya pasangan namun melirik orang lain? Ya bisa lah, berpendapat kan bebas. Jika ada pendapat lain ya silahkan, namanya juga penafsiran pribadi.

    Seseorang itu dapat dikatakan udah punya kekasih karena ada kata pelarian. Biasanya kan pelarian diartikan berpindah tempat dari yang sebelumnya ke tempat yang lainnya. Jadi, seperti udah punya pasangan tapi melirik orang lain.

    Bisa jadi mereka berdua ini dulunya pernah saling sama-sama suka, namun salah satu diantaranya, yaitu perempuannya sudah duluan berpasangan dengan orang lain. Atau bisa juga dulunya mereka sempat jadi sepasang kekasih dan teringat kebersamaannya, namun takut untuk terjebak dalam suatu hubungan seperti masa lalu karena ingat sang perempuan sudah memiliki pasangan.

    Kemudian pada bait terakhir, yaitu bagian reffnya. Langsung ke empat barisnya

    “Di malam hari
    Menuju pagi
    Sedikit cemas
    Banyak rindunya”

    Pada malam mari yang menuju pagi itu, mereka mencemaskan akan dua hal yang berbeda. Sang lelaki mencemaskan apakah kenangan lalu dapat tercipta lagi, sedangkan sang perempuan mencemaskan hal yang sama ditambah pikirannya karena sudah memiliki pasangan baru. Kerinduan mereka memuncak kala bertemu di suasana tertentu, merindukan kenangan masalalu tetapi mencemaskan sesuatu dari presepsi masing-masing.

    Jadi, menurut saya makna dari lagu ini bukanlah untuk ditujukan kepada pasangan sendiri, melainkan pasangan orang lain, bisa dikata berada dipelukan orang lain. Apakah pencipta menjelaskan bahwa dipelukan sendiri? Tidak bukan? Maka dari itu, di sinilah kehebatan sastra ditunjukan. Dalam satu karya sastra, mampu tercipta beberapa tafsir yang berbeda-beda dari sudut pandang dan tingkat pengalaman yang berbeda-beda pula.

    Yah, ini semua hanya penafsiran ‘amatir’ saya saja. Mungkin ada banyak penafsiran tersendiri dari lagu yang berjudul “Untuk Wanita yang Sedang dalam Pelukan”. Kembali lagi, pada intinya stay kalem aja walaupun seseorang yang kita cinta tidak bisa kita miliki, percayalah semua itu pasti yang terbaik. Kalau bahasanya Payung Teduh itu “semua akan Parararam pada waktunya”.

    semua akan parararam pada waktunya (1).png
     
  2. herna silvia

    herna silvia Member

    Joined:
    Feb 25, 2017
    Messages:
    416
    Likes Received:
    49
    Trophy Points:
    28
    persis dengan yang ku alami saat ini, tapi berdanya cowonya yang udah punya cewe baru. *akhirnya*tapi dia (cowo) masih merindukan aku, dan akupun samaaaa :(
     
  3. prinawidia

    prinawidia Active Member

    Joined:
    Feb 25, 2017
    Messages:
    1,371
    Likes Received:
    63
    Trophy Points:
    48
    Sabar yaaa hidup mah da peurih :(*boohoo*
     
Loading...

Share This Page