Foto/SHUTTERSTOCK
Dengan semakin berkembangnya teknologi kecerdasan buatan (AI), permintaan akan pekerja dengan keterampilan di bidang AI diprediksi akan melonjak tajam dalam waktu dekat.
Menurut laporan dari Indeed, industri ini mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan, khususnya setelah beberapa tahun mengalami banyak pemutusan hubungan kerja (PHK) masal.
Tahun 2025 diharapkan akan menjadi tahun yang cerah bagi para profesional yang menguasai keahlian dalam bidang seperti machine learning dan implementasi AI di berbagai sektor.
Hannah Calhoon, VP AI di Indeed, menjelaskan bahwa tidak hanya perusahaan dalam sektor teknologi yang akan mencari tenaga ahli AI, tetapi juga perusahaan di luar sektor tersebut.
Banyak perusahaan non-teknis yang akan membutuhkan individu yang memahami cara mengintegrasikan AI ke dalam alur kerja mereka. "Yang akan mereka cari adalah orang dengan pemahaman ekosistem itu (AI) dan bisa membantu mereka menerapkan tools AI ke dalam bisnis," jelas Calhoon.
Tentu saja, ini membuka peluang besar bagi mereka yang memiliki latar belakang di bidang teknologi informasi. Beberapa posisi seperti administrator aplikasi atau arsitek solusi akan menjadi sangat dicari. Data terbaru menunjukkan bahwa di tahun 2024 saja, beberapa lowongan di bidang AI yang mengalami pertumbuhan pesat adalah peneliti senior, software engineering manager, dan research engineer.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Randstad, kebutuhan akan pengembang model natural-language processing mencapai tingkat yang signifikan, dengan total 15 persen secara global. Hal ini menunjukkan bahwa hampir setiap industri saat ini membutuhkan spesialis yang memiliki kemampuan di bidang ini. Dengan demikian, perusahaan merasa kesulitan menemukan pekerja terampil yang mampu memenuhi kebutuhan spesifik tersebut.
Dalam laporan yang sama, terjadi kenaikan signifikan dalam istilah "generative AI" yang dicantumkan dalam lowongan pekerjaan, yang menunjukkan minat yang terus meningkat dalam penggunaan teknologi ini.
Meskipun saat ini hanya 2 persen perekrut yang secara eksplisit mencari ketrampilan AI dalam deskripsi pekerjaan mereka, prediksi menunjukkan bahwa kebutuhan ini akan terus meningkat seiring dengan semakin banyaknya perusahaan yang beralih menerapkan teknologi AI.
Keberadaan bisnis kecil juga mulai beradaptasi dengan perubahan ini. Laporan dari Kamar Dagang AS menyebutkan bahwa hampir 40 persen dari bisnis kecil sudah menggunakan generative AI, dan banyak dari mereka berencana untuk mengadopsi teknologi baru dalam waktu dekat. Ini berpotensi menciptakan kebutuhan akan pemimpin yang berpengalaman di bidang AI.
Secara keseluruhan, AI tidak hanya menjanjikan untuk mengurangi beban kerja yang ada, tetapi juga menciptakan peluang pekerjaan baru yang berhubungan dengan teknologi ini. Nicole Kyle, seorang peneliti, berpendapat bahwa kemajuan dalam teknologiakan selalu membawa perubahan dalam bentuk penciptaan lapangan kerja.