Menjilat Luka Apakah Aman? Begini penjelasannya!

Discussion in 'Health & Medical' started by Achmad Try, Oct 30, 2017.

Tags:
  1. Achmad Try

    Achmad Try Member

    Joined:
    Mar 19, 2016
    Messages:
    850
    Likes Received:
    92
    Trophy Points:
    28
    Banyak orang sering menjilati luka kecil pada kulit. Entah luka itu ditusuk oleh jarum, luka lecet terjatuh, atau goresan pada benda tajam. Kebiasaan ini bukan hal yang aneh. Bahkan bagi sebagian orang, kebiasaan itu telah menjadi refleks.

    Anehnya, banyak orang tidak mengerti mengapa mereka melakukannya. Mereka hanya mengikuti kebiasaan orang-orang terdekat yang suka menjilati luka. Lalu apakah kebiasaan menjilati luka memang bermanfaat bagi kesehatan? Inilah penjelasannya!

    Zat Penyembuhan Luka pada Air liur

    Dengan menjilati luka, maka secara otomatis Anda memberi paparan air liur pada luka. Bahan kimia dalam air liur memang memiliki kemampuan untuk mempercepat penyembuhan.

    Berdasarkan penelitian, air liur manusia memiliki zat penyembuhan luka yang berasal dari mukosa oral. Mukosa mulut adalah selaput lendir yang melapisi permukaan bagian dalam mulut. Membran ini bisa menyembuhkan luka lebih cepat dari pada kulit.

    Air liur juga mengandung faktor sel protein yang diturunkan sel, yang berperan penting dalam inisiasi trombin. Thrombin sendiri memiliki peran penting dalam proses pembekuan darah. Trombin juga mengandung beberapa enzim, seperti lisozim, sistatin, peroksidase, dan defensin. Enzim ini bersifat antibakteri.

    Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2008, para ilmuwan menemukan bahwa protein kecil dalam air liur, yang disebut histatin, membantu penyembuhan luka, atau luka bakar akibat trauma. Inilah salah satu alasan mengapa mukosa oral dan luka di mulut pulih lebih cepat daripada cedera tulang atau kulit.

    Selain itu, menjilati luka atau luka ringan juga bisa membersihkan jaringan yang rusak, mati, dan terinfeksi di luka. Karena itu, daerah licked juga akan terkontaminasi secara efektif.

    Bahkan dalam sebuah penelitian yang diungkapkan dalam Journal of Experimental Medicine, para peneliti mengidentifikasi adanya protein tertentu dalam air liur manusia yang menghalangi atau mencegah pengembangan virus HIV / AIDS. Protein ini biasa disebut thrombospondin (TSP).

    Menurut para ahli di Laboratorium Riset Virus AIDS, di dalam air liur pasien HIV / AIDS hanya ada sedikit virus HIV. Namun, di cairan bagian tubuh lain ditemukan virus yang sangat besar. Mereka menyimpulkan bahwa air liur manusia sangat efektif untuk bertahan, bahkan menghentikan perkembangan virus HIV / AIDS.

    Penelitian juga menunjukkan bahwa air liur mengandung antimikroba dan antijamur yang bisa menyembuhkan jerawat. Tak hanya antimikroba dan antijamur, kandungan asam dalam air liur juga mampu mempercepat proses penyembuhan jerawat. (Yang punya jerawat, silakan jilat sendiri jerawatnya XD)

    Potensi Risiko Menjilati Luka

    Luka luka memang bisa mempercepat penyembuhan luka, namun kebiasaan tersebut juga memiliki beberapa risiko. Meski air liur manusia mengandung beberapa zat dan senyawa yang mempercepat penyembuhan luka, mulut juga merupakan rumah kebanyakan bakteri. Bakteri ini mungkin aman di mulut, tapi jika masuk ke luka luar bisa menimbulkan berbagai masalah.

    Risiko utama menjilati luka adalah infeksi, terutama pada pasien yang memiliki sistem kekebalan tubuh rendah untuk melawan penyakit menular. Ada beberapa kasus yang terkait dengan hal ini. Salah satunya adalah penderita diabetes yang ibu jarinya harus diamputasi setelah menjilati luka di bagian tubuh. Dalam kasus tersebut, pasien biasanya bertambah parah sesudahnya. Hal ini juga membuat dokter biasanya melarang menjilati luka yang masih terbuka, apalagi jika luka itu sedikit memburuk.

    Sementara itu, hewan air liur cenderung lebih efektif dalam merawat luka mereka sendiri. Para ahli berpendapat, hewan dikaruniai kemampuan ini karena mereka harus bertahan di alam liar. Hewan juga lebih sering terluka daripada manusia dan tidak memiliki akses terhadap obat tertentu. Inilah salah satu alasan mengapa banyak hewan, termasuk kucing, anjing, harimau, dan singa mengandalkan air liur mereka sendiri untuk mengobati luka.

    Intinya, menjilati luka kecil atau goresan pada kulit sangat aman. Tapi jika Anda mengalami luka parah, lebih baik tidak menggunakan mulut atau lidah untuk mengobatinya. Obati menggunakan obat luar atau hubungi dokter Anda. Namun, kulit juga memiliki kemampuan untuk menyembuhkan luka, meski lebih lambat dari pada air liur.
     
Loading...

Share This Page