Traveling Terus, Udah Nabung Buat DP Rumah?

Discussion in 'Tourism' started by iwen, Jan 24, 2018.

  1. iwen

    iwen Member

    Joined:
    Jun 15, 2016
    Messages:
    187
    Likes Received:
    10
    Trophy Points:
    18
    [​IMG]
    Siapa sih yang enggak suka traveling? Pastinya semua orang menyukai kegiatan yang satu ini. Traveling memang jadi solusi terbaik untuk menghilangkan stress dan penat setelah melakukan aktifitas sehari-hari, misalnya bekerja. Setidaknya orang melakukan traveling atau berpergian minimal dua kali dalam setahun. Destinasinya bisa ke luar atau di dalam negeri, menyesuaikan budget yang ada.

    Memang, sah-sah saja kalau punya hobi traveling. Eh tapi, apa kamu sudah punya sesuatu yang lebih berguna, seperti rumah?

    Generasi milenial sekarang cenderung mengabiskan uangnya untuk traveling daripada beli rumah. Alesannya, beli rumah butuh modal banyak, beda dengan traveling. Hm.. yakin? Bukannya traveling juga butuh modal banyak?

    Hati-hati lho, generasi milenial sudah diprediksi susah punya rumah di masa depan. Alasannya, kenaikan pendapatan tidak sebanding dengan kenaikan harga properti setiap tahun. Kamu pasti akan terus menabung dan menabung, belum lagi gaya hidup yang maunya serba praktis, tagihan kartu kredit, biaya pendidikan, dan traveling. Sedangkan harga properti semakin menanjak. Terus kapan dong punya rumah sendiri?

    Solusinya, coba deh kamu pilah-pilah mana yang lebih prioritas. Kamu bisa saja menunda traveling dalam beberapa waktu, dan mengalokasikan dana tersebut untuk membayar DP (down payment) rumah. Tapi, bukan berarti kamu enggak boleh traveling lho. Kalau untuk sekedar melepas penat, pasti kan tidak akan menghabiskan banyak uang kan? Kamu bisa mengunjungi tempat-tempat terdekat saja.

    Lalu, bagaimana jika hasil nabung DP rumah masih kurang?

    Tenang! Sekarang banyak perumahan atau apartemen yang menawarkan cicilan DP. Program ini merupakan siasat dari developer untuk mengakali kebijakan pengetatan uang muka hunian dari Bank Indonesia. Tawaran ini diharapkan dapat meringankan pembeli properti setelah tahu besaran uang muka yang dipatok relatif tinggi.

    Besaran cicilan dan berapa lama waktu cicilan biasanya tergantung kesepakatan antara pembeli dan developer. Nah, cara mencicil uang muka hunian ini bisa disebut kredit in-house. Beda ya, dengan KPR atau KPA. Biasanya kredit in-house cenderung fleksible. Maksudnya, kamu bisa menetapkan sendiri cicilan per bulannya sebelum akad kredit.

    Misalnya, kamu akan membeli apartemen tipe Studio di H Residence at Soetta seharga Rp 300 juta dengan cara kredit. Nah, HK Realtindo sebagai pengembang akan menawarkan cicilan DP sebesar 30% atau Rp 90 juta.

    Jadi, kamu ga perlu khawatir harus mengumpulkan 90 Juta dulu baru dapat hunian. Dengan cara ini, cukup separuhnya saja, kamu sudah bisa ‘membeli rumah’ yang diidamkan.

    Jadi, dengan 90 juta lebih baik traveling atau beli hunian?

    Baca artikel menarik lainnya di sini.
     
Loading...

Share This Page