Sejarah penerjemahan menjadi penting

Discussion in 'General Lifestyle' started by noer98, Mar 1, 2020.

  1. noer98

    noer98 Member

    Joined:
    Feb 4, 2014
    Messages:
    608
    Likes Received:
    54
    Trophy Points:
    28
    Google+:
    Sejarah penerjemahan menjadi penting

    Beberapa abad terakhir, kelompok minoritas serta berbagai etnis semakin menyadari identitas dan hak mereka. Mereka mulai menuntut hak atas pendidikan, media, dan layanan lain berdasar bahasa ibu mereka.

    Hal semacam ini terkadang menimbulkan konflik dengan kelompok mayoritas. Kemudian, semakin banyak negara yang merasa perlu berperan aktif serta interaktif dalam urusan internasional.

    Pada saat ini, seiring dengan dominannya negara berbahasa Inggris, bahasa Inggris menjadi bahasa diplomatik yang paling sering digunakan.

    Tetapi, tetap saja bahasa masing – masing negara sangat penting. Berbagai organisasi internasional mengakui berbagai bahasa negara-negara anggota sebagai bahasa resmi atau mendukung penggunanannya baik lisan maupun tulisan.

    Saat ini, fungsi penerjemah menjadi jauh lebih penting lagi dalam sebuah diplomasi.

    Saat ini, kesadaran akan hak linguistik meningkat pesat. Adanya deklarasi Hak Linguistik Universal pada tahun 1996 adalah salah satu hasil peningkatan kesadaran ini.

    Profesor Dietrich Kappeler, mantan direktur Akademi Studi Diplomatik Mediterania menjelaskan sejarah dalam penggunaan bahasa pada diplomasi.

    Pada masa lalu, dokumen ditulis dalam bahasa Latin. Kemudian dipertukarkan (di Eropa).

    Kemudian dengan dominasi Perancis saat itu, bahasa Perancis mereka menjadi bahasa diplomatik yang umum dipergunakan.

    Sangat banyak bahkan. Hingga, catatan diplomatik yang ditujukan kepada Kantor Luar Negeri Inggris oleh Kedutaan Amerika Serikat ditulis dalam bahasa Perancis. Mungkin mirip surat diplomatik Indonesia ke Timor Leste bisa menggunakan bahasa Inggris, yang di kedua negara sebenarnya bukan bahasa negara. Bahasa Inggris muncul sebagai bahasa diplomatik pada abad 20. Bahasa ini akhirnya menjadi dominan.

    Tetapi, pada saat yang sama, banyak negara yang bersikeras menggunakan bahasa mereka sendiri untuk berkorespondensi diplomatik termasuk menggunakannya pada dokumen diplomatik bersama. Untuk mengakomodasinya, Perserikatan Bangsa-Bangsa mulai mengakui lima bahasa yang digunakan secara internasional (Cina, Inggris, Prancis, Rusia, dan Spanyol). Kemudian bahasa Arab juga ditambahkan dengan perjanjian tidak resmi. Di Uni Eropa, mereka menerima semua bahasa anggota mereka. Sekarang, dengan semakin bertambahnya anggota, jumlah bahasa yang diterima dipastikan bertambah.

    Karena itulah, penerjemahan bahasa serta interpretasi menjadi sangat penting dalam dunia diplomatik.

    Dr Stanko Nick, Duta Besar Kroasia untuk Hongaria, menyatakan. Kurang lebih seperti ini. Bahasa dominan dalam dunia diplomatik selalu berganti. Hal ini disebabkan karena dominasi politik pemilik bahasa tersebut.

    Sesuai sejarahnya, bahasa diplomatik yang telah digunakan adalah: Acadian, sastra Cina, Yunani “koin`e”, bahasa Yunani, Latin, Arab, Turki, Spanyol, Portugis, Rusia, Italia, Belanda, Jerman, Prancis, dan saat ini adalah bahasa Inggris.

    TERJEMAHAN

    Roger Chriss, penerjemah profesional, menjelaskan peran penerjemah:

    Penerjemah adalah profesional bahasa. Mereka adalah ahli bahasa. Mereka bisa seorang penulis yang kompeten, diplomat bahkan seorang amatir terpelajar.

    Penerjemah mampu membedakan nuansa bahasa mereka dan bahasa yang diterjemahkannya. Mengerti berbagai terminologi, mengerti bahasa sehari – hari hingga mengikuti perkembangan bahasa yang terbaru.

    Penerjemah harus mampu peka terhadap perbedaan budaya (seperti diplomat) dan mengatasi masalah ini ketika menerjemahkan. Selain itu, penerjemah juga harus mengerti dasar – dasar serta beberapa detail dari hal yang mereka terjemahkan. Jika penerjemah sama sekali tidak memiliki dasar mengenai apa yang diterjemahkan, maka hasilnya akan tidak akurat. Yah, misalnya seorang insinyur menterjemahkan naskah ilmu kedokteran. Terbayang hasilnya kan?

    Salah satu masalah dalam penerjemahan (serta interpretasi) adalah biaya. Banyak organisasi yang mengatasinya dengan menggunakan sedikit “bahasa kerja” saja.

    Kelemahan lain dalam penerjemahan bahasa adalah menghasilkan dokumen yang setara dalam banyak bahasa.

    Untuk dokumen dalam bahasa kerja, kita hanya membutuhkan rekaman yang simultan. Tetapi ketika diterjemahkan, paling tidak ada seorang anggota yang bisa berbicara bahasa tersebut. Kemudian, perlu juga hasil terjemahannya diteliti ulang berdasarkan bahasa kerja untuk membuat semuanya sesuai.

    INTERPRETASI

    Vicky Cremona dan Helena Mallia, keduanya adalah penerjemah konferensi profesional, menjelaskan perbedaan antara penerjemah dan interpreter:

    Penerjemeh bekerja dengan pulpen serta kertas kosong.

    Tetapi interpreter bekerja dengan pembicara secara langsung. Ia tidak memiliki waktu untuk melakukan elaborasi ulang atau menulis ulang. Ia juga bekerja langsung dengan publik yang mendengarkan hasil penerjemahannya.

    Jenis Interpretasi

    Ada dua jenis interpretasi, yaitu berurutan serta simultan.

    Dalam interpretasi berurutan, interpreter mendengarkan pembicara dan mencatat. Ia baru menterjemahkan dalam bahasa target ketika pembicaranya menginginkan demikian.

    Interpretasi simultan tampaknya lebih sulit dilakukan. penerjemah duduk dan langsung mendengarkan pembicara melalui headphone. Terjemahan ke dalam bahasa target juga langsung dilakukan. Jarak penterjemahannya hanya beberapa detik hingga satu menit di belakang pembicara.

    Disini, intensitas penerjemahan lebih tinggi meskipun kualitasnya mungkin lebih rendah.

    Cremona dan Mallia menjelaskan bahwa mereka mengidentifikasi kata kunci untuk topik konferensi sebelum konferensi dan mendengarkan dengan saksama kata-kata itu selama pidato:

    Interpreter akan menjadi seperti bunglon, mereka menghayati topik yang sedang dibicarakan, dan menyatukan diri dengan latar belakangnya … Beberapa penerjemah tertentu memilih untuk mengkhususkan diri di bidang tertentu. Sehingga mereka memiliki keahlian dibidang ini dengan seluruh kekhasannya.

    … Seorang penerjemah harus mencari sumber informasi lain sebelumnya. Penerjemah diplomatik harus mengikuti peristiwa politik, sosial dan budaya dunia. Ia bisa mencari sumber di surat kabar lokal dan asing, jurnal yang berkaitan serta siaran berita, serta sangat disarankan memiliki pengetahuan yang sangat baik tentang sejarah dan geografi.

    Menurut Cremona dan Mallia:

    Penerjemahan di bidang diplomatik menuntut kepercayaan yang tinggi. Disini sangat penting peran penerjemah supaya komunikasi tidak menjadi kesalahpahaman diplomatik.

    Apalagi, jika ada keadaan yang tegang, penerjemah atau interpreter diharapkan tidak menambah kesalahpahaman yang ada.

    Sebagai jasa penerjemah profesional, SRJ memiliki sumber daya manusia yang mencukupi untuk menterjemahkan berbagai keperluan penerjemahan penting. Kami adalah penyedia jasa penerjemah tersumpah yang siap menerjemahkan berbagai dokumen hukum serta kontrak Anda. Selain itu, kami juga siap untuk mennerjemahkan, baik lisan ataupun tulisan semua keperluan diplomatik Anda.
     
Loading...

Share This Page