Yuk Intip Manfaat Daun Insulin dan Manisnya Bisnis Daun Insulin

Yakon, dinamakan pula dengan daun insulin, nama botaninya Smallanthus sonchifolia, tanaman asal Pegunungan Andes, Peru dapat buat atasi kencing manis atau diabetes (Yakon dibaca : yakong).

Tanaman ini benar-benar baru dikebunkan di Indonesia kira-kira 2-3 thn lampau sehingga namanya masihlah asing. Bandung & Yogyakarta sentra pengembangan yakon. Umbi yakon berwarna cokelat berbentuk serupa singkong. Daging umbi putih kekuningan & manis.

Bagaimanakah Yakon atau Smallanthus sonchifolia akan menyembuhkan diabetes?

Menurut Dr Sri Widowati, peneliti di Balai Besar Penelitian & Pengembangan Pascapanen Pertanian Bogor, yakon tajir insulin yg unit-unitnya terdiri dari gula-gula fruktosa yg tak mampu dicerna oleh enzim pencernaan namun difermentasi oleh usus besar. Oleh lantaran itu mengonsumsi yakon tidak mungkin saja meningkatkan kadar gula dalam darah.

Resiko hipoglikemik-penurun gula darah-yakon serta diuji oleh Manuel J. Aybar dari Departamento de Biologia del Desarrollo, Universidad Nacional de Tucuma, Argentina. Banyaknya 20 gr daun Yakon kering dilarutkan terhadap 200 ml air yg dididihkan selagi 20 menit. Sesudah dingin, ramuan disaring.

Lima daun arboloco-sebutan yakon di Kolombia-dijemur terbalik. Sesudah kering, digerus sampai membuahkan 15 gr. Serbuk daun tanaman itu dilarutkan dalam 600 ml air mendidih. Air berwarna hijau pekat itu diminum 3 kali sehari : pagi, siang, & tengah malam. diluar itu kamu sanggup teratur mengonsumsi daun yakon. Sumber dapat dibaca disini.



Tanaman Yakon - Daun Insulin

Anto Widy, pembudidaya yakon, asal Kaliurip, Wonosobo menyampaikan, pertumbuhan yakon amat sangat dipengaruhi oleh ketinggian area tanamnya. Penanaman di dataran rendah bersama ketinggian di bawah 1.000 mdpl, bakal mempengaruhi ketinggian pohon & pertumbuhan daun yg tak maksimal.

Anton memakai system stek utk menanam empat batang bibit yakon di awal budidaya. kemudian beliau membiakkan lagi batang dari empat tanaman diawal mulanya. Dari empat batang bibit yg sudah berkembang, disaat ini Anto telah mempunyai 10.000 pohon yakon di lahan seluas 1.000 meter persegi (m²) di Wonosobo.

Anto bilang, memanfaatkan bahan kimia dalam membudidaya yakon mempengaruhi hasil pertumbuhan daun menjadi berwarna hijau. Daun yakon yg baik itu jikalau kuncup berwarna merah keunguan.

Oleh maka dari itu dirinya memakai kompos buat budidaya. Utk membudidaya yakon di tanah seluas 1.000 m², Anto membutuhkan 1,5 ton pupuk kandang. "Dalam sebulan perlu anggaran Rp 300.000 buat pembelian pupuk kandang,” katanya.

Pembudidaya tanaman yakon yang lain, Roni Prananta mengemukakan, kesusahan menanam yakon terletak terhadap proses awalnya saja. Dikarenakan ditanam di Bantul yg agak panas, sehingga butuh ekstra perawatan hingga hasilnya yakon yg dia tanam sanggup beradaptasi dgn cuaca di sana. Namun kepada dasarnya yakon gampang ditanam bersama memakai system stek. kemudian bibit disiram dua kali sehari.

Roni memanfaatkan terpal buat melindungi tanaman biar tak terkena cahaya matahari serentak. Dirinya menyambung, kalau mau menanam yakon dalam skala mungil, sehingga sanggup dilakukan dalam pot atau polibag. Sementara utk budidaya dalam jumlah akbar, fasilitas tanam sebaiknya di tanah sebab tanaman ini dapat tumbuh sampai ketinggian dua meter. Elemen lain yg mesti diperhatikan, umbi yakon janganlah membusuk. Lantaran umbi yakon sanggup dimakan. Sebab rasanya manis, bisa dikonsumsi mentah. Orang di seputar Yogyakarta tidak jarang menciptakan camilan bersama kiat dikukus atau digoreng.

Harga jual daun & serbuk yakon terbilang tinggi. Anto biasa jual daun yakon Rp 200.000 per kilogram (kg). Sementara dalam wujud serbuk, harganya dibanderol Rp 400.000 per kg. Dalam sebulan, Anto dapat jual 70 kg. Bersama penjualan sejumlah itu, dia dapat meraup omzet Rp 20 juta per bln bersama laba Rp 12 juta.

Pembudidaya yakon yang lain yakni Roni Prananta asal Yogyakarta. Dirinya menanam yakon sejak 2012 di atas lahan seluas 200 meter persegi di kawasan Bantul & Gunung Lawu. Roni dibantu oleh dua orang petani lain utk membudidayakan yakon.

Roni bilang, utk menanam yakon sampai periode panen, perlu disaat 6 bulan-8 bln. Sekali panen, beliau mampu memetik 400 kg daun & 300 kg umbi basah yakon. Roni jual daun kering yakon seharga Rp 400.000 per kg & umbi basah Rp 50.000 per kg. Sekali panen, Roni sanggup meraup omzet lebih dari Rp 150 juta.

 

Kemarin sempat mengintip, mata tertusuk daunnya
Benar memang enak, direbus seperti ubi talas tapi lebih manis. Kebetulan kakak di Yogya kerja di dinas pertanian.

 

wahh ..luar biasa .. lumayan juga dijadikan bisnis, memang indonesia kaya akan obat herbal

 

Harga jual daun & serbuk yakon terbilang tinggi. Anto biasa jual daun yakon Rp 200.000 per kilogram (kg). Sementara dalam wujud serbuk, harganya dibanderol Rp 400.000 per kg. Dalam sebulan, Anto dapat jual 70 kg. Bersama penjualan sejumlah itu, dia dapat meraup omzet Rp 20 juta per bln bersama laba Rp 12 juta.

wow lahan usaha baru nih buat di jadiin kebutuhan rumah tangga.

 

G paham bentuk asli nya... Hehehe

 

kalo ngeliat penghasilan roni jadi pengen ikutan juga usaha seperti itu tapi gimana cara merawatnya??

 

Wiiih ngiler kalau ngitung duitnya, tapi sebenernya kalau dalam bahasa indonesia atau jawa ini namanya apa ya... mungkin kita udah sering lihat cuma beda nama ya... ada yang tahukah..?..

 

hati hati kang kalo lagi ngintip ngintip

 

ekstraknya ada ga ?......

 

wah baru tau tuh hahaha