Menjelajahi Karya Seni Dalam Mixed Reality Dengan The Unreal Garden

Discussion in 'Smartphone & Mobile Technologies' started by MonsterAR, Nov 22, 2018.

  1. MonsterAR

    MonsterAR Guest

    The Unreal Garden, sebuah experiential space di San Francisco kini telah menghadirkan pengalaman seni Mixed Reality (MR) yang bisa diakses oleh banyak pengguna sekaligus (Multi User).

    The Unreal Garden diproyeksikan menggunakan Microsoft HoloLens dan mulai dibuka pada tanggal 19 Oktober.
    The Unreal Garden menampilkan sembilan instalasi seni dari sepuluh seniman. Para pengunjung akan tenggelam dan hanyut ke dalam karya seni ketika mereka bergerak di sekitar ruangan, mereka dapat melihatnya dari semua sudut dan berinteraksi dengan komponen-komponen utamanya.

    Seniman yang ditampilkan di pameran termasuk Jones yang merupakan pelukis digital Android, John Park, Jasmine Pradissitto sang ahli patung, seniman abstrak Andy Thomas, duo seni konseptual kolaboratif Shuster + Moseley, Scott Musgrove sang seniman zoologi imajinatif, Werc, Ray Kallmeyer yang merupakan desainer interaktif dan founder CreateAR, dan perancang gerak dan perancang konsep, Vladislav Solovjov.



    Leila Amirsadeghi, Co-Founder & Chief Marketing Officer Onedome berkata: “Setiap bagian karya seni yang dipamerkan di The Unreal Garden melampaui genre dan realitas - memberikan Anda pengalaman 2D dan 3D ketika menjelajahi landscapenya. Dengan para seniman yang berasal dari Inggris, Rusia, Australia, Italia, Meksiko, dan AS, kami benar-benar menghadirkan pengalaman berbasis komunitas untuk menginspirasi dan menghubungkan individu secara global dan membuka dunia seni hingga ke demografi yang baru. ”

    Augmented Reality (AR) menghamparkan dunia nyata dengan dunia digital, alih-alih menggantikannya seperti yang dilakukan Virtual REality (VR). Perkembangan terbaru dapat mempercepat kemajuannya di industri dan meningkatkan status AR sebagai tren teknologi.

    Baca juga: Potensi Museum Multimedia Dalam Meningkatkan Jumlah Pengunjung Hingga Berkali-kali Lipat

    Namun, banyak kendala masih menghadapi perkembangannya. Banyak ukuran perangkat yang masih terlalu besar dan memiliki bidang pandang terbatas. Interaktivitas juga masihlah menjadi kendala, sehingga masih dibutuhkan lebih banyak pengembangan perangkat untuk dapat berinteraksi dengan dunia maya.
    Dengan banyaknya karya seni yang ditampilkan di dunia virtual ini, tidak mustahil rasanya apabila teknologi ini akan diterapkan di museum-museum dan dijadikan sebagai teknologi museum multimedia di masa depan nanti.
     
    Last edited by a moderator: Nov 22, 2018

Share This Page