Penggalakan soal larangan merokok sudah terseber di mana-mana, mulai dari iklan hingga himbauan dilarang merokok poster yang disebarkan di jalan-jalan dan tempat umum. Namun upaya tersebut tidak secara signifikan mengurangi konsumen perokok. Penggalakan soal larangan merokok sudah terseber di mana-mana, mulai dari iklan hingga himbauan dilarang merokok poster yang disebarkan di jalan-jalan dan tempat umum. Namun upaya tersebut tidak secara signifikan mengurangi konsumen perokok. Larangan merokok disebabkan karena beberapa zat kimia yang terkandung di dalamnya seperti tar dan nikotin yang dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit yang cukup parah. Selain upaya menggalakkan larangan merokok, upaya lain datang dari perusahaan rokok itu sendiri yang tetap ingin mengambil keuntungan tanpa dipandang “mencelakakan”. Upaya yang dilakukan perusahaan rokok adalah memasang filter rokok pada ujung rokok yang tujuan utamanya difungsikan sebagai material yang menyaring tar dan nikotin masuk lebih jauh ke dalam tubuh. Filter rokok pada dasarnya terbuat dari bahan serat sintesis yang berasal dari plastik (selulosa asetat) yang terdiri dari titanium dioksida, triacetin, minyak mineral, monolaurete sorbitan, dan monolaurete sorbitan teretoksilasi. Apakah Filter Rokok Efektif? Apakah kehadiran filter rokok efektif dalam menyaring zat-zat berbahaya agar tidak masuk ke dalam tubuh? Nyatanya berdasarkan beberapa penelitian filter rokok sama sekali tidak memiliki pengaruh yang signifikan, justru memberikan masalah-masalah baru. Berikut hal yang dapat disebabkan karena adanya filter rokok: 1. Penyebab penyakit langka. Pada awal dikembangkannya filter rokok yaitu sekitar tahun 50an, filter rokok mengandung zat crocidolite (asbes) dalam senyawa kimianya. Filter yang menjadi panas saat rokok dibakar justru akan mengantarkan partikel asbes ke dalam tubuh dan mengendap di paru-paru yang pada gilirannya akan menyebabkan asbetosis. Baca juga: Bahaya Kebiasaan Merokok di Tempat Umum Asbetosis adalah penyakit paru-paru yang ditandai dengan munculnya jaringan parut yang luas pada lapisan paru-paru. Jaringan ini akan menjadi kanker jika terus menerus terpapar zat asbes. 2. Tidak efektif mengurangi jumlah konsumsi. Bagi sebagian orang yang sudah kecanduan mengkonsumsi rokok, mereka akan tergantung dengan jumlah nikotin dan tar dalam rokok. Sehingga ketika rokok menggunakan filter yang menyebabkan nikotin yang masuk ke tubuh berkurang, mereka para pecandu tidak kehabisan akal dalam memenuhi kebutuhan tubuh canndunya akan nikotin. Upaya yang mereka lakukan adalah dengan mengkonsumsi rokok lebih banyak. 3. Mengandung zat berbahaya. Filter rokok yang terbuat dari plastik tadi ketika terbakar akan menghasilkan karbon monoksida yang ketika masuk ke dalam tubuh akan menyebabkan ketidakmampuan darah dalam menyerap oksigen sehingga akan terjadi gangguan pada tubuh, khususnya otak dan jantung. 4. Filter rokok merusak alam. Menurut beberapa penelitian filter rokok memiliki tingkat merusak alam yang lebih tinggi dibanding plastik. Hal ini disebabkan filter rokok dibuang dalam jumlah yang lebih banyak sekaligus menyimpan racun di dalamnya, sehingga makhluk-makhluk laut dan darat akan teracuni oleh filter rokok. Karena kehadiran filter rokok tidak membawa pengaruh sama sekali, penggalakkan mengenai larangan merokok tetap harus disuarakan. Dilarang merokok poster dan iklan harus semakin gencar disebarkan agar semakin banyak orang yang sadar. Idoy Maulana, Jun 12, 2019 #1 Remmy Member Joined: Dec 5, 2017 Messages: 514 Likes Received: 27 Trophy Points: 28 wah, ane kira rokok yang pakai filter lebih aman , gak tau nya bisa ada penyakit nya juga, untung deh ane bukan perokok Remmy, Jun 13, 2019 #2 (You must log in or sign up to reply here.) Show Ignored Content Share This Page Tweet Log in with Facebook Log in with Twitter Your name or email address: Do you already have an account? No, create an account now. Yes, my password is: Forgot your password? Stay logged in
wah, ane kira rokok yang pakai filter lebih aman , gak tau nya bisa ada penyakit nya juga, untung deh ane bukan perokok