Mitos dan Misteri Menanam Ari-ari Bayi

Discussion in 'Science' started by AndaiKatacom, May 9, 2014.

  1. AndaiKatacom

    AndaiKatacom Member

    Joined:
    Sep 14, 2013
    Messages:
    143
    Likes Received:
    13
    Trophy Points:
    18
    AndaiKata.com | Tiap daerah di Nusantara mempunyai adat yang berbeda dalam merawat tembuni (ari-ari) sewaktu bayi lahir. Di Jawa sendiri terdapat beberapa variasi, ada yang ditanam sesegera mungkin di rumah orang tuanya, ada yang dihanyutkan ke sungai atau laut, ada juga setelah dimasukkan ke bejana tanah (kendil) kemudian digantung pada blandar (tiang melintang) di dapur atau ruang tengah (sentong).

    [​IMG]

    Perbedaan ini tidak menjadikan masalah, seperti di daerah Jogja dan Solo kebanyakan tembuni diperlakukan dengan ditanam di tanah. Sementara disebagian wilayah Karesidenan Kedu, khususnya Wonosobo, Karesidenan Banyumas, serta di daerah sekitar Karanganyar dan Tawangmangu, para orang tua lebih suka menggantung tembuni yang dimasukkan ke dalam bejana tanah. Untuk sebagian daerah pesisir, cukup banyak orang yang lebih suka menghanyutkan (melabuh) tembuni tersebut.

    Meski ada beberapa macam cara memperlakukan tembuni, namun ada satu kesamaan, yaitu setelah dicuci dan dibersihkan dengan hati-hati menggunakan air bersih, tembuni dimasukkan ke dalam bejana tanah. Kemudian disertakan juga beberapa ’uba-rampe’ ke dalamnya. Secara detail tata-cara tersebut diuraikan dalam baris-baris Kidungan di bawah ini:

    KIDUNGAN PANGRUKTINING ARI-ARI :

    (1) Bebukane golong-galing kaki (utawa : nini), putu banteng Wulung.
    Kaki Among Nini Among kiye, lah tunggunen gusti arsa guling, sira sun opahi striya mujung.


    (2) Kakang Kawah Adi Ari-ari payo pada nglumpuk.
    mBok Nirbiyah lan Diah den age, batok bolu lan uyah ywa kari, lan arta rong duwit, dome aja kantun.


    (3) Beras abang lawan lenga wangi, miwah gantal loro.
    Tetulisan Arab lan Jarwane, den lebokken ing kendil tumuli, nganggo lawon putih, karya lemek iku.


    Tiga bait Kidungan di atas menerangkan secara gamblang perlengkapan apa saja yang harus dimasukkan ke dalam bejana tanah bersama tembuni Sang Bayi, yaitu: garam, uang sepasang, jarum yang tajam, beras merah, gantal (sirih yang digulung dana diikat) dua ikat, kertas yang bertuliskan huruf Arab, Latin dan Jawa. Sebelumnya dipersiapkan dahulu kain mori putih secukupnya sebagai alas tembuni dan berbagai perlengkapan yang menyertainya. Kemudian minyak wangi disiramkan secukupnya, kain putih dari ujung ke ujung ditangkupkan dengan rapi, terakhir kendil ditutup dengan tutupnya.

    Garam merupakan simbol kehidupan, dan nantinya si anak jika besar akan mampu ’menggarami’ dunia, agar menjadi tempat yang nikmat dan enak bagi siapa saja bak rasa masakan yang lezat. Uang menggambarkan harapan, kelak nanti sang Anak tidak akan kekurangan dalam hal materi. Berjumlah sepasang, agar dalam mencari materi dia tetap menjaga hubungan baik dengan orang-orang disekelilingnya, tidak asal ’tabrak’ dan juga agar tidak lupa bersedekah jika lebih.

    Jarum yang tajam adalah gambaran pikiran yang tajam dari sang anak. Beras merah meyimpan harapan agar sang anak tidak pernah kekurangan pangan. Dipilih Beras Merah dengan maksud apa yang dimakan memberikan kekuatan dan kesehatan bagi sang bayi. Beras Merah juga menggambarkan kejujuran dalam berusaha, dan lambang keterikatan dengan keluarga. Sedang warna merah sendiri dalam budaya Jawa menggambarkan sisi keduniawian dari kehidupan. Kertas bertuliskan huruf Arab, Jawa dan Latin, dimaksudkan agar sang anak akan menjadi anak yang beragama, cerdas secara spiritual, emosi dan rasio. Gantal (sirih) menjadikan anak tumbuh sehat dan kuat, serta kelak akan mendapat jodoh yang ideal. Kesemuanya itu beserta tembuni dimasukkan kedalam mori putih, sebagai lambang kepasrahan kepada Yang Maha Esa atas segala doa dan harapan yang dibubungkan dan daya upaya yang telah dilakukan.

    Selanjutnya kita simak lanjutan Kidungan di atas tersebut sebagai berikut:

    (4) Kutu-kutu walang ataga sami, bareng laringong.
    Kang gumremet kang kumelip kabeh, lah tunggunen gusti arsa guling sira sun opahi, jenang sungsum telu.


    (5) Dandanane saking suwarga di, batok isi konyoh.
    Batok tasik tapel lan pupuke, ana nggawa bokor lawan kendi, ana nggawa maning kebut wiyah payung.


    (6) Widadari gumrubyung nekani pra samya amomong ana ngreksa in kanan kering.
    Ana nggawa kasur lawan guling kajang sirah adi, kemul sutra alus.


    (7) Benjang lamun bayi neka nangis, ingembana gupoh.
    Marang latar pojok lor prenahe, pra leluhur rawuh anyuwuki, meneng aja nangis, jabang bayi turu.


    Bait 4, menyatakan agar si Orang Tua membuat bubur sumsum sebagai sarana penolak segala penyakit dan bahaya. Kemudian di saat akan menananam kendil berisi tembuni, Bapak dan Ibu harus berdandan rapi seperti akan pergi ke pesta. Kendil di gendong menggunakan selendang, dan dilambari kasur kecil lengkap dengan bantal dan gulingnya, serta diselimuti sutra halus. Sang Ayah berdiri di sampingnya sambil memayungi Sang Ibu yang menggendong kendil berisi tembuni, di tangan satunya membawa kebutan.

    Selanjutnya kendil tersebut dimasukkan ke dalam lubang tanah yang telah disiapkan dan ditimbun dengan rapi. Bila malam datang, tepat di atas timbunan itu diberi lampu minyak tanah (senthir), dan agar tidak mati tertiup angin ditutupi oleh kendil yang dibalik yang telah dilubangi dasarnya. Biasanya pemasangan senthir ini dilakukan minimal 35 hari (selapan) dan kadang sampai 3 bulan lamanya.

    Dalam bait terakhir, dinyatakan apabila kelak sang bayi menangis terus. Maka orang tua harus menggendongnya ke pojok utara pekarangan rumahnya, dengan maksud agar para leluhur datang untuk menghibur bayi agar tenang.


    Sumber : http://www.andaikata.com/misteri/mitos-dan-misteri-menanam-ari-ari-bayi.html#ixzz31BAgY3rA
     
  2. arielriva

    arielriva Member

    Joined:
    Jan 23, 2014
    Messages:
    295
    Likes Received:
    5
    Trophy Points:
    18
    kalo di ane sih kebanyakan di simpen, biar ntar pas udah gede pas ngeliat ari ari nya, si anaknya langsung geli dan megangin udel nya sambil linu linu gitu *berkeringat*
     
  3. ayahnyanadia

    ayahnyanadia Well-Known Member

    Joined:
    Apr 4, 2013
    Messages:
    1,369
    Likes Received:
    153
    Trophy Points:
    63
    Google+:
    Itu cuma mitos, tidak lebih. Silahkan yang ingin mengaitkannya dengan semacam kearifan lokal atau apalah. :D
     
  4. BEIM

    BEIM Active Member

    Joined:
    Mar 17, 2014
    Messages:
    1,358
    Likes Received:
    36
    Trophy Points:
    48
    iya nih,,tetangga saya kalau ada yang lahiran pasti ngubur ari-arinya.. kurang paham juga sih maknanya apa
     
  5. BEIM

    BEIM Active Member

    Joined:
    Mar 17, 2014
    Messages:
    1,358
    Likes Received:
    36
    Trophy Points:
    48
  6. katniss17

    katniss17 Member

    Joined:
    Feb 1, 2014
    Messages:
    243
    Likes Received:
    7
    Trophy Points:
    18
    Google+:
    *ketawa2*haha,, masa sihh,,, linuuuuu
     
  7. Ardilas

    Ardilas Super Level

    Joined:
    Feb 18, 2013
    Messages:
    4,243
    Likes Received:
    317
    Trophy Points:
    83
    Google+:
    Pernah lihat tetangga yang di depan rumahnya diberi kandang beserta lampu seperti foto di atas. Agak seram juga melihatnya.
     
  8. pram

    pram Well-Known Member

    Joined:
    Sep 23, 2013
    Messages:
    3,099
    Likes Received:
    161
    Trophy Points:
    63
    Google+:
    Wah ini unik juga ya... wkwkwk, itu nyimpenya di kulkas atau dimana ya biar awet? :)
     
  9. billatransport

    billatransport Member

    Joined:
    Apr 8, 2014
    Messages:
    145
    Likes Received:
    4
    Trophy Points:
    18
    Google+:
    Masyarakat atau negara yang maju biasanya menjunjung tinggi adat budaya Negaranya..jepang, cina, negara eropa, korea, dll.
     
  10. cayun

    cayun Member

    Joined:
    Feb 5, 2013
    Messages:
    661
    Likes Received:
    27
    Trophy Points:
    28
    di Bali khususnya yg beragama Hindu juga ditanam Ari" bayi nya, tapi bukan ditutup pke kurungan begitu. cuman ditanam di tanah dengan pohon disampingnya,,,
     
  11. arielriva

    arielriva Member

    Joined:
    Jan 23, 2014
    Messages:
    295
    Likes Received:
    5
    Trophy Points:
    18
    kalo ga salah di simpennya di kotak, cuma si ari ari nya di rendem di formalin dulu gitu ya, ga tau gan, waktu ari ari ane di cabut ane baru umur beberapa hari.. Jadi ga tau tuh ane kurang keliatan.. maklum lah *merokok1**ketawa4*
     
  12. pram

    pram Well-Known Member

    Joined:
    Sep 23, 2013
    Messages:
    3,099
    Likes Received:
    161
    Trophy Points:
    63
    Google+:
    aoalah ternyata di awetin menggunakan formalin, baru tahu saya :) kirain di simpan di kulkas :v
     
  13. arielriva

    arielriva Member

    Joined:
    Jan 23, 2014
    Messages:
    295
    Likes Received:
    5
    Trophy Points:
    18
    disimpen di kulkas jg bisa gan, tapi ntar takutnya ke makan ama bocah kan berabe *ketawa1*
     
  14. pram

    pram Well-Known Member

    Joined:
    Sep 23, 2013
    Messages:
    3,099
    Likes Received:
    161
    Trophy Points:
    63
    Google+:
    wkwkwk, iya juga si bisa juga nanti dikiranya daging segar malah ari-ari :v
     
Loading...

Share This Page