18 Februari 2014 Yen Melemah Terhadap Dollar, Pasar Menantikan Keputusan BOJ Yen melemah terhadap hampir semua mata uang utama dunia di awal perdagangan hari ini, karena para investor menantikan keputusan BOJ yang diperkirakan akan mempertahankan tingkat suku bunga. Dollar menguat terhadap yen sebesar 0,2 persen hingga 102.10, bergerak menjauh dari level terendah dua minggu yaitu 101.37 di sesi sebelumnya. Sementara itu euro juga menguat sekitar 0,2 persen terhadap yen. Data GDP Jepang yang dirilis di hari Senin memperlihatkan bahwa perekonomian Jepang tidak sesuai harapan di kuartal ke empat tahun lalu. Data konsumen, sentimen bisnis dan ekspor mengecewakan, yang merupakan sinyal yang mengkhawatirkan menjelang rencana kenaikan pajak penjualan nasional di bulan April. Kathy Lien, managing director BK Asset Management, mengatakan bahwa pengumuman BOJ ini sepertinya tidak akan terlalu mempengaruhi yen karena diperkirakan tidak akan ada perubahan, namun ringkasan pertemuan terakhir Reserve Bank of Australia akan bisa memicu kenaikan dollar Australia. Sumber: Reuters *** Bursa Saham Asia Stabil, Dollar Berkutat Di Level Terendah 6 Minggu Serangkaian data AS yang mengecewakan menekan dollar di dekat level terendah enam minggu terhadap mata uang utama dunia di hari Selasa, sementara bursa saham Asia bergerak stabil setelah berhasil menguat di sesi sebelumnya. Indeks dollar berada di kisaran 80.114, di dekat level terendahnya di tahun ini. Sementara itu emas dan perak berada di dekat level tertingi 3 ½ bulan akibat pelemahan dollar. Nikkei 225 menguat 1,1 persen berkat koreksi yang terjadi pada yen. Melemahnya yen membuat para eksportir Jepang menjadi lebih kompetitif. “Ada garis yang memisahkan antara pasar uang dan pasar saham saat ini. Saham-saham AS sedang berada di dalam optimisme ekonomi AS namun pasar uang melihat bahwa ekonomi AS kurang baik,” demikian menurut Daisuke Uno, kepala strategi di Sumitomo Mitsui Bank. Melemahnya data AS, termasuk data manufaktur yang melemah di luar dugaan di bulan Januari serta data tenaga kerja yang tidak memuaskan dalam dua bulan terakhir, telah menekan dollar. Namun saham-saham Wall Street telah mengalami rally, di mana indeks S7P 500 bergerak di dekat level tertinggi sepanjang masa. Sementara investor berspekulasi bahwa Federal Reserve mungkin akan memperlambat pengetatan moneter, namun sebagian besar memperkirakan bahwa bank setral AS tersebut akan tetap pada rencana semula yaitu memangkas stimulus sebesar $10 milyar pada pertemuan mendatang. Pasar mungkin akan memperoleh kejelasan mengenai hal ini di hari Rabu ketika Fed mempublikasikan ringkasan hasil pertemuan terakhir yang dilaksanakan 28-29 Januari lalu. Sementara itu, Bank of Japan diperkirakan akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan mereka hari ini. Di antara sekian banyak isu yang beredar, para pedagang akan memusatkan perhatian pada pernyataan Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda tentang ekonomi negara berkembang, pertumbuhan ekonomi Jepang yang tidak terlalu baik di kuartal ke-4, dan tingkat inflasi Jepang. Sumber: Reuters IMFutures, Feb 18, 2014 #61 IMFutures Member Joined: Aug 28, 2013 Messages: 132 Likes Received: 0 Trophy Points: 16 19 Februari 2014 Euro Masih Menguat, Dollar Tertekan Oleh Penjualan Aset Euro masih bergerak menguat di hari Rabu terutama terhadap yen dan sterling, sementara itu dollar AS tertekan akibat lemahnya data ekonomi dan berita bahwa investor asing menjual aset-aset mereka di Amerika Serikat. Euro berhasil menguat ke kisaran level $1.3769, yang merupakan level terkuat dalam tujuh minggu, menembus resistasnce 1.3740. Data manufaktur New York dan perumahan yang mengecewakan menambah faktor yang harus dipikirkan oleh Federal Reserve sebelum memutuskan untuk kembali memangkas stimulus. Hal ini menekan permintaan akan USD. Berlawananan dengan nasib yang dialami Amerika Serikat, zona euro justru berhasil memperoleh modal di pasar saham sebesar 111 milyar euro. Di saat yang sama, zona euro bergembira karena berhasil mencatat rekor surplus akun berjalan sebesar 216 milyar euro di tahun 2013, sementara Amerika Serikat mengalami defisit sekitar hampir $400 milyar. Unutk saat ini, euro sedang berusaha untuk mempertahankan statusnya sebagai mata uang yang terkuat. Euro menguat 0,6 persen terhadap pound ke kisaran 0.8362 setelah melemahnya inflasi Inggris, yang mana hal ini berseberangan dengan rumor rencana kenaikan suku bunga oleh Bank of England. Sumber: Reuters *** Nikkei Terkoreksi Setelah Rally Tajam Akibat Meredanya Pelemahan Yen Nikkei terkoreksi di Rabu pagi, bergerak turun dari level tertinggi 2½ minggu yang tercatat kemarin, karena para investor melakukan aksi profit taking atas saham-saham perbankan dan eksportir karena pelemahan yen mereda. Nikkei tercatat terkoreksi 0,7 persen di pertengahan sesi pagi setelah sempat menguat sebesar 3,1 persen di hari Selasa ke kisaran level 14843.24 yang merupakan level penutupan tertinggi sejak 31 Januari. Penguatan tersebut juga merupakan penguatan terbesar sejak awal Agustus tahun lalu. Mitsubishi UFJ Financial Group melemah 1,4 persen, Sumitomo Mitsui Financial Group terkoreksi 1,6 persen dan Mizuho Financial Group jatuh 1,8 persen. Selasa kemarin, saham-saham tersebut menguat hampir 5 persen setelah Bank of Japan memutuskan untuk memperpanjang fasilitas pinjaman khusus selama setahun, dilanjutkan dari rencana semula yang semestinya kadaluarsa di akhir Maret. Para analis mengatakan bahwa pasar merespon pengumuman BOJ tersebut, namun efeknya akan segera mereda. Mereka juga menambahkan bahwa pasar membutuhkan pemicu yang lebih kuat untuk bisa menembus level resistance psikologis Nikkei di 15000 agar bisa menguat lebih tinggi. “Investor mengambil keputusan entah berdasarkan data ekonomi AS atau ekspektasi kebijakan BOJ,” kata Norihiro Fujito, ahli strategi investasi senior di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities. “Pasar terlalu banyak bergantung pada BOJ. Kami membutuhkan alasan yang substansial untuk bisa mendorong harga lebih tinggi semisal rencana pertumbuhan yang lebih kongkrit dari pemimpin kami.” Juni lalu, Perdana Menteri Shinzo Abe mengecewakan pasar mengenai kurangnya detail dari “panah ke-3 Abenomics”, yang merupakan rencana untuk mengeluarkan Jepang dari keterpurukan yang telah berlangsung cukup lama. “Jika ia tidak menyempurnakan “panah ke-3”-nya di akhir tahun fiscal ini, (maka hal itu) akan sangat mengecewakan,” kata Fujito. Sumber: Reuters IMFutures, Feb 19, 2014 #62 (You must log in or sign up to reply here.) Show Ignored Content Page 4 of 4 < Prev 1 2 3 4 Loading... Similar Threads - Market News IMFutures Instagram Marketing: 8 Cara Cerdik Meningkatkan Engagement di Instagram Menggunakan Menu Persisten Rinaldy, Aug 4, 2022, in forum: General Business Replies: 4 Views: 1,735 Rinaldy Nov 29, 2022 Facebook Marketing Bisa Meningkatkan Penjualan Produk? Agave Yonatan, Mar 18, 2021, in forum: General Business Replies: 0 Views: 1,173 Agave Yonatan Mar 18, 2021 Mau Memulai Bisnis Online? Ini Cara Yang Tepat Memilih dan Berjualan di Marketplace achbarfarizqy, Nov 20, 2020, in forum: General Business Replies: 3 Views: 1,388 HartK Nov 24, 2020 Strategi Marketing Provider SIM Card lordard, Jul 31, 2020, in forum: General Business Replies: 8 Views: 7,807 marchesale Sep 13, 2020 5 Strategi Marketing yang Wajib Dikuasai Dalam bisnis UMKM harsonoegi, May 11, 2020, in forum: General Business Replies: 0 Views: 1,294 harsonoegi May 11, 2020 Share This Page Tweet Log in with Facebook Log in with Twitter Your name or email address: Do you already have an account? No, create an account now. Yes, my password is: Forgot your password? Stay logged in
19 Februari 2014 Euro Masih Menguat, Dollar Tertekan Oleh Penjualan Aset Euro masih bergerak menguat di hari Rabu terutama terhadap yen dan sterling, sementara itu dollar AS tertekan akibat lemahnya data ekonomi dan berita bahwa investor asing menjual aset-aset mereka di Amerika Serikat. Euro berhasil menguat ke kisaran level $1.3769, yang merupakan level terkuat dalam tujuh minggu, menembus resistasnce 1.3740. Data manufaktur New York dan perumahan yang mengecewakan menambah faktor yang harus dipikirkan oleh Federal Reserve sebelum memutuskan untuk kembali memangkas stimulus. Hal ini menekan permintaan akan USD. Berlawananan dengan nasib yang dialami Amerika Serikat, zona euro justru berhasil memperoleh modal di pasar saham sebesar 111 milyar euro. Di saat yang sama, zona euro bergembira karena berhasil mencatat rekor surplus akun berjalan sebesar 216 milyar euro di tahun 2013, sementara Amerika Serikat mengalami defisit sekitar hampir $400 milyar. Unutk saat ini, euro sedang berusaha untuk mempertahankan statusnya sebagai mata uang yang terkuat. Euro menguat 0,6 persen terhadap pound ke kisaran 0.8362 setelah melemahnya inflasi Inggris, yang mana hal ini berseberangan dengan rumor rencana kenaikan suku bunga oleh Bank of England. Sumber: Reuters *** Nikkei Terkoreksi Setelah Rally Tajam Akibat Meredanya Pelemahan Yen Nikkei terkoreksi di Rabu pagi, bergerak turun dari level tertinggi 2½ minggu yang tercatat kemarin, karena para investor melakukan aksi profit taking atas saham-saham perbankan dan eksportir karena pelemahan yen mereda. Nikkei tercatat terkoreksi 0,7 persen di pertengahan sesi pagi setelah sempat menguat sebesar 3,1 persen di hari Selasa ke kisaran level 14843.24 yang merupakan level penutupan tertinggi sejak 31 Januari. Penguatan tersebut juga merupakan penguatan terbesar sejak awal Agustus tahun lalu. Mitsubishi UFJ Financial Group melemah 1,4 persen, Sumitomo Mitsui Financial Group terkoreksi 1,6 persen dan Mizuho Financial Group jatuh 1,8 persen. Selasa kemarin, saham-saham tersebut menguat hampir 5 persen setelah Bank of Japan memutuskan untuk memperpanjang fasilitas pinjaman khusus selama setahun, dilanjutkan dari rencana semula yang semestinya kadaluarsa di akhir Maret. Para analis mengatakan bahwa pasar merespon pengumuman BOJ tersebut, namun efeknya akan segera mereda. Mereka juga menambahkan bahwa pasar membutuhkan pemicu yang lebih kuat untuk bisa menembus level resistance psikologis Nikkei di 15000 agar bisa menguat lebih tinggi. “Investor mengambil keputusan entah berdasarkan data ekonomi AS atau ekspektasi kebijakan BOJ,” kata Norihiro Fujito, ahli strategi investasi senior di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities. “Pasar terlalu banyak bergantung pada BOJ. Kami membutuhkan alasan yang substansial untuk bisa mendorong harga lebih tinggi semisal rencana pertumbuhan yang lebih kongkrit dari pemimpin kami.” Juni lalu, Perdana Menteri Shinzo Abe mengecewakan pasar mengenai kurangnya detail dari “panah ke-3 Abenomics”, yang merupakan rencana untuk mengeluarkan Jepang dari keterpurukan yang telah berlangsung cukup lama. “Jika ia tidak menyempurnakan “panah ke-3”-nya di akhir tahun fiscal ini, (maka hal itu) akan sangat mengecewakan,” kata Fujito. Sumber: Reuters