Foto: APA/AFP via Getty Images
Austria sedang berguncang setelah terjadi penembakan yang menewaskan sepuluh orang, menjadi kejadian paling mematikan dalam sejarah kasus penembakan di negara tersebut. Penembakan terjadi di sekolah tempat pelaku sebelumnya pernah belajar.
Ribuan warga Austria menggelar aksi pengibaran lilin sebagai simbol duka cita di Graz pada Selasa malam. Polisi mengonfirmasi bahwa korban jiwa terdiri dari sembilan pelajar remaja berusia 14 hingga 17 tahun dan seorang guru berusia 59 tahun.
Pelaku, seorang pria muda berusia 21 tahun yang merupakan mantan siswa di sekolah tersebut dan diduga merasa mengalami perundungan selama di sekolah, ditemukan tewas di toilet sekolah dengan dugaan bunuh diri. Nama pelaku yang diberitakan media Austria adalah Arthur A.
Semburan kekerasan yang berlangsung pagi hari itu menyisakan trauma mendalam, di mana saksi mata dari kalangan siswa dan guru menceritakan bagaimana mereka harus membarikade diri saat tembakan keras bergema di seluruh ruang kelas.
Polisi baru mengamankan lokasi sekitar 17 menit setelah penembakan dimulai dan mulai mengevakuasi korban. Terungkap bahwa kemungkinan ada kesempatan untuk menghentikan pelaku yang terlewat, setelah diketahui dia mengirim surat wasiat bunuh diri ke ibunya.
Berikut rangkuman lengkap tragedi penembakan paling mematikan di Austria dalam beberapa dekade terakhir.
Apa yang Terjadi pada Selasa Pagi?
Dengan membawa shotgun dan pistol, pelaku masuk ke sekolah sekitar pukul 10 pagi. Guru studi agama, Paul Nitsche, yang sedang keluar dari kelas, melihat pelaku mencoba menembus pintu dengan menembakkan peluru ke kunci.
"Ini sesuatu yang bahkan tidak pernah saya bayangkan sebelumnya," kata Nitsche kepada ORF. "Situasinya begitu nyata saat saya berlari turun tangga. Saya pikir ini tidak nyata."
Video dari saksi memperlihatkan siswa bersembunyi di bawah meja saat suara tembakan bergema. Banyak dari mereka dan guru menghubungi keluarga untuk mengucapkan selamat tinggal dan menyatakan cinta mereka, menurut laporan dari Kronen Zeitung.
Seorang guru mengatakan kepada suaminya bahwa mereka aman tetapi situasinya sedang berlangsung dengan penembakan yang terus-menerus. Dalam waktu kurang dari seperempat jam, polisi sudah hadir dan menyatakan bahwa bahaya telah berakhir.
Pada saat itu, sepuluh orang telah meninggal, termasuk pelaku, dan 12 lainnya terluka. Para paramedis dihadapkan pada pemandangan mengerikan, hampir dua lusin orang mengalami luka tembak dari pelaku. Kemudian, satu korban lagi meninggal di rumah sakit, sehingga total korban tewas kemungkinan mencapai sebelas orang.
Para korban luka dibawa ke pusat terpadu untuk mendapatkan perawatan medis dan psikologis.
Siapa Korban-korbannya?
Detail tentang korban masih terbatas. Secara resmi, polisi mengonfirmasi bahwa sepuluh orang, termasuk siswa, tewas akibat pelaku. Kronen Zeitung menyebutkan bahwa korban termuda berusia 14 tahun, sedangkan yang tertua adalah seorang guru berusia 59 tahun. Pengungkapan identitas korban belum dilakukan sepenuhnya, tetapi diperkirakan setidaknya satu guru termasuk di antara yang meninggal.
Jumlah korban luka-luka disebut sebanyak 12 orang, dengan sembilan di antaranya berada dalam kondisi serius dan dua kritis. Tidak diketahui pasti apakah jumlah ini sudah diperbarui setelah konfirmasi meninggalnya korban ke-10.
Apa yang Kita Ketahui tentang Pelaku?
Pelaku, seorang pria muda berusia 21 tahun dari Graz, pernah bersekolah di sekolah yang sama dan tidak menamatkan studinya. Ia belum pernah mencatatkan perhatian polisi sebelumnya, namun setelah penggeledahan apartemennya ditemukan rencana serangan bom yang dibuang dan sebuah pipa bom yang tidak berfungsi.
Dilaporkan bahwa pelaku tinggal bersama ibunya, kakak laki-laki, dan seekor kucing. Ia dulunya merupakan siswa yang sering mengalami kesulitan selama studi, gagal menyelesaikan tahun ajaran dan keluar dari sekolah pada 2022.
Surat wasiat bunuh diri ditemukan polisi setelah penembakan terjadi, menunjukkan bahwa ia menganggap dirinya sebagai korban perundungan. Video yang dikirim ke ibunya menunjukkan niatnya melakukan aksi tersebut, namun sayangnya ibunya tidak segera membukanya dan baru menyadari setelah 24 menit sehingga terlambat mengintervensi.
Pada konferensi pers hari Selasa, polisi menyatakan bahwa pelaku diduga menembak diri sendiri di toilet sekolah. Ia diketahui membawa dua senjata api berlisensi. Penyidik masih menyelidiki motif dan alasan di balik serangan tersebut.
Apa yang Terjadi Sekarang?
Austria mengumumkan masa berkabung nasional selama tiga hari sebagai tanda dukacita atas tragedi ini. Pemerintah daerah di Styria tidak akan menggelar acara publik selama periode berkabung tersebut. Pemimpin negara dan pejabat tinggi lain mengadakan misa mengenang di Katedral Graz.
Penyelidikan masih berlangsung, dan masyarakat serta aparat bertanya-tanya bagaimana pelaku bisa melakukan serangan ini. Identitas pelaku dan motifnya belum dipastikan secara resmi. Pengumuman resmi mengenai nama dan identitas korban diharapkan akan dilakukan setelah proses identifikasi dan konfirmasi keluarga selesai.