Pemahaman Mengenai Belajar Tuntas (Mastery Learning)

Discussion in 'Education' started by Educamp Ganesha, Aug 24, 2015.

  1. Educamp Ganesha

    Educamp Ganesha Member

    Joined:
    Nov 26, 2014
    Messages:
    100
    Likes Received:
    24
    Trophy Points:
    18
    Belajar tuntas berasumsi bahwa di dalam kondisi yang tepat semua peserta didik mampu belajra dengan baik, dan memperoleh hasil yang maksimal terhadap seluruh materi yang dipelajari. Agar pembelajaran harus dilaksanakan dengan sistematis. Kesistematisan akan tercermin dari strategi pembelajaran yang dilaksanakan, terutama dalam mengorganisir tujuan dan bahan belajar, melaksanakan evaluasi dan memberikan bimbingan terhadap peserta didik yang gagal mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

    Tujuan pembelajaran harus diorganisir secara spesifik untuk memudahkan pengecekan hasil beajar, bahan perlu dijabarka menjadi satuan-satuan belajar tertentu, dan penguasaan bahan yang lengkap untuk semua tujuan setiap satuan belajar dituntut dari para peserta didik sebelum proses belajar melangkah pada tahap berikutnya. Evaluasi yang dilaksanakan setelah para peserta didik menyelesaikan suatu kegiatan belajar tertentu merupakan dasar untuk memperoleh balikan (feedback). Tujuan utama evaluasi adalah memperoleh informasi tentang pencapaian tujuan dan penguasaan bahan oleh pesreta didik. Hasi evaluasi digunakan untuk menentukan dimana dan dalam hal apa para peserta didik perlu memperoleh bimbingan dalam mencapai tujuan sehingga seluruh peserta didik dapat mencapai tujuan dan menguasai bahan belajra secara maksimal (belajar tuntas).

    Strategi belajar tuntas dapat dibedakan dari pengajaran non belajra tuntas dalam hal berikut: (1) pelaksanan tes escara teratur untuk memperoleh balikkan terhadap bahan yag diajarkan sebagai alat untuk mendiagnosis kemajuan (diagnostic progeress test); (2) peserta didik baru dapat melangkah pada pelajaran berikutnya setelah ia benar-benar menguasai bahan pelajaran sebelumnya sesuai dengan patokan yang ditentukan; dan (3) peayanan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik yang gagal mencapai taraf penguasaan penuh, melalui pengajaran remedial (pengajaran korektif).

    Strategi belajar tuntas dikembangkan oleh Bloom, meliputi tiga bagian, yaitu: (1) mengidentifikasi pra-kondisi; (2) mengembangkan prosedur operasional dan hasi belajar; dan (3) implementasi dalam pembelajaran klasikal dengan memberikan ‘bumbu’ untuk menyesuaikan dengan kemampuan individual, yang meliputi: (1) corrective technique yaitu semacam pengajaran remedial, yang dilakukan memberikan pengajaran terhadap tujuan yang gagal dicapai peserta didik, dengan prosedur dan metode yang berbeda dari sebelumnya; dan (2) memberikan tambahan waktu kepada peserta didik yang membutuhka (sebelum menguasai bahan secara tuntas).

    Di samping implementasi dalam pembelajaran secara klasikal, belajar tuntas banyak diimplementasikan dalam pembelajaran individual. Sistem belajar tuntas mencapai hasil yang optimal ketika ditunjang oleh sejumlah media, baik hardware maupun software, termasuk penggunaan komputer (internet) untuk mengefektifkan proses belajar.
     
Loading...

Share This Page