Sebuah Sajak Tentang Jatuhnya Lion Air JT-610

Discussion in 'Poetry' started by Kang Aceng, Oct 31, 2018.

  1. Kang Aceng

    Kang Aceng Member

    Joined:
    Aug 5, 2016
    Messages:
    299
    Likes Received:
    24
    Trophy Points:
    18
    Sebuah sajak yang sangat menyentuh yang di khususkan untuk tragedi jatuhnya pesawat Lion Air JT610. Namun setelah saya baca, ternyata memiliki pesan yang sangat dalam untuk kita semua.

    [​IMG]

    Ini dia sajak karya Jayaning Hartami.


    Pada kamu yang malam tadi berdebat dengan istri. Merasa lelah mendengar keluhannya yang tak henti. Membawa kesal itu dalam tidurmu, sehingga emosi belum reda pagi ini

    Berpelukanlah sebelum pamit berangkat kerja nanti.

    Karena bisa jadi,

    Inilah waktumu melihatnya terakhir kali

    Pada kamu yang akhir-akhir ini merasa hidup berat sekali. Kelelahan mengurus rumah sendiri, tumpuk setrikaan tanpa henti, kepusingan mengatur tagihan yang datang bertubi. Lalu diam diam, kau rutuki karir suamimu yang tidak juga naik posisi

    Sambutlah ia ketika pulang nanti

    Katakan betapa bersyukurnya memiliki suami yang senantiasa bekerja keras dan menjaga kehalalan gaji.

    Ucapkan terimakasih dengan tulus hati

    Kau tidak pernah tahu,

    Bisa jadi untuk melakukannya esok, kau tak lagi punya waktu..

    Pada kamu yang hari ini merasa pusing mendengar berisiknya anak di rumah. Padahal sepulang dari kantor mata rasanya hanya ingin terpejam dan badan butuh rebah. Lalu diam diam, kau simpan itu menjadi emosi marah..

    Tersenyumlah lebar buat mereka hari ini.

    Saat hendak pergi, dan saat nanti pulang kembali.

    Luangkan waktu untuk menatap wajah mungil itu yang bercerita riang tentang hari harinya padamu. Dengarkan intonasi suaranya. Rekam baik baik binar mata dan ekspresi mereka.

    Karena sungguh bukan sebuah ketidakmungkinan,

    Besok lusa tak ada lagi kesempatan..

    Kebersamaan menahun seringkali membuat kita lebih mudah mendeteksi kekurangan, daripada menemukan kebaikan.

    Lebih lancar memberi kritik, daripada memberi apresiasi.

    Lebih cenderung mengeluh. Dan lupa mensyukuri satu sama lain.

    Padahal kita tidak pernah tahu kapan kebersamaan ini akan berhenti. Bisa jadi hari ini. Bisa jadi besok. Bisa jadi sebentar lagi.

    Hargai setiap momen yang kita punya saat ini.

    Minta maaf selagi bisa.

    Berterimakasih selagi masih ada waktu.

    Bercanda, berbincang, tertawa..., selagi kesempatan masih ada.

    Berpelukanlah.

    Selagi hangat tubuhnya masih bisa dirasa.

    Deep condolence untuk seluruh awak dan penumpang Lion Air JT610..

    Yang diantaranya ada seorang Ayah, yang pagi kemarin baru saja pamit bekerja setelah menghabiskan weekendnya untuk mengunjungi anak istri yang tinggal di Jakarta. Melepas rindu setelah sepekan tak bertemu.

    Ada juga seorang Ibu yang semalam masih bercanda dengan putri kesayangannya. Menemaninya tidur. Lalu paginya berangkat untuk dinas luar kota. Bekerja. Menjemput pahala.

    Dan ada pula seorang lelaki yang baru menikah dua hari. Kemarin pagi mengecup istrinya di bandara. Mesra. Sembari meminta doa. Sebelum terbang mencari nafkah pertamanya.

    Kita betul betul gak pernah tau.

    Bisa jadi salam yang kita berikan hari ini, adalah salam terakhir buat orang orang tercinta.

    Lakukanlah selagi bisa...

    Karya Jayaning Hartami

    Terlepas dari puisi diatas, mari kita do'akan yang terbaik untuk para korban dan keluarganya. Al-fatihah..

    Sumber : Kumparan
     
Loading...

Share This Page