RUU ‘One Big Beautiful Bill’ Trump. Foto: CBS News
Senat Amerika Serikat pada hari Selasa menyetujui paket anggaran besar yang diprakarsai Presiden Donald Trump, yang dikenal sebagai “One Big Beautiful Bill”. RUU ini berencana merombak program Medicaid, yang berpotensi membuat jutaan warga AS kehilangan akses ke asuransi kesehatan jika disetujui oleh DPR sebelum liburan 4 Juli.
Penurunan Jumlah Orang Tanpa Asuransi Kini Berisiko Terbalik
Dalam dekade terakhir, angka orang tanpa asuransi di AS nyaris turun separuh, dari sekitar 14 persen pada 2013 menjadi kurang dari 8 persen saat ini, berkat perluasan cakupan Medicaid melalui Undang-Undang Perawatan Terjangkau (ACA). Namun, RUU ini berpotensi menaikkan angka ketidakasuransian secara signifikan.
Menurut estimasi Congressional Budget Office (CBO), RUU yang disetujui Senat ini akan mengurangi anggaran Medicaid hampir $1 triliun dan menyebabkan hampir 12 juta orang kehilangan asuransi pada 2034.
Zack Levison dari KFF (Kaiser Family Foundation) mengatakan, "Pemotongan anggaran sebesar ini kemungkinan akan berdampak besar pada rumah sakit, yang mungkin harus memberhentikan staf, mengurangi layanan, atau bahkan menutup. Selain itu, hampir 12 juta orang kehilangan asuransi akan lebih sulit mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan."
Kebijakan Kerja untuk Mendapatkan Medicaid Jadi Syarat Baru
RUU ini mengusulkan persyaratan baru bagi penerima Medicaid, yakni harus bekerja atau melakukan kegiatan sukarela selama 80 jam per bulan. Selama ini, kriteria utama hanyalah pendapatan dan status disabilitas.
Orang hamil dan penyandang disabilitas akan dikecualikan. Orang tua dengan anak di bawah usia 14 tahun juga bisa mengajukan pengecualian, walaupun versi DPR memberikan kelonggaran yang lebih besar.
Namun, ada kekhawatiran serius dari para ahli kesehatan. Deborah Greenhouse, seorang dokter spesialis anak dari Carolina Selatan, mengatakan, “RUU ini akan membawa bencana bagi anak-anak yang menerima Medicaid.” Ia juga menyoroti potensi birokrasi yang kini harus dilalui orang tua, terutama jika mereka memiliki anak dengan kebutuhan khusus yang lebih tua.
Pemeriksaan Kelayakan Medicaid Lebih Sering
RUU ini juga mempersingkat frekuensi pemeriksaan kelayakan Medicaid dari setahun sekali menjadi minimal setiap enam bulan. Hal ini dinilai bisa menimbulkan kesulitan, terutama bagi mereka yang tidak fasih bahasa Inggris atau memiliki keterbatasan literasi.
Akses ke Pasar Asuransi Juga Diperketat
Tidak hanya Medicaid, RUU ini juga memperpendek periode pendaftaran terbuka untuk asuransi yang dibeli lewat pasar ACA. Selain itu, polis tidak akan diperbarui secara otomatis; pemegang polis harus memperbarui informasi pribadi agar tetap mendapat perlindungan.
Rick Pollack, Presiden dan CEO Asosiasi Rumah Sakit Amerika, menyatakan dalam suratnya ke Senat bahwa kehilangan cakupan ini “akan meningkatkan beban perawatan yang tidak dibayar bagi rumah sakit dan sistem kesehatan, yang akan mempengaruhi kemampuan mereka melayani semua pasien.”
Pembatasan Pajak Penyedia Layanan Kesehatan untuk Dana Medicaid
RUU juga membatasi penggunaan pajak penyedia layanan kesehatan, yaitu pajak yang dipungut pada rumah sakit dan fasilitas kesehatan lain yang digunakan untuk meningkatkan dana Medicaid dari pemerintah federal. Praktik ini, menurut Paragon Institute, sebuah lembaga pemikir konservatif, dianggap sebagai semacam “pencucian uang yang legal.”
Analisis CBO juga menyebutkan bahwa negara bagian kemungkinan harus mengurangi tarif pembayaran kepada penyedia layanan, layanan yang diberikan, dan jumlah pendaftar Medicaid, sebagai dampak bipolar dari pemotongan dana.
Jake Haselswerdt, profesor dari Universitas Missouri yang mengkaji Medicaid dan ACA, menuturkan, “Negara bagian harus mencari sumber lain untuk mendanai program yang kini mereka danai melalui Medicaid.”