WhatsApp Kena Semprot Konsumen Eropa

Discussion in 'Smartphone & Mobile Technologies' started by bimo dimas, Jul 16, 2021.

  1. bimo dimas

    bimo dimas Member

    Joined:
    Oct 26, 2020
    Messages:
    300
    Likes Received:
    1
    Trophy Points:
    18
    [​IMG]

    Merahputih.com - Konsumen Eropa melayangkan keberatan kepada Whatsapp. Perusahaan yang menaungi layanan berkirim pesan itu, Facebook, kini mendapat tuduhan dari pengguna di 'Benua Biru'. Keberatan itu berkaitan dengan penonaktifan layanan bagi pengguna yang tak melakukan pembaruan.

    Para pengguna Whatsapp di Eropa keberatan dengan kebijakan pembaruan aplikasi pada 15 Mei lalu. Awalnya, pihak Whatsapp mengharuskan pembaruan dilakukan pada 8 Februari.

    Seperti dilansir Techcrunch, The European Consumer Organisation atau BEUC, menyampaikan keluhan atas pembaruan aplikasi WhatsApp kendati sudah dimundurkan tiga bulan. Kelompok itu bersama delapan anggota mengajukan keberatan itu kepada Komisi Eropa dan Consumer Protection Corporation (CPC) khusus Eropa.

    “Keluhan ini muncul karena pemberitahuan yang berlanjut, berulang, dan mengganggu, sehingga mendorong pengguna untuk menerima pembaruan kebijakan Whatsapp. Isi pemberitahuan, sifat, waktu, dan pengulangan memberikan tekanan yang tidak diinginkan pengguna dan merusak kebebasan pilihan mereka (pengguna). Dengan demikian, pihak WhatsApp melanggar aturan Uni Eropa untuk Praktik Komersial yang tidak adil," ungkap organisasi BEUC melalui rilis pers pada Senin (12/7).

    Organisasi BEUC juga menyebut dugaan bahwa pembaruan aplikasi WhatsApp merupakan upaya ambisius perusahaan teknologi Facebook untuk mengharuskan pengguna mengikuti kebijakan pembaruan. Jika pengguna tidak melakukan pembaruan, akun Whatsapp akan dinonaktifkan. Cara itu dikritik BEUC sebagai tindakan tidak pantas dari pihak Facebook.

    Tentu saja, Whatsapp tidak berdiam diri menghadapi kecaman dari organisasi yang bergerak untuk hak-hak konsumen di Eropa tersebut. Perwakilan Whatsapp kepada Techcrunch, mengatakan, “Tindakan BEUC merupakan kesalahpahaman antara tujuan dan efek pembaruan dari ketentuan layanan. Pembaruan terbaru kami (15 Mei) menjelaskan opsi pengiriman pesan untuk akun bisnis Whatsapp dan memberikan transparansi mengenai cara kami mengumpulkan dan menggunakan data,” ungkap perwakilan WhatsApp, Senin (12/7).

    Pihak WhatsApp juga menjelaskan pihaknya tidak akan melanjutkan proses berbagi data dengan Facebook sehingga privasi pesan pengguna tetap jadi fokus perusahaan.

    Sementara itu, pihak Komisi Eropa (European Commision) mengeluarkan tanggapan mereka terkait dengan masalah konsumen Eropa kepada Techcrunch. “Komisi Eropa akan mempertimbangkan secara cermat elemen-elemen yang diajukan BEUC bersama pihak CPC Eropa untuk penyelidikan lebih lanjut terhadap masalah ini dalam beberapa minggu mendatang. Termasuk juga kemungkinan tindakan koordinasi sesuai dengan prosedur CPC,” ungkap perwakilan European Commision.

    Kebijakan pembaruan WhatsApp pada 8 Februari merupakan masa kelam aplikasi dari Ukraina itu. Banyak pengguna belum siap, sedangkan Facebook rentan kebocoran data pengguna. Akibatnya, banyak pengguna berpindah ke aplikasi Telegram, saingan WhatsApp.

    Sumber
     
Loading...

Share This Page