Sesuatu yang berharga tertinggal di air terjun Selanei

Discussion in 'Tourism' started by Travel gembel, Apr 21, 2017.

  1. Travel gembel

    Travel gembel Member

    Joined:
    Nov 15, 2016
    Messages:
    32
    Likes Received:
    1
    Trophy Points:
    8
    Jadi gini gaes, perjalanan ane kali ini mau ngasik tau kalian tentang suatu tempat yang kece. Suatu tempat yang hanya segelintir orang saja yang tau. Suatu tempat yang harus ane datengin kembali karna ketinggalan sesuatu yang sangat berharga. Menurut ane bisa mengunjungi tempat ajib kaya begini adalah bonus dari ngegembel ane selama explore kampung - kampung pedalaman yang ada di daerah Kab. Landak.

    Berawal dari desa Taras, waktu itu ane nggak bisa melanjutkan perjalanan karna hujan yang mengguyur. Kalau pun hujan reda sangat nggak mungkin bagiku dan Dahlan untuk melanjutkan perjalanan. Mengingat jalannya terbuat dari tanah kuning, tepung terigu dan mentega, tentu kalau di guyur hujan ni jalan akan berubah menjadi adonan kue yang mematikan bagi siapa saja yang berada diatas permukaannya. Bunuh diri mah kalau masih aja nekad melanjutkan perjalanan.

    Oh ya, kenalin Travelmate sange ane namanya Dahlan, warga desa Sekamu. Dia ane ajak jadi travelmate ane karna selain bisa nunjukin jalan (jalan gusuran dari perkebunan kelapa sawit), dia juga bisa ane andelin untuk garukin pantat ane. Multifungsi kan travelmate ane !

    Ehem, kita lanjut ke cerita intinya.
    Karna kaga bisa ngelanjutin perjalanan, otomatis kami harus bermalam. Loe jangan kira ane dan Dahlan cek in hotel. Ini kita berada di kampung kecil di tengah hutan, mana ada hotel apalagi lonte.

    Jadi kami harus mencari tumpangan di desa Taras. Berbekal senyum nyengir kuda dan suara bencong sariawan untuk nyari tumpangan, akhirnya ada satu keluarga yang mau nampung kita.

    Pada malam harinya kita ngobrol - ngobrol tentang janda , jimat , barang unik dan sampailah bercerita tentang Rombo atau air terjun yang terdapat di daerah itu. Ketika mendengar ceritajanda air terjun darah ku mengalir cepat, gairahku bangkit dan nafasku memburu ... aaaAaAAahhh , desahku

    Ane jadi nafsu nih coy , kataku pada Dahlan.
    Dahlan malah bengong kaya kebo dan nelen air liur terlihat nggak percaya dengan apa yang di dengarnya. NAFSU bang ? Tanya Dahlan kembali
    Iya ane nafsu banget nih mau crot di tempat "yang katanya" keren ama bapak itu.
    Oh aku kira nafsu apa bang kata Dahlan sekenanya bersuara rendah, sambil mengelus dada.

    Keesokan harinya setelah kita sarapan sopan sampai nambah 2 piring *itu sarapan apa makan siang sih ? aji mumpung xixixixi.

    kita pamitan ama tuan rumah yang udah nampung kami + kasik sarapan. Trus cipika cipiki dan beranjak melanjutkan perjalanan. Langkah kami di iringi isak tangis dan derai air mata ... anaknya yang baru berumur 3 tahun. Belakanganku ketahui si bocah menangis bukan karna berat berpisah dengan kami, tapi karna haus mau netek ama emaknya.

    Perang emosi membatin sebenarnya jika kami harus melanjutkan perjalanan. Itu loh, sayur dan lauk pauknya enak - enak.
    Langkah ku berat menerima kenyataan kami harus berpisah meninggalkan desa Taras. Desa dengan warganya yang baik hati dan ramah tamah manjah. Desa yang punya stok perawan cakep cakep.

    Semakin lama semakin berat langkah ini. Rupanya karna tanah kuning yang melekat pada tapak sandal merk swalow, sehingga langkah ku berat.
    Setelah melalui prosesi yang menguras emosi dan perasaan, akhirnya kami otw menuju desa Engkabak. Sebuah desa yang menjadi metting Poin menuju 3 air terjun yang menyajikan lauk pauk, tempe dan sambal belacan. Serius itu tempe ama sambelnya? Ya kaga lah nyet

    Yup betul ada 3 air terjun sekaligus berada di antara desa Engkabak dan desa Bangsal. (desa terakhir jangan salah baca yah)
    Tapi postingan kali ini ane ceritain 1 dulu ya.
    Nama air terjun ini adalah ROMBO SELANEI.
    Letaknya cukup strategis. Ada di bumi *krik ... krik ... krik .......

    Gini gini, letaknya sangat dekat dari desa Engkabak. Lokasinya pun mudah di jangkau. Tepat berada di sisi jalan antara desa Engkabak dan desa Bangsal.
    Sesampainya kami di desa Engkabak, ane langsung mendaratkan pantat yang mulai kontraksi karna udah 2hari nahan BAB. Kami pun singgah sebentar dan menjelaskan tujuan kami pada warga setempat. Setelah berbincang - bincang kami pun langsung menuju Rombo Selanei. Cuma butuh waktu 5menit (pakai motor) menuju air terjun Selanei dari desa Engkabak.

    Pertama kali melihat air terjun Selanei, hati ku gembira tak terkira. Ane dan Dahlan kejar - kejaran menuju tempat yang strategis untuk menikmati pemandangan yang indah itu. Andaikan saat itu di iringi lagu india Dil to pegel nye atau lagu kupu-kupu di atas mata air - Megy Z , pasti akan terasa sempurna perjalanan kala itu.

    Pas ada pohon tumbang persis menghadap air terjun. Ini lah tempat yang strategis untuk menikmati panorama air terjun selanei sambil be*ak, buehhh perfect dah pokoknya

    Rombo Selanei memang tidak setinggi air terjun pada umumnya. Tingginya kurang lebih cuma 2meteran. Uniknya. Walaupun tidak tinggi tapi mempunyai lebar yang cukup panjang. Sekitar 6 meteran lah. Sepintas memandang kaya niagara atau lebih tepatnya kaya mulut mpok atik.

    Tak sampai disitu saja keunikannya. POIN KE-3 INI TAK KALAH UNIKNYA *gimana udah kaya Anis Buswaydan belom ngomongnya...
    Kita bisa masuk ke kolong air terjun yang tepat berada di bawah curahan air terjun yang tumpah. Apakah disini pernah jadi tempat persembunyian rakyat dari kejaran penjajah jepang zaman dulu (bisa jadi iya) atau juga pernah jadi saksi bisu perbuatan cabul syahdu ? Karna ane nemuin kolor di daerah itu. *itu kolor loe bego', loe kan mandinya ... (sebenarnya mau tulis telanjang, tapi kaga jadi)

    Permukaan dasar curahan air yang datar dan tidak licin (padahal lantainya batu) membuat kita kaga was was takut gedubrak.
    Asli kaga licin bebatuan disini, masih licinan jidat bokap gue lah. Belum lagi pemandangan hutan hijau yang membungkus air terjun ini, membuat kita lupa diri untuk pulang. #Apalagi pas banyak utang ke' gini.

    Sayang hari itu mulai mendung, jadi kami harus bergegas kembali melanjutkan perjalanan. Suatu saat nanti ane akan kembali. Kembali merasakan separuh kenangan yang ku titipkan disini.
    Kembali mengambil sesuatu yang tertinggal kemarin ... Kolor Merk Bontex (baru beli agik tuh)

    Baca juga tips dasyat dari ane : cara memilih travelmate yang asyik di ajak traveling

    [​IMG]
    Air terjun selanei​

    [​IMG]
    Rombo selanei tampang dari samping.

    [​IMG]
    Yang pakai kaos umurnya 18+ maklumlah masih pubber.
    Yang telanjang dada, kakek warga desa Engkabak berumur 92tahun. WaoW


    Sumber cerita : sangfajar.com

    Belum TamaT
     
    Last edited: Apr 21, 2017
Loading...

Share This Page